CHAPTER [8] : Guru pembimbing

262 104 29
                                    

Senin pagi, ditengah panasnya matahari pagi semua siswa dan siswi berbaris di lapangan untuk melaksanakan upacara.

"Panas banget anjir, baru juga jam tujuh pagi." Keluh Rian, berbicara seorang diri.

Arga yang berada tidak jauh disebelahnya pun menyahut. "Oi! Lo semenjak dekat sama Kevin, jarang banget main sama gue lagi."

Rian pun menatap Arga sinis, Lalu memasang wajah menggoda. "Kenapa? Cemburu lo?"

"Iya lah!" Jawab Arga mantap, Rian pun langsung syok, menatap ke arah Arga ilfeel, merinding disko.

"AYO YANG TINGGI DI DEPAN!" Perintah Bu Echa.

Dengan cepat dan pede, Rian pun maju kebarisan depan agar dirinya bisa jauh dari Arga. "Ada-ada aja kelakuan orang jaman sekarang."

Melihat temannya kabur Arga pun keheranan, Emangnya dia salah ngomong atau memang Rian yang mulai sombong sekarang?

⚛⚛⚛

Winter dan Kevin berjalan malas menuju kelas mereka. Keduanya baru saja selesai mengerjakan hukuman karena mereka datang terlambat dan lebih parah mereka tidak membawa atribut upacara.

Jam pelajaran IPS..

Kedua manusia berbeda gender tersebut saling bertatapan saat sudah berada di depan pintu kelas yang tertutup.

"Pasti lagi pelajaran sejarah," Ucap Winter.

"Membosankan. Nasib masuk IPS.."

"Kenapa kita gak masuk Ipa aja yah dulu?"

"Karena kita berpikir kalo masuk kelas Ipa itu sulit, padahal semua pelajaran sama aja, kitanya doang yang goblok." Mereka pintar tapi ketutup sama kelakuan.

"Hebat juga lo, sepemikiran sama gue." Balas Winter.

"Bolos aja yuk, Win." Ajak Kevin dengan santai.

"Gila lo? Liat ke lantai bawah, Bu Yulia sama anggota OSIS lagi mantau, udah kayak ada buronan aja di sekolah ini." Ucap Winter.

"Jadi anak osis kerjaan nya ngurusin siswa, ngurus sekolah, ngurus pensi, mereka osis apa pemilik sekolah sih." Celetuk Kevin asal.

"Ck, Anggota osis itu isinya orang-orang yang rajin, pintar, ambis, disiplin, gak kayak lo. Lagian mereka mau jam kelasnya di tambah kek, mau 24jam di sekolah pun gak masalah." Jelas Winter.

Kevin memasang wajah datar, Lalu menghadapkan layar ponselnya kepada Winter. "Ngaca."

"Uwa! Syalalala astralalalanagala!!! Cantik sekali jelmaan bidadari." Kata Winter dengan pedenya melihat pantulan bayangan dirinya di layar ponsel tersebut.

Kevin mengembalikan layar ponsel ke arah dirinya, setelah itu ia memasang wajah panik sehingga membuat Winter heran.

"GAWAT!!"

"Kenapa lo??"

"Gawat! Retak nih layar HP gue!"

"ANJIM!"

"Muka lo serem banget kayak titisan tuyul, Jadi retakkan." Ejek Kevin.

"Gue punya gombalan buat lo.." Kata Winter.

"Apa tuch?" Tanya Kevin dengan nada jamet.

"Are you some kind of kambing? because you make me want to say anjing." Setelah mengucapkan kalimat tersebut Winter pun melenggang pergi memasuki kelas.

⚛⚛⚛

"Untuk siswa yang bernama Kevinno Anggara, Angelisa Winter Miracle dan Leonardo Arthur Prince, harap datang ke kantor, terimakasih.."

GENG BRANDAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang