𖥻 017

74 10 0
                                    

Jeno baru tiba didepan pagar rumah Nakyung. Untuk pertama kalinya ia menjemput sang pacar. Ia merogoh saku jaketnya hendak memberitahu Nakyung bahwa ia ada diluar

Belum sempat ia mengirim pesan, ia mendengar keributan didalam rumah

"Bukan Nakyung yang ambil, Mah. Mamah gak pernah nanya ke kak Naeun dulu."

"Buat apa Mamah nanya ke Naeun? Jelas-jelas kamu yang nyuri kan? Ngaku aja deh."

"Tau tuh. Ngaku aja buruan biar gak panjang urusannya."

"Bukan Nakyung, Mah, kak. Nakyung bahkan gak ada keluar kamar sejak semalem."

"Mamah gak peduli ya, Nakyung. Mau kamu yang nyuri atau bukan, kamu harus ganti. 500 ribu gak sedikit loh ya."

"Iya, mah. Nanti Nakyung ganti. Nakyung berangkat sekolah dulu."

"Pergi aja sana. Kalo perlu gak usah balik lagi."

Hingga pintu rumah terbuka, menampakkan Nakyung dengan wajah sedihnya sedang memasang sepatu. Jeno yang melihatnya sedikit terluka hatinya

"Nakyung." panggil Jeno pelan

Nakyung mendongak dan membulatkan matanya. Ia berlari sambil membuka pagar dan menghampiri Jeno

"Jeno? Kamu gak bilang udah dateng. Maaf ya lama, tadi sarapan dulu." ucap Nakyung sambil tersenyum terpaksa

Jeno mengangguk pelan walau ia tahu Nakyung sedang berbohong padanya

"Gak papa, ayo naik."

Nakyung naik ke boncengan motor Jeno sedangkan memakai helm-nya

"Lo gak bisa boong, Kyung. Bahkan dari senyum lo aja gue tau, Kyung."











~










Jeno masuk begitu saja ke kelas 11-2 dan menghampiri meja yang ditempati oleh Sunwoo dan Eric

"Eh, Jen. Tumben." sapa Sunwoo tanpa mengalihkan pandangannya dari game-nya

"Sopan lo begitu? Coba kek ditatap dulu temen lo yang ganteng ini, game mulu." balas Jeno sambil memukul pelan kepala Sunwoo

"Anjing banget jadi tamu."

Jeno terkekeh pelan lalu menarik kursi disebelahnya yang ternyata pemiliknya baru saja datang

"Gue baru mau duduk." oceh Bomin

"Pinjem elah, lo duduk dimeja dulu." ucap Jeno lalu duduk disebelah Sunwoo

"Ngapain lo kesini?" tanya Sunwoo sambil meletakkan ponselnya diatas meja

"Gue mau nanya nih, lo masih kenal Nakyung kan?"

"Hm, masih lah. Gimana dia sekarang?"

"Baik. Gue mau nanya soal dia."

"Nanya apa?"

"Alasan lo nolak dia dulu tuh apa sih?"

"Kenapa emang? Lo mau ngelabrak gue?"

"Jawab aja kek ah."

"Yaa gak kenapa-napa sih. Lo tau kan Nakyung dulu pecicilannya gimana? Kadang gue risih juga. Sebenernya ada alasan lain sih tapi gue takut jadi konten sensitif."

"Ini bukan instagram ya pekok. Ngomong aja."

"Gue gak tau ini bener apa nggak tapi yang gue denger keluarga Nakyung punya banyak utang dan dia ngajak gue pacaran buat ngambil semua duit gue."

"Terus lo percaya?"

"Tadinya nggak, tapi makin kesini gue ngerasa bodoh aja pernah nolak dia. Gue rasa itu semua gak bener."

"Emang, Sun. Tadi pagi waktu gue jemput dia, gue denger dia dimarahin nyokapnya. Lo tau? Dia dituduh nyuri duit 500 ribu."

"Jadi Nakyung pencuri?"

"Bukan anjing. Gue rasa nih ya, dia kayaknya cuman dituduh bro. Bahkan gue denger kayaknya kakaknya ikut ikutan mojokin dia."

"Kakak? Perasaan dia gak punya kakak. Sejak kapan?"

"Sumpah?"

"Iya. Mending lo tanya dulu ke Nakyung-nya. Setau gue dia gak punya kakak. Gue udah kenal dia sejak SMP, makanya gue tau dikit tentang dia."

IPS Naik PangkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang