Riwayat dan Espresso

13 0 0
                                    

Ketika hujan yang membuatmu ingin bersumpah serapah

juga yang mengharuskanmu berhenti saat sedang di jalan

atau yang juga menghalangi kau untuk meneruskan kerjamu di sore hari

tentu disana pula kau akan merasakan sedikit gelitik di ujung mata dan hidung

karena pemandangan basah yang kau benci ini justru membuatmu tenang (atau bahkan sesak)

karena bau petrikor yang merongrong ke saluran napasmu malah mengingatkan pada masa yang baik (dulu)


Mungkin sekarang,

atau nanti,

atau sudah terlambat

Tapi kenangan buruk itu juga masih belum luntur dengan hanyutnya hidupmu (sekarang)

Pun, kalau memang hanya tinggal kenangan itu satu-satunya yang tersisa,

setidaknya, kau masih punya segelas kopi hangat

yang menemani tiap pagi dan petang (seperti senandung atau ode)

juga satu buku catatan

yang mengejawantahkan tiap nanar (seperti kamus kehidupan)


Dalam tegukan terakhir kopi itu,

kau mulai sadar bahwa rasa pahit yang akan bersisa

Dalam lembar terakhir buku itu,

kau baru mengerti bahwa sebuah awal bukanlah apa-apa

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Catatan Putus AsaWhere stories live. Discover now