59

3.7K 262 7
                                    

" Derap langkah yang menghampiri tak kan mampu membuat ku pergi, karena aku akan tetap menanti meski getir menghampiri "

________

Pagi ini sebelum berangkat ke sekolah, anggota inti Erebos menyempatkan diri untuk berkumpul sebentar membahas beberapa hal. Terutama membahas tentang gresyla.

Sagara menjelaskan semuanya kepada Alexa, Rey dan juga gevan di sana tentang gresyla. Semuanya mendengarkan dengan baik penjelasan dari Sagara.

"Jadi lo sudah memaafkan Gresyla?" Tanya Rey setelah Sagara menjelaskan segalanya.

"Yah. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua"

"Ini bukan kesempatan kedua. Sebelumnya lo juga pernah memberi dia kesempatan. Tapi akhirnya lo selalu di khianati" sahut gevan.

Benar apa yang di katakan gevan. Sagara sudah banyak memberi kesempatan pada gresyla, berharap gadis itu bisa berubah. Tetapi lagi lagi Sagara selalu di khianati.

"Gar, gue gamau lo kecewa. Gue rasa kali ini lo harus menyerah. Ga selamanya orang yang kita cintai bisa mencintai kita. Ada kalanya, lo mendapatkan kebahagiaan dan cinta bukan dari orang yang lo cintai"Alexa memberi saran.

Sagara menghela nafasnya. Mempertimbangkan perkataan teman temannya.

"Tapi kita juga ga berhak ngatur. Kebahagiaan Sagara hanya dia yang tau. Kita sebagai sahabat hanya bisa memberi saran yang terbaik buat lo brother!" Timpal Rey menepuk pundak Sagara.

"Oiya, btw Sean balik kapan?" Tanya gevan.

"Hari ini jika keadaannya sudah stabil dia bisa pulang" jawab Alexa.

"Oiya, gimana setelah Sean pulang kita adakan pesta. Setuju ga?" Timpal Rey antusias membahas tentang rencana pesta.

"Hm boleh juga. Kita memang perlu sedikit berpesta atas apa yang telah kita lewati" balas Alexa.

"Van, gar, gimana? Lo berdua setuju?"

Sagara dan gevan saling menatap lalu mengangguk bersamaan.

"Asik! Oke kalo gitu, gue akan nyiapin segalanya mulai dari sekarang!"

"Gue ikut!" Sahut Alexa.

Mereka berdua lalu keluar dari markas untuk pergi ke motornya, bersiap siap berangkat sekolah.

"Sagara tunggu!" Gevan menahan Sagara pergi.

"Ada apa Van?"

"Siapa yang membunuh max?" Tanya gevan.

"Sayangnya sampe sekarang gue gatau. Polisi pun tidak menemukan bukti atau jejak si pembunuh"

Gevan mengangguk.

"Hm memangnya ada apa Van?"

"Gak, gue hanya penasaran"

****

Kayra baru datang ke sekolah. Ia berjalan menelusuri koridor menuju kelasnya. Untungnya hari ini ada sang kakak, Dave yang membangunkannya supaya tidak terlambat.

MY PSYCOPATH GIRLFRIEND [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang