2 - uks

4.4K 728 60
                                    

HARUTO mengerutkan dahinya ketika merasakan sedikit pusing dan sakit pada keningnya. Dengan pandangan yang buram Haruto sedang berusaha mengerti keadaannya sekarang.

"Gue lagi di... uks?" Haruto makin kerutin dahinya.

Haruto ngedarin pandangannya sampai tiba-tiba pintu uks terbuka, disana ada temen kecilnya yang punya nama Park Jeongwoo lagi bawa kresek.

Jeongwoo yang sadar kalo Haruto udah bangun, jalan cepet deketin dia.

"Lu gapapa?" tanya Jeongwoo khawatir sambil nyentuh keningnya Haruto.

"Emang gue... kenapa?"

Jeongwoo angkat sebelah alisnya, "Lu ga ilang ingatan kan?" buat Haruto ngerutin keningnya lagi.

Tiba-tiba Jeongwoo megang kedua pipi Haruto, terus tatap tajam mata Haruto.

"Lu inget siapa gue kan?"

"H-hah?"

Perlakuan Jeongwoo bikin Haruto kaget, 'BENTAR WOY! GUE BARU BANGUN! BELUM SIAP LU LIATIN KAYA GITU!'

"Lu inget gue siapa?" tanya Jeongwoo sekali lagi, dengan sedikit mendekatkan wajahnya.

Harutonya sih terdiam, tapi pikirannya yang enggak.

'WOY WOY LAH! LU MAU NGAPAIN?!'

Melihat Haruto yang hanya terdiam tak bergerak ataupun mengeluarkan suara sedikitpun, Jeongwoo ngerutin halisnya.

"To? Lu beneran gapapa kan? Lu ga inget gue siapa?"

Jeongwoo melepaskan tangannya dari pipi Haruto, membuat pemilik pipi sedikit merasa kecewa, tapi setidaknya keadaan pikiran dan hatinya bisa kembali normal.

"Gue gapapa."

Jawaban ala kadarnya itu, Jeongwoo terlihat lega, "Baguslah, gue kira lu beneran bakal lupa ingatan soalnya kepala lu kena lemparan bola basket."

"Gue?"

Haruto menatap Jeongwoo tak percaya, dan Jeongwoo memutar bola matanya.

"Lu ga inget apa? Tadi kita lagi pelajaran olah raga dan lu dengan antengnya malah bengong di pinggir lapangan. Bengong mulu nyampe ga sadar kalo ada bola yang terbang ke arah lu, dan bahkan nyampe ga sadar anak anak kelas pada teriak ngasih tau lu."

Haruto meringis pelan, melihat Jeongwoo yang sepertinya kesal karena tingkah cerobohnya.

Jeongwoo menghela napasnya, kemudian meraih kresek hitam yang tadi dibawanya.

"Lebih baik lu makan dulu, istirahat makan siang udah kelewat, lu pingsan hampir tiga jam."

Haruto ga percaya lagi sebenarnya, tapi dia takut kalo nanya, Jeongwoo bakal kesal lagi. Jadinya dia lebih milih diam dan nurut waktu Jeongwoo kasih dia roti.

Haruto yang sibuk dengan rotinya dan Jeongwoo dengan ponselnya buat suasana di uks hening.

Suasana hening kaya gini menurut Haruto sangat gak baik, apalagi cuman berduaan sama temen kecilnya itu sangat sangat gak baik sekali.

Sebenernya kalo dulu sih Haruto bakal biasa aja, mereka sering berduaan dan sibuk masing-masing  itu hal yang biasa mereka lakuin.

Tapi sekarang Haruto gak bisa biasa aja. Dirinya yang cuman lagi berduaan di satu ruangan, bikin dia mau gak mau jadi merhatiin temen dari kecilnya itu.

Merhatiin orang yang saat ini lagi sibuk sama hpnya.

'Sejak kapan lu yang lagi main hp kaya gitu jadi keliatan semenarik ini sih Woo? Dan sejak kapan gue jadi suka merhatiin semua kegiatan lu kaya gini?'

'Lu pasti pake pelet kan?! Ngaku ga lu!'

Jeongwoo yang merasa diperhatikan, ngerutin dahinya pas dia liat Haruto lagi liatin dia pake pelototan kesel.

'Iya pasti lu pake pelet, ga mungkin Jeongwoo yang beberapa waktu lalu kospley jadi tiang berubah jadi cakep kaya gini.'

"To?"

"Apa?" balas Haruto singkat sambil ngalihin pandangannya, terus ngabisin rotinya.

"Sebenernya lu kenapa sih?"

"Emang gue kenapa?"

Haruto membalas tatapan menuntut jawabannya Jeongwoo dengan mata polosnya, membuat Jeongwoo menggeleng, tak jadi bertanya.

Haruto mengangkat kedua bahunya, tak peduli dan meminum cola yang dibelikan Jeongwoo.

Namun, baru seteguk Haruto meminumnya, dia terdiam ketika merasakan rasa yang berbeda dari minuman kesukaannya.

"Woo..." panggilnya.

"Hm?" balas Jeongwoo sekedarnya, pura-pura sibuk dengan hpnya lagi.

"Lu apain minuman gue?"

"Ga gue apa-apain...?"

Haruto menatap tajam Jeongwoo yang berusaha keras tak ingin bertatapan dengan matanya.

"Woo lu kemanain soda gue? Dari mana cola gaada sodanya?"

Jeongwoo nyengir, "Itu yang lu minum cola kan?"

"Tapi gaada sodanya. Mana ada cola tanpa soda?"

"Itu kan," Jeongwoo menunjuk cola yang dipegangnya, "Punya lu cola tanpa soda."

Haruto merengut kesal, "Gue ga terima, gue pengennya cola pake soda."

Jeongwoo mendekati Haruto kemudian mengambil cola yang dipegangnya.

"Gaada soda sodaan, lu baru bangun pingsan, gaboleh minum soda. Gue udah susah susah bikin sodanya habis, udah minum aja."

Haruto inginnya menolak, tapi Jeongwoo memaksanya membuka mulut sehingga mau tak mau dia meminum minuman yang harusnya jadi kesukaannya.

Melihat Haruto yang terpaksa minum, membuat Jeongwoo tertawa kecil.

"Nah gitu dong, nurut, anak baik jangan banyak banyak minum soda ya."

Merasakan usapan pada rambutnya, Haruto terdiam. Padahal ini bukan pertama kalinya Jeongwoo mengusap kepalanya, tapi Haruto merasa jantungnya hampir saja melompat keluar karena terlalu terkejut.

"Nih minum lagi."

Tadinya Jeongwoo yang akan memegang colanya, tetapi Haruto dengan cepat merebutnya. "Gue bisa minum sendiri."

Haruto yang terlihat semangat meminumnya, membuat Jeongwoo tersenyum lebar, dan kembali mengusak kepala Haruto.

"Haruto anak baik, Haruto ga minum soda banyak, Haruto suka ngerengek kaya bayi gede, Haruto lucu-"

BRUSH

Haruto diem, neguk ludahnya kasar, nutup mulutnya, ngeliat wajah temen kecilnya terkena semburan colanya bikin dia kaget.

CKLEK

"Lu udah bangun To? Loh Woo, lu hujan-hujanan? Tapi diluar ga hujan?"

Junghwan yang muncul dari balik pintu kebingungan, ngeliat Haruto yang senyum serba salah dan Jeongwoo yang ngusap wajahnya pasrah.

"Hwan, gue nitip ini bayi. Gue mau cuci muka dulu."

Kepergian Jeongwoo yang ga ngejelasin apapun dan Haruto yang cuman senyum bikin Junghwan makin kebingungan.

"Kalian habis ngapain?"

Haruto cuman bisa nyengir gemes.

•••

TBC

changed | jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang