Happy Reading 💚
Sudah dua hari sejak berdebatan kecil itu. Sekarang Rania sedang berkemas-kemas barangnya ke koper.
Mengenai Debo mereka sudah meminta maaf, dan Debo memaafkannya, walaupun terlihat kekecewaan di wajahnya.
Angga yang baru keluar dari kamar mandi, dengan rambut basah yang sedang di keringkan dengan handuk.
Langkahnya terhenti saat melihat Rania yang kesusahan menutup koper.
"Mau kemana?"
Rania menyerngit bingung mendengar pertanyaan itu. "Mau pulang lah." jawab Rania sewot.
"Kirain mau pindah!"
"Memangnya kita mau pindah?" tanya Rania kembali.
Angga menghembuskan nafasnya sabar. "Kamu ngapain sih bawak barang sebanyak itu?" tanya Angga heran.
"Kan tadi udah aku bilang, kita mau pulang. Kenapa di tanya lagi sih?" omel Rania, masih berusaha menata rapi agar muat.
"Gak gitu juga Rania. Kan kamu yang bilang cuman 3 hari. Tapi barang bawaan kamu itu bisa tahan satu bulan." jelas Angga.
"Lebay."
"Apa kamu bilang?" tanya Angga kesal.
"Gak ada." ucap Rania mendudukkan diri di kasur dengan wajah kusut, dia sudah lelah, entah bagaimana supaya kopernya bisa ter-est.
Angga yang geram langsung menghampiri dan mengeluarkan barang-barang Rania yang menurutnya tidak perlu di bawa.
"Eh eh, barang-barang aku kenapa di keluarin?" tanya Rania tak terima.
Angga tak mau menjawab, dia mulai mengambil seperlunya saja tepatnya pakaian Rania 3 pasang plus hijab, bajunya sepasang, handuk, perlengkapan lainnya.
"Ha? Jangan becanda deh kak. Masa cuman 3 pasang, bukan berarti 3 hari baju aku juga 3. Terus nanti malamnya pakai apa, masak iya gak ganti-ganti." omel Rania tak terima.
"Cuci pakek." jelas Angga singkat.
Rania melongok tak percaya. Pakaian yang sudah di rencanakan nya untuk acara keluarga, untuk santai, untuk tidur, semuanya sudah di rombak oleh Angga.
"Terus pakaian pesta aku apa? itu kakak keluarin." jelas Rania dengan wajah cemberut menunjuk renda di dekat Angga.
"Kita pakai seragam. Mama udah siapin di sana." tukas Angga dan beranjak keluar.
Sedangkan Rania dengan wajah cemberut nya kembali menyusuni pakaiannya yang berantakan.
"Oiya satu lagi." ucap Angga tiba-tiba muncul di depan pintu, membuat Rania sontak terkejut.
"Penerbangan jam 9, siap-siap dari sekarang."
"Ha? Bukannya jam 10." rania terkejut bukan main, ia langsung melihat jam sudah menunjuk tengah delapan. Perjalanan ke bandara satu jam. Sedangkan dia belum mandi dan lainnya.
"Gak jadi. Mama maunya kita ngambil yang lebih cepat. Tadi malam aku udah bilang kan jam 9, jadi gak salah aku." tukas Angga dan kembali pergi.
Rania pikir tadi malam Angga memberi tahu kalau sudah jam 9 sudah tidur, karena besok berangkat, itulah yang terdengar nya saat percakapan dari dapur dan ruang tamu.
Tanpa mau apa-apa lagi, Rania langsung berlari ke kamar mandi.
***
"Kak, Kenapa ke Mall dulu sih. Ini udah jam berapa, 15 menit lagi pesawat berangkat, ayuk buruan." tarik Rania mengarah masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Подростковая литератураKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...