Jangan lupa vote dan komen ya🍎
Happy Reading❤
.
.
.
.
.Kenapa semakin hari keadaan ini semakin parah bukanya membaik?
-
___________________________________Dinda terus menggulingkan tubuhnya kesana kemari. Malam ini ia tidak bisa tidur sama sekali karena besok adalah harian yang paling ia takutkan.
Ya, besok adalah hari dimana Dinda cek up penyakitnya itu. Dan pada saat itulah Dinda takut mendengarkan penjelasan dokter tentang kesehatannya.
Walau pun kesehatannya membaik tetapi setiap pemeriksaan selalu beda bukan hasilnya? Apa lagi akhir-akhir ini ia selalu memikirkam sesuatu yang membuat kondisinya makin memburuk.
"Awww, kenapa kaki gue bisa bengkak lagi sih? " tanya Dinda.
Dinda memandangi kakinya yang lagi-lagi membengkak. Padahal bengkak di kakinya sudah tidak pernah kambuh lagi setelah berada di Indonesia.
Tapi, kenapa sekarang menjadi kambuh lagi seperti ini? Dinda mengehela napas panjang ia harus menyiapkan mental untuk besok.
"Apa ini sudah tanda-tanda akan berakhir? " tanya Dinda entah kepada siapa.
"Kalau iya, Dinda cuma mohon sama Tuhan supaya mamah dan papah bisa sayang sama Dinda lagi sebelum Dinda gak ada, "
"Kalau pun keinginan Dinda yang itu gak bisa terwujud Dinda cuma pasrah dan ikhlas aja,"monolog Dinda.
Dinda memejamkam matanya kuat-kuat mengahalau cairan bening yang sudah siap untuk keluar itu. Tapi, percuma saja Dinda segera meringkuk dan menutupi kepalanya dengan bantal supaya isakaannya tidak terlalu terdengar.
Selalu seperti itu. Jika besok adalah jadwal cek upnya maka Dinda akan selalu overthinking dengan hasilnya nanti. Padahal kita juga tidak tau hasilnya akan baik atau malah sebaliknya.
Di rumah Alga. Kini Alga dan kawan-kawan sedang mengerjakan tugas bersama. Entah apa yang mendorong mereka untuk mengerjakan tugas itu.
Padahal jika mereka berempat dikasih tugas yang hanya mengerjakan hanyalah Alga dan Kai saja. Sedangkan Gilang dan Adrian mereka berdua akan setia menyontek hasil pekerjaan Alga dan Kai.
"Ahhh, otak gue panas banget! "keluh Adrian, frustasi saat melihat setumpuk angka di buku nya.
"Makanya kalo Bu Yuna jelasin di depan didengerin biar gak ngebul tuh kepala, " cibir Gilang.
"Heh! Lo juga kagak pernah dengerin ya! Bukanya lo malah enak-enakan tidur sampe di suruh ngerjain ke depan dan hasilnya malu-maluin? " tanya Adrian.
"Bangsat! Buka aib gue aja lo ah, " ucap Gilang.
"Lo berdua sama aja! " ucap Alga.
"Sama-sama bodoh! " timpal Kai.
Alga dan Kai bertos ria. Sedangkan Adrian dan Gilang hanya mampu mengelus dadanya sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dinda [END]
TeenfikceDinda Clarence Jovita, salah seorang cewek bar-bar yang masih ada di muka bumi ini. Dari kecil Dinda tidak pernah dapat kasih sayang dari mamah dan papah. Tapi, untung saja masih ada nenek dan kakek yang mau ngerawatnya. Hidup Dinda perlahan beruba...