Semenjak Farel mau memasak hubungannya dengan Reynard mulai membaik. Tidak ada lagi adu mulut dan adu tonjok. Reynard selalu membangunkan Farel dipagi hari, dan Farel akan membuat membuat sarapan entah roti ataupun nasi goreng.Seperti pagi ini Farel telah memasak nasi goreng dan menyusunnya di dua piring untuk dirinya sendiri dan tentu saja untuk Reynard. Reynard keluar kamar menggunakan hoodie hitam dan seragamnya. Sedangkan Farel menggunakan seragam namun tak dikancingkan pada bagian kemejanya sehingga menampakkan kaos cokelat yang ia pakai.
Mereka memakan sarapannya dengan seksama hingga ucapan Reynard memecah keheningan.
"Masih sisa nasi gorengnya?"
Farel mengangguk lalu menunjuk wajan di atas kompor yang masih berisi sedikit nasi goreng,"Masih, mau nambah?" Reynard menggeleng.
"Tolong buatin bekal," Farel mengrenyit, tak biasanya Reynard minta dibuatkan bekal. Tapi ia menurut saja. Ia menyendokkan suapan terakhir miliknya lalu bangkit mengambil kotak bekal dan menyusun sisa nasi ke kotak itu. Ia lalu memberikannya pada Reynard yang juga sudah selesai dengan sarapannya.
"Buat makan siang lo?"
"Bukan," Farel mengerutkan dahi kembali.
"Terus buat siapa?"
"Buat Erza,"
Farel mengepalkan kedua tangannya disisi celana. Ia mengambil dua piring kosong didepan lalu menaruhnya diwastafel dengan sedikit di banting sehingga menimbulkan suara rusuh. Reynard hanya menatapnya sejenak lalu bangkit membawa tas ranselnya.
"Gue duluan,"
~
Farel mengemudi motornya dengan kecepatan tinggi. Tidak peduli dengan pengendara lain yang mengumpatinya sedari tadi. Moodnya sedang dalam keadaan buruk sekali. Ia ingin segera sampai di sekolah dan bertemu dengan kedua temannya.
Ia dengan langkah besar menuju kelasnya. Segera membanting pantatnya diatas kursi disamping Haikal membuat si Haikal terlonjak kaget. Dan Jordan di belakang acuh, lebih asik bermain hp.
"Napa lo dateng-dateng mrengut?" tanya Haikal.
"Nggak mood,"
"Ciahh.. kayak cewek.. nggak mood segala," Farel menatap Haikal sinis.
"Gue lagi nggak mood dari apart bukannya dihibur malah lo bikin mood gue tambah anjlok,"
"Ya elah santai. Sini gue hibur," Haikal ingin bangkit namun dihentikan oleh pertanyaan Jordan.
"Apart?" Farel langsung bungkam.
"Emm. Rumah maksudnya mulut gue lagi belibet," Haikal hanya berhooh sedangkan Jordan menatapnya sedikit curiga namun hanya mengangguk mengiyakan.
Bel istirahat telah berbunyi beberapa saat lalu. Farel, Jordan, dan Haikal sedang duduk memakan pesanannya di meja yang biasa mereka duduki.
"Lama nggak balapan, entar gimana?" tanya Farel.
"Gue sih oke, kan cuman nonton," jawab Haikal dengan kekehan.
"Oke," jawab Jordan.
Setelahnya suasana meja itu sedikit menjadi hening, mereka menyuapkan makanan ke dalam mulut masing-masing. Hingga pandangan Farel tak sengaja melihat di meja pojok ada Reynand dengan seorang laki-laki dihadapan, yang tentu saja Farel sudah tau siapa laki-laki itu.
"Sial. Nggak napsu makan gue," batin Farel menghentikan kunyahan di mulutnya sesaat lalu meneruskannya lagi.
Reynard terlihat tersenyum beberapa kali saat berbicang dengan Erza. Membuat Farel tersenyum kecut sambil meremat sendok ditangannya. Belum lagi saat Erza menyuapkan bekal yang ia bawa tadi dan langsung di terima oleh Reynard.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOO (BXB)
Teen FictionSlow Update (!)⚠️ Seorang badboy bernama Farelion Damasya dijodohkan dengan seseorang yang beku yang notabene adalah musuhnya sendiri.