Rings

313 25 0
                                    

A.N : Ini bakal jadi cerita terpanjang yang aku ketik. Semoga yang baca gak pegel 😂

○ 💍 ○

   "Mama! Kita mau kemana sih? Besok 'kan Alifah masuk sekolah ada MPLS."

Mama menatap sebentar pantulan wajah Alifah dari kaca kamar Alifah. "Makan bareng tamu di luar. Nanti jam 10 juga pulang," sahutnya.

Alifah merengut, "Tapi Mama sendiri yang bilang gak boleh tidur larut malem diatas jam 9."

Terdengar suara tawa pelan dari Mamanya, "Iya-iya, kali ini aja gak papa. Barang buat besok udah 'kan? Biar kamu lebih tenang."

Alifah hanya mengangguk, lalu masih dengan enggan ia berjalan keluar sambil membawa flatshoes dan tas kecilnya.

Papanya sudah siap, begitu pula Mamanya. Alifah duduk di kursi tengah sambil menikmati kerlip cahaya lampu jalan saat malam hari.

Sebuah restoran langganan keluarga mereka terpampang, dari kaca tengah mobil terlihat Papanya menyuruh untuk turun.

Meski sempat protes Alifah mengikuti langkah kedua orang tuanya yang sudah berjalan terlebih dahulu sambil bergandengan.

Alifah mendengus kecil melihatnya.

Tiba di lantai dua, orang tuanya berbelok menuju meja yang sudah diisi sepasang suami istri yang ia kira tak jauh umurnya dari umur orang tuanya.

   "Alhamdulillah udah dateng," sambut si Perempuan. "Iya, tadi lagi sepi jalanan, jadi agak cepet,"sahut Mamanya.

Alifah segera menyalami kedua orang tersebut sebelum akhirnya duduk disebelah kiri Mamanya.

   "Permisi, maaf baru gabung."

Mereka kompak menoleh ke arah suara, para pasangan suami istri itu tersenyum maklum sedangkan Alifah terlihat bingung.

Ia tak ingat pernah bertemu, tak kenal lebih tepatnya pada pemuda bahkan sepasang suami istri tersebut.

   "Mari duduk dulu, sebentar lagi makanannya sampai," ajak sang Suami.

Semua kembali duduk dengan tenang, Alifah duduk berhadapan dengan pemuda yang terlambat tadi, dengan terang-terangan ia memperhatikan orang didepannya secara seksama.

Melihat itu si Perempuan tertawa kecil, "Alifah lucu, ya? Ngelihatin Zaenal sampe segitunya. Padahal pernah ketemu waktu sama-sama bayi."

   "Iya, Zia. Lama nggak ketemu jadi gitu."

Alifah menundukkan kepalanya sekali merasa tak enak, namun ia agak kesal dengan perkataan orang tersebut.

Mereka ternyata pernah bertemu, namun saat masih bayi, bagaimana Alifah tidak kesal? Ia saja sudah lupa saat bayi kenangan apa saja yang terjadi, mana bisa ia mengingat wajah orang dengan sekali bertemu?

   "Gimana Zaen? Alifah makin kelihatan manis nggak sih? Bunda udah pernah nunjukin fotonya lho!"

Wah, Alifah tak menyangka, ada yang lebih ceriwis dari Mamanya.

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang