Aku menerima permintaan tuan Joong untuk menikahi putra satu – satunya, setelah setahun lebih aku selalu menolak permintaan tuan Joong. Bagaimana aku tidak menolaknya? Tuan Joong adalah bosku, pimpinan di perusahaanku, Beliau orang yang sangat baik bahkan seluruh karyawan di perusahaan ini merasa kalau tuan Joong adalah ayah kami semua, bukan sekedar seorang pimpinan.
Tuan Joong selalu berlaku adil dan bijaksana selama menjadi pimpinan di perusahaan ini, memang perusahaan ini bukan perusahaan yang menguasai dunia, perusahaan Joong's Group hanya perusahaan kelas menengah tapi dengan omzet pendapatan melebihi pendapatan real perusahaan yang menguasai dunia.
"Sebagai permintaan papa Mew .... menikahlah dengan Grace ..." kata tuan Joong pada putranya yang saat ini berada di hadapannya.
"Pa, Mew sudah memiliki kekasih dan kami akan menikah baik dengan restu papa atau tidak ..." kata laki – laki itu dengan ketus, tapi lagi – lagi aku hanya melihat senyum di wajah tuan Joong.
"Kalau kamu mau menikahi kekasihmu ... silahkan ... tapi papa akan menyerahkan semua harta warisan papa buat Grace ... dengan persetujuanmu atau tidak ...." Kata tuan Joong sambil tersenyum.
Aku serba salah ... aku tidak tau apa yang ada didalam pikiran tuan Joong, kenapa sangat kekeh menginginkanku menjadi menantunya ... padahal jujur saja .. aku hanya gadis biasa, tinggal seorang diri di sebuah apartemen studio, tidak memiliki suatu kelebihan dibanding dengan kekasih tuan Mew.
Cattarina, kekasih tuan Mew, sangat cantik, berbudi dan bertutur kata sangat halus, cantik luar dan dalam. Bagaimana aku bisa mengenal Cattarina? Karena Cattarina adalah pengurus panti asuhan yang biasa aku datangi setiap bulan sebagai guru untuk mengajar anak panti. Cattarina adalah anak yatim piatu yang tumbuh besar di panti asuhan itu, karena tidak ada yang mengadopsi Cattarina, akhirnya pemilik panti tersebut meminta Cattarina untuk menjadi ibu pengurus panti diusianya yang saat itu masih 18 tahun.
Aku tidak tahu bagaimana tuan Mew mengenal Cattarina, karena sejauh yang aku tau, tuan Mew adalah tuan yang berhati dingin dan tidak perduli dengan orang lain. Yang aku tahu, sejak 3 tahun yang lalu aku mulai bekerja di Joong's Group sebagai sekretaris tuan Joong, tuan Mew tidak pernah bersikap manis pada seluruh karyawan di perusahaan ini.
Jabatan tuan Mew saat aku memasuki perusahaan ini adalah sebagai marketing manager, bertemu dengannya bisa dihitung dengan jari. Tapi setahun yang lalu, sejak tuan Joong memintaku untuk menikah dengan putranya, membuatku jadi sering bertemu dengan tuan Mew. Dari pertemuan – pertemuan itu aku mengenal sikap dan perilaku tuan Mew, dingin, cuek dan masa bodoh dengan orang lain.
Penilaianku luntur saat aku melihatnya berbicara dengan Cattarina di panti asuhan. Hari itu adalah jadwalku mengunjungi panti asuhan untuk mengajarkan anak – anak panti yang buta untuk belajar membaca dan menulis dalam bentuk braile.
Selesai mengajar, aku bersama dengan Josh mengantar 6 anak panti yang buta ke kamar mereka masing – masing. Aku dan Josh berjalan menuju ke taman belakang untuk mengambil beberapa foto tumbuhan dan bunga yang rencananya akan kami gambar dalam versi braile, agar anak – anak dapat membayangkan bentuk tumbuhan dan bunga yang ada di dunia ini.
Ditaman itulah .. aku melihat Cattarina dan tuan Mew saling tertawa dan berbicara dengan lemah lembutnya. Kali pertama aku melihat tuan Mew dengan wajah yang begitu tampannya dalam balutan senyumnya yang menawan. Suara tawanya sangat menggetarkan dan membuatku tersenyum.
"Hey ... kenapa kamu tersenyum seperti itu Grace?" tanya Josh saat mendekatiku.
"Baru kali ini aku mendengar suara tawanya Josh ..."
Josh mengrenyitkan matanya ... "Suara tawa siapa?"
"Tuan Mew .... " Josh lalu melihat kearah telunjuk tanganku yang sedang menunjukkan kebahagiaan Cattarinaa dan tuan Mew.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife's Brother
Fanfiction"Kamu .. aku beri 1 permintaan dan kamu memintaku menjadi kakak buat adikmu?" "Iya tuan ... kenapa? Apa salah saya meminta itu?" "Padahal kamu bisa memintaku untuk berlaku sebagai suamimu ..." "Ayolah tuan ... kita berdua sama - sama tau kalau kita...