Part 7~Mereka Kembali~

3.7K 268 9
                                    

Comment kalau ada typo:)
Oke?

•••

Kamu bertingkah seakan kamu baja.
Padahal kamu seperti gelas kaca.
Yang terlihat kokoh namun rapuh dalam satu hantaman saja.
Tipu mereka dengan tawa.
Tetapi menangislah dalam dekap saya.
~mathewgaraga~

Hanya pecundang yang melukai perempuan sepertimu.
Perempuan berhati mulia namun berkali kali dipatahkan.
Tetap kuat sebelum bahagia menghampirimu.

Karena saya bukan penyebab kebahagian itu.
~alakadiktaarava~

•••

Author POV

Seorang cowo berwajah rupawan tengah melamun. Tanpa memperdulikan riuh piuh dari teman temannya yang kini tengah berkumpul di warung dekat sekolah.

Jangan tanyakan bagaimana tampilan mereka saat ini. Yang pasti jauh dari kata rapi bagi seorang pelajar pada umumnya. Namun, malah memberi aura ketampanan yang bertambah.

Bahkan, setiap siswi yang lewat tidak bisa mengedipkan matanya melihat sekumpulan cowo cowo itu.

"Woy!!" Rangga, salah satu cowo mengagetkan lelaki yang sedari tadi hanya mengamati tingkah temannya dengan diam.

"..." Hanya tatapan tajam yang diberikan kepada Rangga tanpa ada niatan untuk membalas, membuat cowo yang seragamnya sudah dilepas dan menampakkan kaos hitam itu meringis mendapat tatapan tajam itu.

"Lo kenapa Thew?" Tanya seorang cowo yang baru datang dengan tampilan yang masih rapi.

"Nggak."

"Rapi amat lo bos padahal udah jam segini?!" Tanya arel ngegas yang kini duduk dengan hp dalam genggamannya.

"Yahhh... Dikta mah selalu rapi kali. Emang lo! Baru berangkat sekolah aja udah kucel." Sewot Bara. Cowo dengan hodie hitam yang membuat ketampanannya berkali lipat.

"B*ngs*t! lo Bar." Umpat Arel dengan menggebrak meja.

"Mencium bau pertemanan gue." Ucap Beri. Cowo dengan muka baby face, namun sangatlah tampan.

"Pertengkaran Ber." Koreksi Rangga.

"Iya. Itu maksud gue."

Arel bangkit dan menghampiri Bara dengan tatapan elangnya. Membuat seluruh cowo yang ada di warung menatap ke arah Arel dan Bara yang masih tenang tenang saja.

Kedua tangan Arel mencengkram kedua bahu Bara. Keadaan sangatlah hening, bahkan suara deru nafas saja terdengar dengan jelas.

"Tapi lo bener Bar. Hahahhaha." Tawa Arel menggelegar ke seluruh penjuru.
Membuat semua orang mendengus lelah dan saling mengumpat.

"Gue kira berantem njir."

"Nggak seru."

"Harusnya berantem. Baru seru."

"*Nj*ng. Gua udah nunggu."

"B*ngs*t. Emang lo berdua."

Mereka semua yang tadinya berdiri langsung kembali ke tempat masing masing.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang