11

434 49 0
                                    

                                  .
                                  .
                                  .

"Hinata-chan, Kamu pucat loh, yakin ngak mau ke UKS nih?" Tanya Tenten yang kesekian kalinya pada Hinata.

"Tidak p-perlu Tenten-chan, aku udah baikan kok" tolak Hinata halus.

"Huft, yaudah deh terserah mu saja, oh ya, soal Tayuya dan gengnya ku dengar mereka dapat hukuman bersihin Wc sama lapangan bola basket selama 1 bulan loh, hahahaa" Tenten tertawa senang ketika mengingat raut wajah kesal Tayuya dan temannya temannya di Ruang Guru tadi.

Kini Ino dkk sedang berada di kelas,
Kecuali Neji, Sasuke, Kiba, dan Naruto yang sedang berada di ruang Osis.

"ehem! Mohon Perhatiannya sebentar teman teman, Hari Ini kita jam Kosong di karenakan ada Rapat penting di Ruang Guru" Ucap Shikamaru selaku ketua Kelas.

Siswa siswi yang sedang bercengkrama dan ngegosip di kelas lantas berhenti mendengar suara serak Shikamaru yang sudah berdiri di depan kelas sambil memegang satu buku absen di tangan kanannya.

"asalkan jangan keluar dari area KHS dan juga jangan Ribut, Kalian di perbolehkan keluar dari kelas" Sambung Shikamaru menguap pelan lalu kembali ke tempat duduk nya yang berada paling belakang itu untuk menyambung kembali tidurnya.

Sedangkan itu para siswa siswi bersorak senang, Satu persatu murid mulai keluar dari kelas, Kecuali Sakura dkk, mereka masih duduk di bangku mereka masing masing tanpa beranjak dari kursi mereka.

"Sa-Sakura-chan Gomen, karna aku kamu jadi terlibat begini" Ucap Hinata pelan. Dia tak enak dengan Sakura, karna perkara dirinya, Sakura harus terlibat dengan urusannya.

"Tak apa, Dia juga punya urasan dengan Saya, kamu tak perlu sungkan begitu" balas Sakura Santai sambil sesekali melirik ke arah Hinata.

"Hm, iya benar tu kata Sakura, kau tidak perlu sungkan sama kita, kalau kau di bully sama geng monyet gitu jangan takut, kau harus melawan, karna itu adalah Hak mu, ya ngak pig" ucap Karin sambil menyikut pinggang Ino yang lagi moles bedak di sampingnya.

"awh! sakit mak lampir!-- WEH! SERBUKNYA MASUK KE HIDUNG KU--HACHU HACHU!!" Ino sampai terbersin bersin karna polesan serbuk bedak yang ia pakai terhirup dan masuk ke hidungnya. Karin tertawa senang melihat temannya yang sedang menderita itum

"Eh, oh ya Sak, kau kenal dari mana si Tayuya dan teman temannya itu?" Tanya Karin melirik Sakura yang sedang duduk sante di bangkunya.

"Hm, pas Saya tak sengaja menabrak dia di luar ruangan kepala Sekolah waktu itu" jawab Sakura seadanya.
Karin mangut mangut tanda ia faham.

"Lebih baik kamu mengatakan yang sejujurnya pada kakakmu, dia benar benar menahan dirinya tadi" Ucap Sakura pada Hinata. Hinata terdiam, dia tau maksud Sakura,memang dari tadi ia melihat kakaknya terus menatapnya dengan tatapan datar, namun dari balik wajah datarnya itu terlihat ekspresi marah dan kesal yang berusaha ia Tahan.

Hinata menghela napas lega Saat Neji dan yang lainnya di panggil ke ruang Osis tadi, kalo tidak, pasti kakaknya akan menyidangnya dengan banyak pertanyaan yang Hinata tidak mau jawab.

"woi liat woi!" seru Menma sambil menunjuk ke arah luar jendela kelas, karna dia memang duduk di barisan paling ujung di dekat jendela.

Di luar jendela kelas yang lansung menghadap ke arah lapangan bola basket, terlihat Tayuya dan teman temannya yang sedang menyapu halaman lapangan bola basket yang sangat luas itu dengan muka yang di tekuk.

"itu pantas untuk mereka dapatkan"
Gumam Sakura santai.

" biarin aja, biar kapok tuh mereka! Udah bolak balik nyari masalah,tapi tidak kapok kapok,, heran aku"

"bahkan kalo mereka mati, mungkin langsung di masukin ke dalam neraka jahannam, karna para malaikat dah capek nyebutin dosa dosa mereka yang setinggi langit ke tujuh itu"

"bener tuh, kalo aku yang jadi guru Bk nya, mungkin sudah ku bakar tuh mereka pake bensin" gumam Ino dan Karin sambil bersungut sungut gemas.

"maklum lah anak setan!" ucap Menma ikut menimpali ucapan Ino dan Karin.

"kesal sekali aku pas mereka ngefitnah pinky  dan ngebully si Hinata"

"weh! Gimana kalau kita sorakin dia sekelas, kan lumayan tuh dapat kegiatan yang seru" gumam Ino tertawa Setan.

" Sudahlah, kalian ini bicara kok yang aneh aneh, semuanya kan udah kelar, ngak usah di ributin lagi keles" balas Tenten yang sedang duduk di samping Hinata.

"aku kesel saja sama mereka"

"Hinata kau tidak papa kan?" Tanya Ino khawatir melihat wajah Hinata yang sangat pucat seperti mayat hidup.

" jangan khawatir Ino-chan, aku ngak papa kok" ucap Hinata dengan senyumnya yang ayu.

"yaudah kalo gitu, woi ke kantin Yok" ajak Ino sambil menarik lengan Sakura dan Karin yang sedang duduk berdua itu.

"kalian duluan saja,nanti saya nyusul" balas Sakura pada Ino dan yang lainnya.

"gue juga lapar nih,kekantin elah"
Menma lantas berdiri dari duduknya dan pergi ke bangku si tukang tidur lalu menariknya kencang sehingga Shikamaru berdiri dengan kaki gemetaran, satu matanya terbuka dan satu lagi tertutup, Shikamaru menguap sambil menggaruk pipinya.
Benar benar tak punya niat semangat hidup rupanya si Shikamaru ini.
Ck ck ck jangan di contoh nih kebiasaan nya Shikamaru.

"Bangun Mas,dah sore" ucap Menma lembut sambil mengguncang guncangkan bahu Shikamaru dengan gemas.

Shikamaru meringis geli saat panggilan 'mas' itu keluar dari bibir sang brandal seantero KHS ini.

"Hoam, ck! sialan nih anak" gumam Shikamaru menepis kasar kedua tangan Menma yang bertengger di bahunya.

Menma lantas terbahak melihat reaksi wajah Shikamaru yang masih setengah sadar itu. Tanpa di suruh Menma menarik lengan Shikamaru untuk segera mengikutinya.

"Dah adek Cantik, abang ke kantin dulu yah sama temen temen,kamu tunggu di sini aja, Abang ngak lama kok" Ucap Menma sambil mencolek Dagu Sakura lalu ngibrit ke Kantin dengan gaya lari ala Turbo, Karin dan Ino lantas mengejar Menma ke Kantin di ikuti Tenten, Hinata dan Shikamaru yang berjalan Santai di belakang mereka.

Sedangkan Sakura, dia hanya melongo di dalam kelas, rasanya seperti dia ingin menjadi ironmen atau entahlah, tiba tiba otaknya ngeblank dan ngak bisa mikir lebih lanjut dengan kejadian barusan.

"akan Saya patahkan tangan laknat itu" Gumam Sakura datar. Sekarang di kelas hanya ada dirinya seorang, terasa sepi senyap seperti di kuburan.

Tiba tiba ponselnya berdering, dengan malas Sakura mengambil ponselnya yang berada di dalam laci mejanya itu dan mengangkat telfonnya.

"Hm, kenapa?" Tanya Sakura dengan nada datar.

"....."

Seketika rahang Sakura mengeras di lihatnya handponnya itu dengan tatapan tajam.

" Sial! Kenapa kamu biarkan dia kabur!" ucap Sakura dengan penuh amarah.

"......."

"Tunggu saya di sana!" balas Sakura mematikan Telfonnya sepihak, dengan Cepat Sakura berdiri dari duduknya dan berlari keluar dari kelas.

.........

TBC

Gimana?,, Gimana?

Author udah up lagi nih 😄

Jangan lupa Vote dan Komennya ya

Terimakasih

Sampai jumpa di Chapter selanjutnya 😘😘😘

Haruno Sakura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang