Kenalan Sama Calon

112 9 15
                                    

"pagi ayah, tumben banget masak banyak ada apa nih?" Sungjin nyapa bapaknya dan kaget karena meja makan mereka tetiba banyak hidangan.

"bukan ayah yang masak, tadi order nggak ada waktu ayah buat masak." Sahut Seokjin mulai menyuapkan makanannya setelah Sungjin duduk.

"oh iya aku bareng ayah aja berangkatnya, Taemin izin hari ini."

"emang sakit? Perasaan pas ayah kesana semalem baik-baik aja." Seingat Seokjin pemuda sepantaran sang putra itu semalam hanya bermain ponsel saat ia mampir kesana.

"sakit hati alias galau, biasa habis ditolak cewek." Sungjin terkekeh geli saat mengingatnya.

"anak muda jaman sekarang, masalah cewek aja sampai segitunya." Seokjin geleng kepala.

"emang ayah dulu nggak begitu?" Sungjin langsung nutup mulut pas sadar omongannya salah.

"nggak usah dibahas, yang perlu kamu tahu ayah dulu nggak playboy itu aja udah." Seokjin berujar datar.

"iya..iya ayah nggak playboy, ayah berangkat jam berapa?"

"kamu kelas jam berapa? Ayah mau berangkat sekarang." Ucap Seokjin setelah menyuapkan sendok terakhirnya.

"masih 15 menit sih..."

"mending kamu berangkat sendiri ya, ayah sibuk."

"terus aku naik apa? Beliin mobil makanya biar nggak nebeng Taemin tiap hari." Protes Sungjin.

"besok kalau udah kerja ayah beliin." Sahut Seokjin. "ayo kalau mau berangkat buruan." Sungjin buru-buru minum susunya langsung ambil tas.

"udah nggak ada yang ketinggalan yakin?" Seokjin memastikan.

"nggak, ayo berangkat." Sungjin berjalan mendahului ayahnya.
.
.
.
.

"udah ya, ayah berangkat dulu. Cepet kelarin skripsinya jangan pacaran aja." Ucapan Seokjin membuat Sungjin mendengus sebal.

"apaan, nggak ada pacar aku. Dosennya aja yang nggak mau aku ajak kerja sama makanya skripsiku ngaret." Elak Sungjin.

"terserah deh, ayah duluan sampai ketemu nanti dirumah." Pamit Seokjin yang diangguki cowok jangkung itu kemudian mulai pergi dari area kampus.

Sungjin berakhir duduk di kantin sambil nunggu jam kelasnya mulai. Cowok berlesung pipi itu milih duduk sendiri dipojok kantin kayak orang ilang, sampai tepukan dibahu mengalihkan atensinya dari gawai yang dia pegang.

"tumben sendirian, mana saudara kembar lo?" Sapa cewek dengan rambut pendeknya.

"titip absen, katanya sakit." Sahutnya kembali fokus ke benda kotak ditangan pas tau siapa yang nyapa.

"sakit apa? Kemaren sehat tuh bocah kenapa mendadak sakit aneh."

"kenapa, lo khawatir sama dia?" Sungjin menaik turunkan alisnya menggoda.

"kagak elah, heran aja kemarin masih pecicilan masa tetiba sakit." Elak cewek itu.

"ngaku aja kalau khawatir, sama temen sendiri khawatir itu wajar kok." Sahut Sungjin lagi. "dia galau makanya titip absen hari ini."

"lah gue tolak terus galau? Baperan banget tuh bocah."

"lah jadi lo cewek yang dimaksud Taemin semalem waktu curhat?" Atensi Sungjin udah sepenuhnya fokus sama cewek disebelahnya.

"iya, semalem dia ngajak gue nonton terus ya gitu deh. Gila kali gue, kita ini kan sahabatan udah lama aneh lah kalau tetiba pacaran."

"kenapa emangnya? Nggak masalah kan, lagipula bukannya malah lebih asik kalau udah lama kenal? Kan udah tau bobroknya juga." Omongan Sungjin dapet hadiah sikutan dari cewek itu.

Kim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang