Pengukir (Jiwa-Jiwa Sepi)

1 0 0
                                    

Hai,
Selamat pagi
Salam pramuka
Kita bertemu di pramuka

Kau hebat
Kau mampu mengukir senyum di wajahku
Senyumanmu masih terbayang dalam benakku

Kau cantik, kau ceria, kau unik
Segala hal yang kusukai ada padamu
Tapi aku masih ragu
Aku tahu hati ini belum setuju
Belum ada mawar cinta yang tumbuh
Mungkin karena aku nyaman dengan keadaan ini
Tetap disini
Selamanya seperti ini
Jangan pernah mundur
Jangan pernah maju

Aku ingin seperti ini
Bersandar dalam pelukanmu
Mengukir senyum bersamamu
Berkomedi denganmu

Tapi ...
Semua itu hanya harapan
Sekedar keinginan yang terpendam
Jiwamu disini, bersamaku
Ragamu pergi, bersamanya
Berat hati ini melihatmu bersandar padanya
Rasa ini kupendam sendiri dalam hati
Tak ada yang tahu
Bahkan temanku

Hari itu
Aku tahu kau memanggilku
Panggilanmu terdengar bahagia
Panggilanmu menyentuh hatiku
Aku ikut bahagia hari itu
"Hai, yang di depan," panggilmu hari itu
Aku ingin berpaling melihatmu
Tapi maaf, hatiku terluka

Tak lama kemudian kau menangis
Berjalan dalam pelukannya
Kau melangkah menemui sahabatmu
Meski tak tahu alasanmu, tapi aku yakin itu tentangku
Maaf aku tidak menghiburmu
Aku tak bisa, ada dia di sisimu
Ini pertama kalinya kulihat air matamu
Hatiku menyesal
Sungguh aku ingin mengulang waktu
Waktu saat kau memanggilku

Hari-hari setelah itu,
Hatiku terasa sepi
Sepi tanpamu
Wajahku kembali kaku
Kaku tanpa ukiranmu
Aku gelisah tanpamu

Kuharap kau kembali
Kembali mengukir ekspresi di wajahku
Kembali mengisi ruang di hatiku
Aku tak akan berpikir lagi tentang cinta
Aku ingin seperti hari itu

Sepertinya sia-sia
Harapanku tak akan terwujud
Dunia kita sudah berbeda
Kita tak akan berjumpa lagi
Selamat tinggal, Pengukir

—Zhany, 2021.

Puisi Pena Zhany 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang