-the law of lies-

-awal kecurangan hidup-

"Tok,tok,tok"

"Tok,tok,tok"

Suara palu dipukul keras di persidangan menentukan hukuman seorang penjahat.

Seorang pria di vonis hukuman seumur hidup yang menanggung kesalahan yang tidak dia lakukan,
Semua orang di persidangan berbisik dan berbicara kasar, para wartawan dengan sigap langsung membuka laptop dan mengetik hukuman pria itu.

"Kenapa dia tidak dihukum mati saja"

"Iya,betul sekali dia orang paling menjijikan dan munafik di dunia ini!"

"Bagaimana dia bisa hidup
menanggung  perbuatan kejamnya"

Semua orang berkata kasar tentang pria tersebut dan tidak ada yang percaya dengan pria tersebut di ruang sidang.

Pria tersebut  adalah ayahku yang dihukum seumur hidup menanggung kesalahan orang lain dan di tuduh tanpa bukti.

tapi ayahku tetap tersenyum sambil memandang Diriku yang masih berusia 9 tahun bersama seorang wanita berparas cantik yang menahan air matanya jatuh,sambil menepuk punggungku dengan lembut .

"Tenang putriku yang paling cantik ayah baik baik saja kok, besok ayah bakal pulang kok, jangan nangis sebentar aja kok perginya oke" berkata Sambil mengusap matanya dan berusaha tersenyum.

Aku dan ibuku pergi keluar untuk pulang ke rumah,tapi ketika aku keluar dari pintu sidang banyak wartawan yang datang berkerumun
Mendatangi aku dan ibuku dan bertanya.

"Apakah anda dan putri anda bahagia, karna suami anda dihukum seumur hidup bukan mati?"

"Bagaimana nasib putri anda yang masih berumur 9 tahun,tapi ayahnya seorang narapidana?"

"Bagaimana kelanjutannya hidup anda dan putri anda di masa mendatang?"

Dan tiba tiba ada telur di lempar ke ibuku dan diriku ,semakin ibuku diam semakin para wartawan banyak bertanya dan orang-orang juga emosi sambil melempar telur ke diriku dan ibuku.

"Ckrekk,ckrekk,ckrekk"
"Ckrekk,ckrekk,ckrekk"

Para wartawan memotret diriku dengan cepat dan membuat mataku sakit,aku hanya bisa menutup mata dan menangis di pelukan ibu.

Di sebuah taman aku duduk di ayunan sambil menunggu ibuku yang sedang mencuci bajunya terkena telur.

di taman datanglah seorang anak laki laki bernama "cha dae jung" dia adalah teman ku satu-satunya di dunia ini. keluarga dia yang percaya dengan ayahku dan aku bahagia karna di dunia ini ada percaya dengan ayahku.

"Orang gila kenapa kamu sedih? Apakah kamu sedih karna ayahmu?
Jangan sedih,ayo senyum!!! aku percaya  dengan ayahmu kok"
sambil mengusap wajahku dan tersenyum manis kelihatan lesung pipinya.

"Sungguh dae jung,apakah kamu percaya dengan ayahku sungguh?

"Iya aku percaya kok,jangan sedih ayo senyum orang gila" sambil tertawa terkekeh.

"Aku bukan orang gila" sambil ketawa terbahak-bahak.

"Nam areum,di mana kamu"
Seorang wanita cantik memanggil putrinya yaitu ibuku,nam areum adalah nama ku artinya areum cantik.

"Aku ada disini bu"
sahut ku Lalu ibu lari kecil mendatangiku.

"Apakah lama nak?" Tanya ibu ku

"Tidak bu,jangan khawatir bu ada dae jung disini menemaniku" jawab ku sambil tersenyum lebar.

"Hai bibi hyun sun hee,bagaimana kabar mu?"
sambil tersenyum manis kelihatan lesung pipinya .