Apa kabar?
Gimana kabar doi?
***
Bintang mempunyai beberapa teman dekat dikelasnya.
Yang pertama, Arjuna Rizki. Tapi disingkat oleh teman-teman menjadi Juki. Cowok yang hobi cengengesan, dan cengeng jika menyangkut uang jajan.
Devan Putra Aidan. Teman Bintang yang satu itu agak aneh menurutnya. Kelakuannya itu labil. Seperti bunglon kalau kata Juki. Juki menyimpulkan seperti itu karena menurutnya benar. Devan selalu merubah-rubah sifatnya di tempat dan dengan orang yang berbeda. Contohnya, jika dengan Juki dan Agas, Devan akan selalu bersikap layaknya seorang kakak tertua yang siap memarahi kedua adiknya jika nakal. Berbeda jika Devan berhadapan dengan Bintang, Devan akan bersikap menjadi teman yang akan bisa memberinya banyak nasihat positif.
Satu lagi, Agas. Dia gak punya nama panjang, kata kedua orang tua Agas seperti ini, "Gak apa-apa, kasihan Agas kalau absensi nanti nulis namanya kepanjangan."
Sedangkan untuk teman cewek, Bintang tak punya. Jika kamu cewek, mau kah kamu berteman dengan Bintang?
Keempat orang itu-dengan Bintang, kini sudah berkumpul di kamar milik Devan, tempat favorite jika para personil teletubis itu ingin membuang-buang waktu untuk bersantai dan bermain.
Sama seperti sekarang, Devan dan Juki sudah sibuk dengan pandangan menghadap ke layar televisi dengan tangan sibuk mengontrol permainan mereka lewat joy stick yang mereka bawa masing-masing.
Sedangkan Agas, ia hanya menikmati permainan kedua temannya dengan snack yang ada di pangkuannya.
Bintang?
Lelaki itu juga sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Aneka camilan dan jus orange, merupakan perpaduan yang pas untuk belajar bagi Bintang.
"Bintang Gayfano... dilangit yang biru, amat banyak menghias angkasa. Aku ingin untuk memilikinya... Bawa pergi untuk bangun rumah tangga...."
Lagu bintang kecil itu berubah lirik menjadi lirik untuk keinginan memiliki Bintang.
"Jijik," hardik Bintang yang mengetahui siapa yang menyanyi seperti itu.
Barusan, Agas melihat-lihat instastory akun-akun yang ia ikuti. Namun, saat giliran akun bernama @TaniaCantika, wajah Tania yang tanpa malu menyanyikan hal itu membuat orang-orang tak terima dengan mengomentarinya.
"Udah kali, Gas!" ujar Bintang karena Agas malah mengulangi story milik Tania itu.
Agas terkekeh. Ia menuruti permintaan temannya itu. Takut kalau masih ngeyel nanti tidak diconteki lagi jawaban tugas-tugas sekolahnya.
"Maklumin aja, Gas. Bintang kayak gitu kan, karena sukanya sama anak kelas sebelah," sindir Juki yang orangnya gesrek minta ampun.
"Bulan terang... dilangit nemenin bintang, amat terang menghias angkasa. Aku ingin untuk memilikinya... Bawa ke KUA untuk menghalalinya," lanjut Juki dengan nada yang sama, membuat Devan dan Agas tertawa.
Sedangkan Bintang, ia mendengus dan melempar bungkus snack yang sudah ia gulung dan mendarat tepat di kepala Juki.
Juki meringis seraya mengelus kepalanya yang agak sakit karena gulungan bungkus snack itu keras. "Anjir, zakit bego!"
"Sakit, tolol! Bukan zakit!"
"Shh... Sama aja."
***
Setelah dari rumah Devan, Bintang langsung bergegas pulang. Ia memasuki rumah milik kedua orang tuanya yang kosong.
Iya, kosong karena kedua orang tua Bintang itu selalu sibuk. Sibuk untuk bekerja keluar kota bahkan sampai luar negeri. Hingga sibuk untuk membanding-bandingkan Bintang dengan sang kakak.
Bintang sangat bersyukur, karena sang kakak yang menjadi sumber teraniaya itu memilih tinggal sendiri di rumah minimalis yang dia beli. Karena rumah itu juga, orang tua Bintang jadi punya materi untuk membandingkan kedua anaknya. Ralat, lebih tepatnya memojokkan Bintang dari kesempurnaan sang kakak yang orang tuanya ucapkan.
Bintang menghempaskan dirinya ke tengah kasur. Ia memejamkan mata, menikmati suasana sepi yang setiap hari menemaninya.
"Seandaikan gue sepintar dan seperfect kakak...."
Jika anak pertama yang akan dibanding-banding kan dengan sang adik, berbeda nasih dengan Bintang Gayfano al-Azhar. Hidupnya seolah tak tenang setelah kakaknya itu lulus SMA.
Mulai dari hasil ujian, nilai-nilai dan semua prestasi sang kakak. Hingga kesuksesannya dari meneruskan perusahaan sang ayah. Semua itu Bintang rasakan sedihnya.
Semua sertifikat-sertifikat dan kejuaraan yang Bintang dapat tak membuat pandangan orang tua Bintang berubah.
"Kalo gue pergi, apa Mama Papa bakalan nyari?"
Bintang tersenyum getir, meresapi sendiri kata-kata yang ia ucapkan. "Jangankan pergi, mati aja kayaknya mereka gak peduli, Tang."
Bintang menghembuskan napas nya kasar. Ia mengusap wajahnya dan duduk dipinggiran kasur. Setelah itu, ia berdiri dan mengambil baju ganti untuknya mandi.
"God's, give me kekuatan."
"Kekuatan Bahasa Inggris nya apa ya? Gue lupa anjir!"
***
Gaada niatan follow ig gitu? @sahda.elsabian yaaw kalau tanya, hehehe^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Patrick and Sabit
Genç Kurgu[Follow dulu sebelum membaca] "Fiks, no debat. Lo pacar gue, Bulan Anastasia." "Heh, ngaco ya lo!!!" Bulan Anastasia, gadis cantik yang selama 10 tahun terakhir ini menyibukkan diri untuk mencari sahabat kecilnya. Hingga tak sadar jika sifatnya b...