Young Master Damien's Pet (Bagian 1)

Bab 324 - 325. Piringku Penuh

Bab 324. Piringku Penuh part 1

Di salah satu kunjungan singkatnya di gereja, Penny baru saja menyelesaikan waktunya disaat kereta datang untuk menunggu tepat di depan gereja agar ia masuk dan dapat kembali ke rumah Quinn.

Tepat ketika ia keluar dari gereja, seorang pria datang memanggilnya,

"Lady Penelope,"

Penny menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya karena ia tidak memiliki banyak kenalan.

Hanya ada beberapa orang yang ia ajak bicara, ia mengangkat alisnya bertanya-tanya siapa pria ini,

"Maaf, Nyonya," dia adalah pria yang lebih tinggi darinya. Pakaiannya terlihat kasar dan kotor yang membuat orang mengira pria ini pernah tinggal di hutan atau seorang pengelana.

Penny menilai dengan cepat sepatu bot yang dikenakan pria itu yang berlumuran tanah dan lumpur. Seolah-olah sudah lebih dari berminggu-minggu sejak terakhir kali dibersihkan.

Dengan musim dingin yang telah tiba di tanah Bonelake, Penny menilai pria itu adalah seorang pengelana sampai ia melihat anak panah mengintip dari belakang pria itu di mana jubahnya menutupi punggungnya.

Pria itu bukan orang biasa tapi seorang pemburu.

Oh baik, batin Penny.

Seolah satu dan dua tidak cukup, ia mungkin akan memiliki orang lain untuk mengawasinya.

"Iya?" Penny berkata selagi tangannya yang bertumpu pada pintu kereta dan terus memegangnya sebelum perlahan meluncur ke bawah.

"Saya Caymond Turner. Saya berharap untuk mengajukan beberapa pertanyaan. Saya harap Anda tidak sibuk, jika Anda sibuk," kata pria itu,

"Saya bisa menemani Anda di dalam gerbong sehingga kita dapat menghemat waktu,"

Pria itu mempunyai goresan di sekitar rahangnya. Matanya menatap Penny dengan malas karena sedikit miring yang membuatnya bertanya-tanya apakah pria itu cukup tidur, karena ada bayangan di bawah mata pria itu.

Penny tidak tertarik naik kereta bersama seorang pemburu penyihir,

"Ada apa?" tanya Penny, matanya bergerak mengikuti pemandangan pria yang menatapnya.

"Apakah Anda ingin duduk?" Pria itu bertanya padanya, menunjukkan tangannya ke arah kursi kosong yang terbuat dari semen di luar gereja.

Penny berjalan menuju kursi dan meletakkan pantatnya di permukaan. Tangannya berada di pangkuannya.

"Saya bertanya-tanya mengapa nama anda belum terdaftar di daftar dewan tentang penyihir putih," kata pria itu langsung ke pokok permasalahan.

Penny menatapnya kosong, "Penyihir putih?"

"Ya," pria itu membenarkan.

"Mungkin itu karena saya manusia, Tuan Turner," jawab Penny, kata-katanya percaya diri dan tegas, tetapi pemburu penyihir itu telah bertemu dengan banyak penyihir yang mencoba melarikan diri dengan kebohongan.

Mereka selalu hampir sama dan yang ini tidak lebih baik.

"Sungguh aneh bagi manusia biasa untuk terus mengunjungi gereja hampir tiga hingga empat hari dalam seminggu. Saya minta maaf karena tidak mengawasi Anda," kata pria itu, matanya beralih dari wanita itu ke kereta yang sedang melewati mereka.

"Saya akan menyebutkan itu menguntit, Tuan Turner. Saya yakin Anda dan saya sama-sama tahu mengapa kita mengunjungi gereja. Untuk berdoa," kata Penny, bersandar sedikit ke belakang dan kemudian berkata,