Grace POV - 5

1.8K 177 3
                                    


Aku sampai di depan rumah kakek jam 9 pagi keesokan harinya, aku melihat Gulf sedang duduk di sofa di ruang keluarga bersama nenek yang sedang merajut.

"Aku sampai ....." kataku dengan ceria, Gulf yang mendengar suaraku langsung berdiri dan mendekat kearah suaraku. Aku memeluk Gulf dan mencium kedua pipinya.

"Bagaimana kabarmu baby ..."

"Kak Grace ... aku sudah 16 tahun ... kenapa masih memanggilku baby .... kan kita sudah janji ... gak akan panggil baby lagi .... Gulf ... aku Gulf ..."

Aku dan nenek tertawa melihat kelucuan wajah yang dibuat oleh Gulf saat ini.

"Selamanya kamu akan selalu menjadi baby nya kak Grace Gulf ...."

Gulf tersenyum dan kami duduk di sofa, aku melihat kearah nenek yang menunjukkan wajah kawatir, lalu aku menuju ke kamar kakek, melihat kakek terbaring lemah.

"Kek ...." Aku duduk disamping tempat tidur kakek, kakek membuka kedua matanya dan berkata

"Grace ... kakek sudah memeriksakan kedua mata kakek .... Kata dokter, mata kakek cocok dengan Gulf ... Gulf bisa melakukan operasi segera setelah kakek tidak ada ...."

"Kek ...."

"Jangan tunda operasi untuk Gulf ya Grace .... "

"Tapi kakek akan sembuh ..."

"Kakek sudah siap pergi Grace ... jangan tunda kakek lagi ...."

"Tapi Grace dan nenek masih membutuhkan kakek ..."

"Kakek sudah tidak kuat Grace .. sudah saatnya Gulf melihat dunia Grace ..."

"Apa nenek sudah tau?"

"Sudah ... tapi tidak Gulf ..."

"Kek ...."

"Grace ... terima kasih ... karena kamu berjuang selama ini untuk kami semua ... kakek berterima kasih untuk kebesaran hatimu Grace ..."

"Kakek ... semua sudah menjadi tanggungjawab Grace ...."

"Kakek sangat berharap, suamimu akan memperlakukanmu dengan baik Grace ... dia pasti sangat bahagia mendapatkanmu sebagai istrinya .... Ingat Grace pesan kakek ... berbaktilah pada suamimu .... Jangan berbuat sesuatu yang tidak disukai olehnya ..."

"Ya kek .. Grace akan selalu mengingat kata – kata kakek .."

"Grace, kakek mau makan wafel ...."

"Baiklah ... Grace akan belikan .. di café yang biasanya kan kek?"

"Terima kasih Grace ..."

Aku meninggalkan kakek di kamar dan mengajak Gulf ke café langganan kami untuk membeli wafel kesukaan kakek. Sepanjang jalan kami berbincang dan tertawa bersama, aku bahagia saat berada disisi Gulf, dia memberikan ku energi penuh untuk menjalani semua ini. Kalau semua orang mengira Gulf bergantung padaku ... mereka semua salah ... karena aku .. bergantung pada Gulf ... dia segalanya untukku.

Selesai membeli wafel, kami berjalan pulang dan Gulf menceritakan kalau saat ini dia sedang belajar melukis dalam bentuk braile ... dia menyukai hobi barunya dan aku mendukung apapun keinginan Gulf yang membuatnya bersemangat, tapi tawa kami terhenti saat kami melihat beberapa orang didepan rumah kakek. Aku menarik tangan Gulf setengah berlari dan aku masuk ke dalam rumah, mendudukkan Gulf di sofa lalu aku berlari ke kamar kakek.

"Grace .... Kakek sudah pergi ..." kata nenek sambil memelukku. Aku menangis dalam pelukan nenek, berusaha kuat tapi aku tak kuat ... aku merasa tubuhku jatuh ke lantai dan Gulf memelukku dengan erat, aku menjerit, memanggil – manggil nama kakek tapi orang – orang itu membawa kakek ke luar kamar.

My Wife's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang