Chapter 18 Bagian 4 "Demonstrasi Menuntut Pembebasan"

217 69 0
                                    

*Putar lagu di atas buat tema part ini

"And if I do what you demand (You say)
You'll let me understand (You say)
You're gonna hold me to your word
And if I sell myself away (You say)
I'll have no debt to pay (You say)
I'm gonna get what I deserve

Your word, obey
My debt repaid
Our trust betrayed
All for nothing, all for nothing"
-
"All For Nothing" oleh Linkin Park

POV Muhamed

Rumah Karim, akhirnya aku kembali setelah berhari-hari pergi tanpa memberikan kabar apapun pada paman dan bibiku yang membuat mereka sangat khawatir padaku. Aku memohon maaf pada mereka berdua karena hanya membaca pesan WA yang mereka kirimkan padaku dan tidak membalasnya dengan alasan bahwa aku sangat sibuk mengerjakan tugas kelompok.

Mereka berdua sangat marah padaku karena mereka takut kehilangan diriku sampai-sampai bibiku memelukku sangat erat dan menangis. Orang tua Karim memang bukan orang tuaku tapi walau aku hanya keponakan mereka, mereka sangat baik padaku selama aku berada di sini dan memperlakukanku layaknya anak mereka sendiri. Mereka sangat bersyukur mengetahui aku baik-baik saja, yah, mengingat Karim sendiri sedang tidak baik-baik saja aku mengerti kenapa.

Setelah meminta maaf, aku pergi ke kamar Karim. Saat aku masuk, keheningan yang memenuhi seisi kamar membuatku tidak nyaman karena ini bukan kamarku. Mungkin kamar ini sama sepertiku, dia merindukan kehadiran tuannya yang sedang dipenjara. Ketika Karim belum dipenjara, setiap malam sebelum tidur Kamar ini biasanya dipenuhi gurauan serta canda tawa. Jadi ini ya rasanya kehilangan seorang saudara? Aku penasaran apa yang Kak Lodewijk lakukan untuk menghilangkan kesedihannya dan harus merelakan kepergian saudaranya untuk selamanya.

Aku tahu Karim masih hidup tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk memperjuangkan kebebasannya selain mengikuti demonstrasi yang akan dilakukan besok untuk menuntut pembebasan para mahasiswa dan demonstran lainnya yang masih mendekam dipenjara karena ditangkapi secara asal oleh aparat kepolisian pada demonstrasi sebelumnya. Entah apakah besok para mahasiswa dari kampusku turut menuntut Karim untuk dibebaskan atau tidak aku tidak tahu tapi aku harus ikut karena hanya itu yang bisa aku lakukan.

Saat esok hari tiba, setelah belajar pada dini hari untuk mengejar materi pelajaran yang aku lewatkan, aku berangkat ke kampus, mengikuti pelajaran di kelas hingga saat sudah berakhir pada siang hari setelah salat melaksanakan salat Zuhur dan berdoa aku berangkat menuju titik kumpul demonstrasi bersama para mahasiswa yang ingin melakukan demonstrasi hari ini.

Kami kembali melakukan demonstrasi di depan gedung Volksraad yang menurut informasi yang beredar dari para pendemo yang sudah berada di lokasi penjagaannya lebih ketat daripada demo sebelumnya karena selain barikade pasukan Schutterij, mereka juga menggunaan tank water canon serta memasang kawat duri, di antara para polisi yang berjaga ada beberapa personil polisi yang ditempatkan menggunakan senjata laras panjang. Apakah itu senapan peluru karet atau senapan peluru tajam? Aku tidak tahu tapi jika keadaan memburuk aku harus membantu menyelamatkan kawan-kawanku yang lain sebanyak-banyaknya sebisaku.

Menurut informasi yang beredar di sosial media, demonstrasi hari ini adalah leaderless resistance mengikuti taktik demonstrasi di Hongkong. Semua yang berdemo wajib memakai pakaian biasa baik dari kalangan apapun, mereka juga diminta untuk memakai saftey google guna melindungi mata dari perihnya gas air mata serta bagi yang mampu diminta untuk memakai topeng gas taktis yang mampu menyaring efek asap gas air mata, membawa laser pointer untuk diarahkan ke mata para aparat kemanan untuk membutakan mata mereka sejenak serta membawa salah satu dari tiga benda ini, yaitu payung, raket badminton atau tenis.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang