Seperti mimpi, pesawat yang menerbangkanku mendarat di Merauke. Rasa penasaran untuk berkunjung ke tempat ini terjawab sudah. Alhamdulillah, Direktorat PSMA yang sekarang menjadi Direktorat SMA menugaskan saya untuk suatu kegiatan di sana. Pada surat tugas itu tertera dua sekolah yang akan dikunjungi. Kucari kontak person pada daftar yang telah disiapkan, kemudian ada kesepakatan. Kami akan berkunjung bersama teman dari Papua.
Kalau tidak salah ingat, saya tidak tidur waktu itu, takut tidak terbangun. Pesawat ke Merauke pukul dua dini hari. Itu artinya pukul satu saya sudah harus di bandara. Perjalanan ke Merauke memakqn waktu sekitar tiga jam, namun karena berbedaan waktu antara WITA, tempat tinggal saya dengan WIT, untuk daerah Merauke, sekitar pukul enam baru sampai di sana.
Banyak sekali orang berjejer di deretan pintu kedatangan, tak satu pun saya kenal. Saya menyisir sekali lagi tetap tidak ada yang kukenal di deratan penjemputan penjemput. Hingga pada akhirnya seseorang menepuk bahuku dan berkata,
“Asalamualaikum,”
Saya menoleh ke arah sumber suara sambil menjawab “Waalaikum salam,”
Ternyata kakak iparku, yang memang sudah janjian akan menjemputku. Kami berpelukan sekadar melepas rasa kangen.
“Akhirnya kesampaian juga, kamu ke Merauke ya,” katanya lagi.
“Iya Kak Alhamdulillah,” jawabku.
“Ini bapak guru yang menjemputmu, mereka dari SMA 1,” kata kakak iparku sambil mengenalkan mereka kepada saya.
Rupanya kakak iparku sudah kenal dengan mereka, maklum sesama guru. Teman petugas monev yang dari Papua juga sudah bersama mereka. Setelah memberikan oleh-oleh kami berpisah, kakak ipar ke sekolahnya lagi dan kami berangkat menuju penginapan bersama tim penangung jawab kegiatan yang akan dimonev. Tidak lama kami di penginapan, kemudian melanjutkan perjalanan ke sekolah.
“Lho bapak sudah lama di Merake?” saya membuka percakapan.
“Saya lahir di sini, Bu. Bapak saya juga bekerja di Merauke,” Kata Pak Eka.
“Sama saya juga lahir di sini, Bu,” kata pak Puji.
“Oh rupanya sudah jadi orang sini ya Pak?
“Ya begitulah, merantau,” sambung pak Puji.
Tidak berapa lama, kami sampai di sekolah karena jaraknya memang tida terlalu jauh. Seperti biasa ada papan nama sekolah yang bisa dibaca sehingga saya tahu kalau sudah sampai tujuan. Tidak terlihat keramaian di sekolah, karena rupanya kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Kami menuju ruang kepala sekolah, untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami. Hari ini dan besok kami akan berada di sekolah ini.
Kegiatan selanjutnya mengadakan temu awal dengan beberapa orang guru, siswa dan wakil komite sekolah. Pada kegiatan tersebut intinya adalah pengisian intrumen yang akan dimasukkan dalam aplikasi yang disediakan. Kami berbagi tugas dalam pengisian intrumen tersebut, karena pengisian harus dilengkapi dengan croscek data melalui wawancara. Kemudian dimasukkan ke aplikasi.
Kegiatan hari ini sudah selesai pada sore hari. Kami diantar pulang ke hotel. Rupanya Pak Sukoco teman saya telah janjian akan dijemput nanti malam oleh pak Eka. Kebetulan pak Sukoco adalah teman pak Eka sewaktu kuliah.“Bu sehabis magrib kita akan dijemput oleh pak Eka dan istrinya,” kata pak Sukoco setelan di lobi hotel.
“Oh mau ke mana Pak?” kataku.
“Ngak tahu, tetapi katanya dekat,” katanya.
“Iya, siap. Semoga tidak lama karena kita harus memasukkan isian instrumen di aplikasi,” kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal dari Titik Nol
General FictionSebuah catatan perjalanan yang direkam berdasarkan pandangan mata dan ketajaman hati seorang penulis. Banyak hal yang bisa dijadikan pembelajaran dan banyak hal yang bisa dijadikan cermin sebagai refleksi kehidupan. Banyak cerita seru tergambarkan...