Bab 7

3K 437 141
                                    

ekhem... ding dong.. Gubernur Kim hadir setelah sibuk ngurus provinsi (tetep masih sibuk si)

.

.

.

"Seungji.. bayi yang manis." Yoongi tersenyum ketika Serin memuji putranya. Ia tengah bersama Ibu Gubernur sementara Hoseok tengah menemani Namjoon di halaman samping. Dengan dua cangkir teh hangat dan cookies buatan Yoongi, Hoseok mengajak Namjoon untuk sedikit bersantai.

"Apa minum susunya banyak?" Serin kembali berbicara.

"Ya.. dia sangat rakus." Yoongi tertawa mengingat Seungji yang mampu menghabiskan dua botol susu. "Tapi aku masih mengontrolnya."

"Apa dia suka terbangun ketika malam?"

"Ya.. aku dan Hoseok akan bergantian menjaga Seungji. Terkadang dia susah sekali untuk tidur. Sebenarnya aku tidak tega ketika Hoseok menyuruhku tidur sementara dia terjaga menjaga Seungji, tapi dia selalu memaksaku untuk tidur."

Serin terkekeh mengelus pipi Seungji dengan pelan. "Sayang sekali dia tidur, aku ingin bermain dengannya."

"Kau.. sudah ingin memiliki anak?"

Serin tersenyum lalu mengangguk. "Tapi Tuhan belum memberi kami kesempatan, mungkin nanti, kita harus sedikit bersabar."

"Apa.. Gubernur Kim juga sangat menantikannya?"

Serin menatap Yoongi lalu memilih menunduk dan mendaratkan pandangan pada Seungji tanpa mengucapkan apapun. Dan sepertinya Yoongi dapat menebak jawabannya—Namjoon masih ragu atau memang pria itu bahkan tak memiliki rasa.

Dirinya teringat tentang Seokjin.

Yoongi masih ingat ketika dirinya bertanya pada Namjoon tentang momongan, pria jangkung itu justru menjawab jika dirinya sudah memiliki Jungkook. Sebuah jawaban layaknya dari seorang Ayah yang begitu bahagia dengan putra semata wayangnya.

Yoongi tak tahu harus bersikap bagaimana.

"Hoseok terlihat semakin sibuk, apa kampanyenya sebentar lagi?"

"Ya.. beberapa bulan lagi akan ada finalisasi kandidat presiden lalu setelahnya kita akan melakukan kampanye. Maafkan aku, Hoseok akan sangat sibuk."

Yoongi terkekeh lalu menggeleng kecil. "Itu sudah tugasnya. Tapi Serin-ssi, kau yakin Namjoon akan menang?"

Serin tersenyum lalu mengangguk. "Namjoon akan menang, Namjoon akan duduk di kursi no 1 di Korea."

"Kau.. terlihat lebih bersemangat dibanding Namjoon."

Serin tertawa lalu menutup mulutnya ketika Seungji bergerak digendongan Yoongi. "Aku menginginkan hal itu lebih dari apapun Yoongi. Dibanding Namjoon sendiri."

.

.

.

Namjoon turun dari mobilnya, merapikan jas hitamnya namun tiba-tiba Serin mendekatinya dan ikut merapikan jas serta dasi Namjoon.

"Kau terlihat tampan hari ini Namjoon."

Namjoon tersenyum lalu mengangguk. "Terima kasih."

"Ayo."

Namjoon berjalan disisi Serin, dengan wanita itu yang merangkul lengan Namjoon dan berjalan begitu anggun di samping pria yang menjabat sebagai Gubernur Seoul.

Tujuan mereka adalah reservasi restoran hotel yang dipesan oleh kubu partai keduanya.

Mereka akan mengadakan malam bersama— sebagai salah satu cara mendekatkan diri satu sama lain.

All Night, is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang