Part 8~Pernyataan Pahit~

3.7K 259 36
                                    

Sekali lagi kalian dusta.
Setiap janjinya hanya sesaat saja.
Hati ini kalian hancurkan dalam sekejab saja.
Entah berapa kali maaf ku beri.
Namun, tetap pula kalian khianati.
~alukaalkenzia~

•••

Happy reading🤗
Ramaikan comment kalian:)

Author POV

"Aluka?!"

Mereka bertiga menatap ke arah pintu yang terbuka dan menampilkan sosok Syia yang menatap marah ke arah Aluka.

"Ma..ma?"lirih Alu dengan gemetar karena rasa takut.

Dikta dan Mathew hanya menatap ke arah Syia datar. Jujur, mereka berdua ingin menonjok Syia jika dia bukan perempuan.

"Apa yang kalian lakukan?!"bentak Syia menghampiri Alu.

"Ki..kit..kita..nggak..ngapa..ngapa..in..Ma.."jawab Alu terbata bata.

"Bohong! Apa yang kamu lakukan Aluka?! Kamu mau mengulangi kejadian 1 tahun lalu?!"tudung Syia bertubi tubi dengan menarik Aluka ke pojok balkon.

Aluka tidak bisa menjawab, dia hanya menunduk dalam dengan menahan air matanya yang ingin jatuh.

"Kenapa diam Aluka?! Jadi benar? Dasar anak kurang ajar! Mau jadi perempuan apa kamu?! Jawab!"

"Mama salah paham. Ini ngga..."

"Salah paham? Sudah jelas jelas kamu di kamar dengan mereka. Kamu goda anak teman saya?! Dasar j*l*ng!"sergah Syia dengan menatap nyalang ke arah Aluka.

Aluka membulatkan matanya menatap Syia. Air mata yang ia tahan jatuh mendengar kata kata kejam yang keluar dari mulut Syia.

"Nggak! Alu nggak kayak apa yang Mama bilang!" Teriak Alu di depan wajah Syia dengan menatap Syia.

Plakkk

Syia menampar pipi Aluka dengan keras. Membuat Dikta dan Mathew terpaku melihat adegan memilukan ini.

Sedangkan Aluka hanya menatap Syia dengan tersenyum manis namun terlihat sangat memilukan. Bahkan sudut bibirnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah karena kerasnya tamparan Syia.

"Kamu memalukan Aluka. Saya jijik lihat muka kamu di rumah ini. Berani beraninya kamu menggoda anak teman saya di rumah ini!"

Aluka terdiam tidak tahu harus membela diri bagaimana lagi. Percuma Syia tidak akan pernah percaya atau bahkan mendengar pembelaannya.

Aluka menatap ke arah Dikta dan Mathew berharap mereka akan membelanya di hadapan Syia. Karena ia tidak punya kekuatan lagi untuk sekedar membuka mulut.
Namun, Dikta dan Mathew malah memalingkan muka ke samping.

"Tatap saya Aluka! Jangan genit kamu! Kamu fikir dengan mata genit kamu, Dikta sama Mathew akan bantu kamu?"sindir Syia dengan mencengkram pipi Alu.

"Kamu nggak mau mengelak? Bukannya kamu selalu membangkang saya?"

"Alu nggak bisa ngelak lagi Ma. Yang Mama bilang memang benar. Alu tadi yang menyuruh Dikta sama Mathew masuk."jawab Alu dengan menunduk.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang