10

29.1K 2.6K 84
                                    

Pagi harinya dengan wajah kusut Haikal berjalan menuju kelas melewati koridor yang sangat ramai oleh siswa-siswi yang baru datang. Matanya tak sengaja menangkat sosok yang membuatnya merasa frustasi akhir-akhir ini. Ia mencoba mempercepat jalannya lalu menghadang langkah remaja yang menunduk itu.

Saat tepat berada di depan remaja itu, si remaja mendongakkan wajah, terlihat pucat. Secara tiba-tiba wajah itu berubah merah dan mata mulai berkaca-kaca.

"Za?" lirih Haikal. Erza tak menjawab, menunduk kembali, menahan air mata yang akan jatuh.

"Za. Gue pengen bicara," Ia mencoba meraih pundak Erza, namun Erza segera mundur.

"Gue mohon kita perlu ngomong berdua," Erza menggeleng meremat tangannya masing-masing.

"Please, gue mohon," Haikal semakin memelankan suaranya. Tapi Erza malah makin menduduk.

Semenjak kejadian itu, Erza benar-benar menghindar dari Haikal. Setiap bepergian kemanapun ia selalu waspada agar tak bertemu dengan Haikal. Ia juga akan setia di samping Reynard, berharap lelaki itu akan melindunginya walaupun sebenarnya Reynard belum tau apa yang terjadi pada dirinya dengan Haikal.

"Za.." tangan Haikal mencoba untuk meraih tangan Erza namun di tepis olehnya. Erza mendorong dada Haikal agar lelaki itu menjauh darinya.

Saat hendak berjalan meninggalkan Haikal, tiba-tiba saja kepala Erza berdenyut pusing. Penglihatannya menggelap dan pingsan. Haikal dengan sigap menangkap tubuh itu sebelum mencapai tanah.

"Zaa.. bangun Za.." Haikal menepuk-nepuk pipi Erza, berharap lelaki itu bangun. Namun Erza tak bangun juga. Haikal mengangkat tubuh itu membawanya ke UKS.

Di lain tempat Farel dan Jordan tengah bermalas-malasan di dalam kelas. Farel tengah duduk dikursinya dengan menelungkupkan kepala di lipatan lengan diatas meja. Sedangkan Jordan tengah memakai earphone sambil mengotak-atik hpnya.

"Farel! Piket!" teriak salah satu cewek kucir kuda yang tengah memegang sapu di depan kelas, membuat Farel terlonjak kaget. Itu Nola, teman Farel dari SMP. Sebenarnya bukanlah teman, hanya saja mereka selalu berada dalam kelas yang sama sejak bangku kelas 7 hingga sekarang. Membuat Nola tidak setakut teman-temannya yang lain pada Farel.

Farel menatap tajam gadis itu,"Berani teriakin gue lo?! Mau gue perawanin?!" teriak Farel membuat siswi perempuan dikelas itu bergidik, tak terkecuali Nola. Tanpa sepatah kata apapun gadis itu ngacir keluar kelas. Farel mendengus.

"Haikal belum dateng?" tanya Farel pada Jordan.

Jordan menatapnya lalu menggeleng, "Mencret kali," Farel nyengir lalu terkekeh.

"Haikal aneh akhir-akhir ini," ucap Jordan melepas earphonenya lalu memasukkannya ke dalam saku.

"Aneh gimananya?" tanya Farel mengerutkan dahi.

"Kelihatan lagi banyak pikiran. Mukanya kelihatan tertekan,"

"Tapi, tu anak emang mukanya tertekan sejak lahir," ucap Farel di akhiri tawa kecil. Jordan menoyor kepala Farel kedepan.

"Aduhh.. kok gue di tampol?"

"Itu ditoyor bukan ditampol,"

"Sama aja," Farel mendengus.

"Gue lagi serius. Dia lagi kepikiran sesuatu kayaknya," Farel manggut-manggut.

"Dia emang sering ngelamun akhir-akhir ini. Tapi gak taulah. Lo perhatian banget ya ternyata?"

TOO (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang