FATAMORGANA

1. Hi!

Sambil menikmati rokok yang ada ditangannya dengan didampingi secangkir kopi hitam, ia menikmati angin malam yang dingin menghembus pada wajahnya. Memandangi dua ekor kucing yang ikut bersantai juga di pagar depan sanggar lukisnya.

Dia Kalan. Kalan Anggasta.

Mahasiswa semester tiga jurusan Seni Rupa Murni yang hidup seadanya di sebuah kota besar.

Kehidupannya rumit. Sebagai anak tunggal, ia tak memiliki sanak saudara selain kakek-neneknya di kampung sana.

Berawal dari pertengkaran orangtuanya yang sudah berlangsung selama lima tahun, akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah dan menitipkan Kalan pada neneknya saat kelas satu SMA.

Semenjak itu Kalan tak pernah bertemu lagi dengan ayah ibunya, ia dilupakan.
Entah harus senang atau sedih, tetapi ia merasa cukup lega karena bisa terlepas dari mereka yang kian melampiaskan amarahnya pada Kalan.

Kalan yang selalu menjadi seperti samsak ayahnya yang ringan tangan pada anaknya sendiri, atau ibunya yang selalu membandingkannya dengan anak-anak dari teman seperkumpulannya.

Saat itu adalah titik terendah yang ia rasakan walaupun sedikit merasa senang karena ia bisa terlepas dan menjauh dari keadaan yang selalu membuatnya muak. Keadaan dimana orangtuanya sering beradu mulut, sampai melampiaskan amarah antar satu sama lain pada dirinya.

 Kalan tertekan, Kalan sedih, Kalan membutuhkan sandaran. Tapi Kalan sendirian. Kalan tidak dapat menjauh dari itu semua. Sulit, rasanya sulit untuk melepas beban itu.

Kalan berpikir, ia akan mendapat kebahagiaannya setelah terlepas dari ayah dan ibu, tapi ternyata ia salah. Justru itu hanya permulaan. Awal dari segala kehancuran yang ada pada dirinya.

Kalan kehilangan segalanya.

Hallo teman-teman semua! Terimakasih sudah membaca ceritaku ya. Semoga harimu menyenangkan! Jangan lupa untuk vote dan beri komentar ya!