"Kapan konvoinya dimulai sih?" Tanya Chenle tak sabaran.
"Sebentar lagi... biasanya sebentar lagi sudah mulai." Jawab Yoon Hee.
Dan benar, rombongan kereta kuda tanpa atap pun mulai berdatangan, rombongan depan menabur jalanan dengan kelopak-kelopak bunga, tepat di tengahnya adalah rombongan Raja baru dengan keluarganya.
Mata Yoon Hee memanas begitu melihat Paman dan Tantenya yang sedang menggendong anak lelakinya itu menyapa para warga dengan senyuman mengembang.
"Bisa-bisanya dia... tersenyum saat tidak tau dimana keponakannya berada.. dasar iblis." Gumam Yoon Hee sambil meremat gaunnya.
Kereta kuda yang ditumpangi oleh pamannya itu telah berjalan melewati, menyisakan rombongan lain yang tidak menarik lagi untuk dilihat oleh Yoon Hee.
Yoon Hee berjalan keluar dari kumpulan orang-orang, diikuti Jeno, Chenle lalu Xiaojun.
"Panasnya." ucap Yoon Hee sambil mengipasi dirinya.
"Sudah kan? ayo kembali." Jeno menarik tangan Yoon Hee, ke arah kereta kuda mereka terparkir.
Yoon Hee menahan langkahnya, "Aku mau ke istana."
"Tidak boleh! kau sudah berjanji tidak akan kesana." sela Xiaojun.
Yoon Hee memajukan bibirnya kesal, "Kalau begitu biarkan aku disini sampai acara penobatan selesai."
Chenle, Jeno dan Xiaojun slaing bertatap-tatapan, kemudian mengangguk.
"Aku lapar, bagaimana kalau ke restoran itu?" ajak Chenle.
"Boleh." jawab semuanya serentak.
Mereka pun duduk di salah satu meja di pojok ruangan, Yoon Hee juga terus menutupi wajahnya dengan kipas, karena tidak ada yang boleh tau dia disini.
Selesai memesan dan pelayan itu pergi, Yoon Hee akhirnya dapat melipat kipas tangannya dan kembali memandangi istana dari jendela, biasanya akan ada pidato dari sang raja baru dan ia ingin mendengarnya.
"Kau sangat ingin kesana?" tanya Xiaojun.
Yoon Hee mengangguk, "Hanya... rindu." bohongnya. Dalam lubuk hatinya Yoon Hee ingin sekali membunuh pamannya, rasanya begitu kesal harus mengetahui kenyataannya dengan menguping. Ya, hal-hal yang tidak dibilang Hye Ran terdengar oleh Yoon Hee.. Akhir-akhir ini ia tidak dapat tidur sehingga memilih untuk berkeliling istana dan tak sengaja mendengar semua kenyataan.
Yoon Hee mencoba memahami kenapa kakaknya tidak mengatakan hal-hal itu, ia tau kakaknya sangat sayang padanya sehingga memilih untuk menyembunyikannya. Tapi tentu saja itu membuatnya semakin kesal.
"Ingin berkeliling kota dan desa? daripada ke istana.. bukankah lebih menyenangkan berkeliling?" ajak Jeno.
"Tentu! Aku suka!" Sahut Yoon Hee senang.
Makan siang singkat itu pun selesai, sesuai dengan perkataan Jeno sekarang mereka sedang berkeliling kota dan selanjutnya ke desa.
Yoon Hee tak henti-hentinya mengatakan semua hal yang ia sukai dari setiap toko yang buka di setiap jalan, "Disana, roti coklatnya saaaangat wangi! aku juga biasanya beli sus peach-nya! oh! dan di gang itu aku pernah terperosok karena kabur saat hujan hahahaha..." ceritanya tanpa henti.
"Lihatlah ke depan putri, nanti terperosok lagi." ujar Xiaojun.
"Putri Yoon Hee?" panggil seseorang.
Yoon Hee yang sedang berdiri langsung membuka kipas tangannya dan menoleh, "Siapa?" tanyanya sambil menutup separuh wajahnya.
"Oh! maaf.. saya kira anda putri Yoon Hee." ucap pemuda itu lalu melanjutkan jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Kingdom || NCT OT23
FanfictionPembongkaran rencana pengkhianatan dalam kerajaan, sekaligus perjuangan pengembalian tahta. Dibantu oleh 23 pangeran dari 3 kerajaan berbeda. Friendship, Romance, Betrayal, Fight, Mystery You can find all in here ! Kepo? Langsung baca aja~😚 Masukk...