Girl's Diary

Prolog

Seseorang bilang padaku bahwa dengan bercerita ke orang lain dapat meringankan beban pikiranmu. Tidak sedikit yang setuju dengan pendapat tersebut, termasuk diriku. Tapi, ada kalanya bibir kita seolah-olah terkunci untuk mengatakannya, dan memilih untuk bilang bahwa kita baik-baik saja.

Hampir semuanya ku pendam sendiri, tapi bukan berarti aku kuat. Aku juga sama seperti kalian, hanyalah manusia biasa yang memiliki batasan. Semuanya ku tumpahkan pada sebuah buku. Bukannya aku tidak memiliki tempat untuk bercerita. Tepatnya, aku tidak tahu kepada siapa harus mengatakannya. Atau mungkin, siapa yang bisa ku percaya untuk mendengarkannya.

Tiga tahun aku bertahan menjalaninya, dengan membangun mindset yang sama setiap kali aku lelah. Sederhana, tapi ampuh untuk membuatku bertahan. Tidak hanya sekali aku memikirkan hal lain tentang "mereka". Yang mana membuatku kembali terjatuh, dan harus bangkit kembali melawan pemikiran tersebut.

Aku tidak tahu bagaimana pandangan orang lain terhadap ini. Tetapi, yang ku tulis hanyalah apa yang ku rasakan berdasarkan sudut pandang ku selama tiga tahun, dan bagiku kalian berhak menilainya.

Tetap berpikir positif tentang suatu hal memang tidaklah mudah, yang mana membuatku harus melihat ke sisi lain. Adakalanya pemikiran negatif itu muncul, menyerang ku bahkan sampai membuatku menangis. Namun, aku pernah mendengar bahwasanya energi negatif akan mendatangkan hal-hal yang negatif pula, sehingga aku berusaha untuk tetap berpikir positif untuk mengusirnya. Tidak jarang kedua pemikiran tersebut berkecamuk di kepalaku, terus terpikirkan walau terkadang sudah terlewatkan.

Semuanya tertuang dalam 3 buah buku berbeda, dan akhirnya kuputuskan untuk menggabungkannya di sini.

Tidak selalu ceritaku yang kutulis. Terkadang aku membuat sebuah gambar jika bosan, atau menuliskan lirik lagu yang sedang berputar di kepalaku, dan hal lainnya yang memenuhi kepalaku.