SETELAH KEPULANGAN KAKAK NYA DARI PEMAKAMAN
"YOONAAA!! TURUN KAU!!" Teriak Kak Angga dari lantai 1.
"Huhh lagi lagi ini akan terjadi setiap bulannya" Yoona pun turun dengan perasaan pasrah.
"PLAKKKKKK" satu tamparan sadis dari Kak Angga turun di pipi Yoona.
"Awhhhh...shh akkhhh s-sakitt kakk" rintih Yoona sambil menahan sakit dari tamparan Kak Angga.
"RASA SAKIT KAU GA SEBANDING DARI RASA SAKIT PERGINYA MAMA PAPA-" "BRAKKK" Kak Mirsa pun langsung mendorong Yoona ke dinding rumah hingga memar semua tubuhnya.
"YAAKKK!!...SUDAHLAH JANGAN KAYA ANAK KECIL, KASIAN YOONA!! YANG UDAH PERGI YANG IKHLASIN AJA!" Tegas Kak Tio yang mencoba membela Yoona sembari membantu Yoona berdiri.
"Kau ga usah ikut campur kalo kau masih mau kuliah di perguruan kedokteran! Udah jelas jelas dia salah masih lu bela? IYA?!" Jawab Kak Angga dengan tatapan tajamnya.
"Huh! Yoona sekarang kamu ke kamar ya...Nanti Abang bantu ngobatin memarnya okay?" Kak Tio pun langsung menyuruh Yoona untuk segera ke kamar dengan senyum manisnya.
"T-tapi Kakkk...Kak Angga dan Kak Mirsa masih..." Yoona pun berbicara dengan lirih sangking trauma dan takutnya dengan kedua kakaknya yang masih murka.
"Shhhtt, sudah nanti kakak urus..kamu ke kamar ya" Kak Tio pun menyakinkan Yoona untuk segera ke kamar agar tidak mendapatkan pukulan lebih parah lagi.
|| Dengan cepat lari ke kamar walau perasaannya sangat tidak tega, pastinya nanti Kak Tio yang akan di pukuli oleh Kak Angga dan Kak Mirsa karena telah membela Yoona. ||
"Stop!..Biarkan itu berlalu...Jangan seperti anak kecil, ga mungkin juga kan Yoona tidak merasa sakit hati saat kehilangan orang tuanya juga apalagi dia belum sekali pun melihat wajah orang tua kita!" Bentak Kak Tio terhadap kedua Kakaknya.
"Gausah sok lu, jangan sekali kali lagi lu bela si anak haram itu!" Jawab Kak Angga yang langsung pergi ke kamar begitu saja.
"Ingat itu!" Kak Mirsa pun juga begitu, langsung pergi ke kamar masing masing.
"Huhh...ini Kakak gue bukan sih" Dengan buru buru Kak Tio langsung kearah kamar Yoona dan masuk kedalamnya.
"Yoona...Sini Abang bantu obatin ya memarnya" Kemudian Kak Tio mengambil P3K dan dengan hati hati dia mengobati memar di tubuh Yoona.
"Shh...k-kak kenapa harus aku yang kena? Hiks...dari kecil kenapa harus aku?! Lagian aku ga minta buat ada di dunia ini!! K-kenapaaa!!" Marah Yoona kepada Kak Tio sambil menangis.
"Shhttt...Adik kakak yang paling cantik ga boleh ngomong gitu...Orang Abang kok yang minta buat kamu ada di dunia ini, ga boleh ngomong gitu ya.." jawab Kak Tio sambil memeluk erat Yoona.
"Hiks hiks..." tangis Yoona semakin kencang kala dipeluk oleh Kak Tio ia menangis di bahu Kak Tio sembari mengaggukkan dagunya.
"Nanti deh, 5 bulan lagi kan kamu kelulusan nanti Abang antar ke rumah Nenek, mau ga?" Tanya Kak Tio
"M-mau...bener ya? Janji!...sama satu lagi Kak Tio harus ikut saat Yoona pengambilan rapot di Sekolah" Yoona yang tampak mulai tersenyum bahagia.
"Iyaa janji!" Jawab Kak Tio dengan senyuman manisnya.
"Aaaaaaaa...Makasih kakk" Peluk Yoona dengan Kak Tio
"Ututututuuu...Sekarang kamu belajar gih" Suruh Kak Tio sembari berdiri untuk pergi dari kamar Yoona
"SIAPPP" dengan cepat Yoona langsung duduk di meja belajar dan mulai belajar pelajaran untuk ujian kedepannya.
"Apa mungkin dia akan selalu tersenyum seperti ini kalau gue nanti akan pergi?" "Huhh...nanti saja dipikirakan" Kak Tio pun langsung menuju kamarnya juga.
Stories created by : YooraGucci
Revised by : grnvez
||~bersambung~||
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia? Maybe..
Fiksi RemajaUp sesuai mood :), revisi ulang kalau ceritanya udah tamat :), jangan luap vote ya :D Apa dia benar benar keturunan keluarga mafia itu? CUIHH..HAHAHA sepertinya tidak mungkin..