El-Fhio Bagan Dua

23 3 0
                                    

Pio di larikan ke rumah sakit terdekat ,dua anak buah nya tumbang ,meski sudah mencoba melawan, tetapi tetap saja ia kalah,ia pingsan kurang lebih sudah 4 jam , ia kehabisan darah,ia di tusuk dengan garpu di bagian perut nya .

Bukan hanya Pio saja yang terluka, Daniel, dan Dafa pun ikut terluka, mereka ikut membantu Pio melawan para preman, meski sudah dilarang oleh Pio, sebagai sahabat mereka rela berkorban.

Daniel dan Dafa tidak terlalu luka parah, ia berdua tidak pingsan, sekedar memar di sekitar muka nya. Mila, Nadin, dan Gwen, menunggu di luar ruangan dengan rasa cemas,khawatir akan Pio yang masih belum siuman.

Hingga ada seseorang berbaju putih dengan stetoskop yang melingkar di bagian leher nya. Ia berkata "alhamdulillah teman kalian sudah siuman , namun jangan di ajak ngobrol dulu yah, ia masih belum sepenuh nya pulih" syukur Pio sudah siuman, rasa cemas kini sudah lenyap.

Para gadis berjalan beriringan masuk kedalam ruangan UGD. Gwen berjalan cepat ke arah Pio dan ingin memeluk nya, lalu ia ingat , gajadi deh. Mila mendekati Pio dan berbisik pelan "orang tadi bilang klo dia ketemu lo trus lo nya belum ngelunasin janji lo,lo bakal mati katanya " Mila takut saat berkata demikian ,menggit jemari nya ,menyela nafas dan memulangkan nafas.

Daniel yang ikut mengendus perkataan Mila sedari tadi bangkit dari posisi rebah nya. Ia melirik ke arah Pio dan mengerutkan jidat " lu punya masalah apa si kok sampe kek tadi!?" dengan nada yang sedikit tegas " kenapa ga cerita tuh klo punya masalah, mungkin kita bisa ikut bantu, kan klo gini cara nya lu ga akan babak belur gitu" ia pun merenungkan niat untuk terus berujar.

Akhir nya Pio angkat bicara tentang apa yang terjadi " sorry  sebelum nya klo gw ngerepotin kalian, buat kalian bonyok gitu , gw kan udh minta ga usah di bantuin tapi lo pada maksa buat bantu gw, ya udah itu salah kalian ,tapi makasih udah mau perhatian sama gw" menghela nafas ,melanjutkan perkataan nya dengan nada yang sedikit rendah , ia menceritakan kronologi terjadi nya yang sedang menimpa.

*****

Waktu itu setelah manggung di sebuah club malam. ia bermain satu permainan judi dengan lelaki bertato yang menemui nya kemarin,ia kalah dalam permainan pertama, ia belum puas ia memulai permainan kedua ia menang, ia puas dan menyombongkannya , ia berani bertaruh semua uang yang ia dapat di tengah tengah meja . Namun takdir berkata lain, ia kalah dalam permainan ke tiga , permainan ke tiga di menangkan oleh lelaki bertato. Ia frustasi , muak dan kesal .

Lalu ada niatan untuk mengambil uang yang masih berada di meja, ia melihat ke segala arah ,kanan-kiri,situasi telah aman tiada orang yang memperhatikannya,perlahan demi perlahan ia memajukan tangannya ke arah uang itu berada, alu dengan seperkian detik ia merauk uang yang ada , segera ia terbirit-birit lari . Ia berhasil melewati penjaga club, ia berhassil menghilang dari kejaran lelaki bertato itu.

Waktu beriring lalu,hari berganti hari. Kejadian itu telah lama hilang , sekiranya mungkin satu bulan telah berlalu. Namun saat ia sedang berjalan mencari lauk-pauk untuk dilahap ia bertemu dengan lelaki bertato itu . Lelaki itu belum menyadarinya ,sampai pada saat gilirannya untuk memesan. Mata lelaki itu tertuju pada Pio, lelaki itu mendangakan  kepalannya , alis terpaut , dan mata yang berputar mencoba untuk mengingat orang yang ia tuju.

Ia mengingat kejadian dengan orang yang sedang tertuju, ia segera menghampiri Pio, menarik kerah baju nya dengan kepalan yang makin lama makin naik,mata yang membulat dengan alis yang marah. Pio mendengar Hembusan kemarahan lelaki bertato itu.

Ia sedikit terkejut dan menyadari nya. Dengan sekejap ia berhasil melepas kepalan lelaki bertato itu dan menjauhi lelaki itu dengan sekencang-kencang nya. Ia mengelak apapun yang hendak menghalangi nya berlari, anak kecil, pria berdasi, barang dagangan, ibu dan anak yang sedang di dorong nya.

Ia berlari sepenuh tenaga ,kadang kala ia menoleh kebelakang dan menyadari lelaki itu hanya terpisah berapa meter saja, lalu membalikan pandangannya dan fokus berlari. Ia meninggalkan pesanan yang sudah ia bayar, rasa lapar sedikit menghantui nya . Terus berlari lalu ia menemukan persimpangan dan menggilir arah nya ke kiri.

Namun usaha nya berlari sejauh ini mendadak sia-sia, pupus, harapan untuk berhasil kabur kini pupus. Jalan yang ia tuju kini hanya jalan buntu, ia terperangkap diantara pagar kawat yang menjuntai dan lelaki bertato. Ia mencari jawaban untuk jalan keluar lagi, namun ia tidak menemukannya. Satu-satu nya jalan hanya menghadapi lelaki bertato yang mengenakan pakaian atas berwarna merah.

Lelaki itu sudah mengahadang dengan kedua tangan yang terbentang, ia mengangkat-angkat kedua alis nya, tersenyum menantang, dan tertawa terbahak-bahak sambil mengucapkan " hahaha.... mau kemana lagi, lu ga bisa lari dari gw, balikin duit gw sekarang!" matanya membeliak.

"hmmm jangan sekarang deh bang, nanti aja ya, gw lagi gada duit, janji deh" memperlihatkan muka kasihan nya dengan bibir bawah yang di majukan.

"gada nanti nanti, harus sekarang!, atau.." lelaki itu belum selesai berbicara namun sudah di putus oleh Pio.

"atau apa bang " dari pandangan yang sedang meliihat kebawah sebelum nya , seketika ia menegakkan badan nya dan menghadap lelaki itu dengan tatapan yang membara. Ia membunyikan tulang tulang nya yang lelah.

" a...atau gw tonjok lu!" ia telah melihat jati diri Pio yang sebenarnya. Ia takut.

Menyemburkan ludah "cuih... di tonjok doang!. Nih gw kasih tau" ia berlari dan menerjang lelaki itu.

eits tidak semudah itu ferguso. Lelaki itu dapat menghindara dari tonjokan Pio.Pio tidak segera berputus asa, ia memajukan kaki kiri nya dan memasang kuda-kuda kaki nya. Ia melontarkan pukulan uppercut nya, pukulan itu berhasil mengenai permukaan rahang lelaki itu.

Lelaki itu terlontar cukup jauh dan terbenam ke arah tanah . Ia tidak selemah itu, lelaki itu bangkit dan mengadahkan kedua kepalan tangan nya di depan dada. Namun lagi lagi dengan sekejap Pio menendang bagian rusuk nya menggunakan kaki kiri nya. Lelaki itu terjatuh lelah, ia telah kehilangan semua kekuatannya.

Pio memenangkan baku hantam itu. Ia berjalan ke arah jalan raya , meninggalkan badan lelaki bertato itu tak berdaya hanya sisa desahan nafas.

*****

Semua nya mendengarkan kisah yang di ceritakan Pio. Mereka baru mengetahui kalau Pio itu pandai berkelahi . Kemarin kalah karena ia di keroyok. Dialog mereka terhenti karena dokter memasuki ruangan untuk melihat perkembangan mereka bertiga. Para wanita yang sedang berada di dalam ruangan di suruh keluar ruangan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






Senja Yang Kehilangan Mega Merah-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang