Sampai sekolah seperti biasa banyak sekali pasang mata yang melihatnya apalagi kali ini ia datang bersama Xavier yang mereka tahu bahwa Xavier itu merupakan pemilik dari sekolah ini.
"Daddy nanti jemput Aksa kan?"tanya Aksa saat keduanya sudah sampai didepan kelas Aksa.
Xavier menatap anaknya itu sebelum menjawab, "Adek nanti dijemput abang Abi"ujar Xavier
Aksa mengangguk mengiyakan lalu menyalimi Xavier dan masuk kekelasnya setelah berpamitan.
"Selamat pagi kakak abang"sapa Aksa setelah mendudukan diri disamping Varel.
"Pagi adek"sapa mereka semua serentak.
"Emmmm.... Dek kok bisa sama tuan Xavier?kamu siapa nya tuan Xavier"tanya Angel yang kini sudah duduk dihadapan Aksa.
"Daddy Aksa"jawab Aksa seadanaya
Mereka semua membelalakan matanya terkejut mendengar fakta itu, tak menyangka bocah imut ini adalah putra dari tuan Xavier yang mereka tahu bahwa pria paruh baya itu merupakan pebisnis sukses.
"Wah, adek beneran?"tanya Rere yang ikut nimrung saat mendengar jawaban Aksa.
"Iya kakak, Daddy Xavier itu daddy Aksa tau"ujar Aksa
"Berarti kamu itu adeknya kak Tristan?"tanya Varel membuat Aksa menatapnya.
"Abang kenal sama abangnya Aksa?"tanya Aksa seraya menatap Varel
"Kenal dong kita kan sering maen, soalnya bang Tristan itu temennya abangnya Varel"jawab Varel membuat Aksa menatapnya berbinar
"Woah yang bener?"tanya Aksa antusias
"Iya bang Tristan kan satu kampus sama abang gue sama abangnya Levin juga"ujar Varel
Aksa menatap Levin penuh tanya membuat Levin mengangguk mengiyakan.
"Abang Keduamu itu ganteng banget deh Sa"ujar Angel dengan mata berbinar menatap Aksa.
"Oh iya dong, tapi masi gantengan Aksa"ujar Aksa dengan pd nya membuat mereka memekik gemas melihat raut sombong anak itu.
Lama mereka berbincang sampai sang guru yang akan mengajar pun masuk, Aksa fokus mendengarkan mencatat yang nenurutnya penting selebihnya hanya ia dengarkan saja.
Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi, guru pun sudah keluar dengan semangat semua murid mulao berbondong bondong keluar dari kelas.
Berbeda dengan temannya yang lain, kini Aksa, Varel dan Levin memilih diam dikelas sebab ketiganya rupanya membawa bekal masing masing.
"Abang mau"tawar Aksa seraya menatap dua cowo itu.
"Nggak ah, adek mau?"tawar Levin balik seraya menyodorkan kotak makan berisi nasi gorengnya, Alsa menggeleng lalu beralih menatap Varel.
"Abang juga bawa roti dek"ujar Varel membuat Aksa mengangguk mengerti lalu kembali melanjutkan makannya yang tertunda.
"Abang, Ayo keliling Aksa mau liat liat"ajak Aksa antusiaa membuat Levin dan Varel mengangguk mengiyakan.
Ketiganya beranjak keluar kelas, berjalan beriringan membuat semua yang melihat ketiganya memekik gemas apalagi saat melihat tatapan polos dari Aksa.
"adek mau ke kantin apa mau kemana dulu?"tanya Levin
Aksa menggeleng tak tahu membuat Varel terkekeh gemas, "Kita ke kantin dulu aja, abang laper lagi kek nya"ujar Varel membuat Levin menatapnya tak percaya.
Sampai kantin lagi lagi mereka jadi pusat perhatian, dengan adanya Aksa yang mereka anggap adik dari salah satu dari Levin dan Varel.
"Abang, Aksa mau bakso"ujar Aksa antusias matanya berbinar menatap stand penjual bakso itu.
Varel beranjak untuk memesan, Aksa menatap sekelilingnya yang ternyata juga tengah menatapnya.
"Abang kok kita diliatin?"tanya Aksa seraya merapatkan duduknya pada Levin.
Levin menoleh kearah sekitarnya benar saja mereka menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kantin.
"Biarin aja udah"sahut Varel yang tiba tiba saja datang dengan membawa nampan berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas minuman.
Ketiganya asik dengan makanannya masing masing, Aksa dengan antusias memakan baksonya tanpa peduli sekitar. Tanpa Aksa sadari sedari tadi ada yang mebatapnya penuh kebencian,menyeringai kejam sebelum tiba tiba.....
Byurrr. .....
Akh....
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA GEOVANO {PROSES REVISI}
Novela JuvenilJANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT 😍 TAHAP REVISI Namanya AKSARA GEOVANO, anak laki laki berusia 14tahun. Hidup tanpa dampingan orang tua kandungnya membuat anak ini menjadi sosok tangguh juga dewasa sebelum waktunya. 14tahun hidupnya ia habiskan...