Teriakan Revan berhasil membuat semua berlari ke daerah Musholla.
"Ya Allah, Diana!!"
"Astaghfirullah tante--"
"Bundaa!!"
Teriak semuanya bersamaan ketika melihat Diana yang sama sekali tidak bergerak.
"Telepon ambulance sekarang!" mata Revan memerah.
---
Diana dibawa petugas kesehatan dengan ambulance. Revan dan Aora memutuskan untuk ikut Diana menggunakan ambulance, dan yang lainnya akan menyusul menggunakan mobil.
Setelah sampai di rumah sakit, Diana langsung dibawa ke UGD. Revan dan Aora disuruh untuk menunggu diluar terlebih dahulu.
Setelah memeriksa keadaan Diana, dokter segera keluar dan menemui Revan dengan terburu-buru.
"Apa pasien ada riwayat penyakit?"
"Mama saya mengidap kanker kelenjar getah bening dok."
"Saya tidak bisa menangani pasien, karena saya mendadak ada jadwal operasi. Jadi, mas nya harus menunggu dokter lain terlebih dahulu."
"Loh dok? Kok gitu? Mama saya sekarat dok," Revan mengelak tak terima dengan perkataan dokter.
"Gak bisa mas. Nyawa orang yang akan operasi juga dipertaruhkan."
"Berarti dokter menyepelekan nyawa mama saya!!" Revan membentak dokter itu.
"Revan, sabar Revan," Aora di sebelahnya berusaha menenangkan suaminya yang telah larut dalam emosi.
"Gimana bisa sabar?! Rumah sakit ternama kok punya dokter ga becus gini. Anjing lo!" Revan menunjuk dokter dengan tegas.
"Mas nya gak bisa marah-marah kayak gitu dong. Ini udah peraturan rumah sakit. Saya bisa saja laporkan mas ke satpam ya."
"Peraturan? PERATURAN TOLOL!! Laporin? LAPORIN AJA ANJING!" Revan langsung melangkahkan kaki pergi, tidak lupa ia membawa Aora juga.
Revan hendak pergi dari ruangan UGD dan akan menanyakan informasi ke suster mengenai dokter spesialis.
Baru saja akan melangkah, tiba-tiba terdengar suara Defibrillator yang nyaring tanpa jeda dari ranjang Diana.
Revan panik. Tapi sebelum menuju Diana, Revan kembali menoleh menghadap dokter tadi, "Kalo terjadi apa-apa sama nyokap gue, abis lo di tangan gue!"
Setelah puas mengancam dengan mata yang memerah, Revan segera berlari menuju Diana. Disana Diana terlihat sangat sekarat.
"Dokter! Dokter! Rumah sakit sialan! Pasien sekarat kaga ada yang bantuin anjing!!" Revan mengumpat habis-habisan.
Aora sangat takut melihat Revan yang marah bukan main. Ia hanya diam saja sembari melihat Revan yang marah bak kesetanan.
Tak lama setelah itu dokter yang berbeda mulai mengecek keadaan Diana.
Dokter itu mengecek mata Diana dan lidah Diana. Lalu dengan segera memerintahkan suster mengambil alat pacu jantung.
Dokter menggesek-gesekkan dua alat pacu jantung di masing-masing tangannya.
"1.. 2.. 3--"
Deg.
"1.. 2.. 3--"
Deg.
"1.. 2.. 3--"
Deg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl (Completed)
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM BACA YA!! Jgn lupa vote jugaaa!!! SEQUEL DI PUBLISH JIKA TEMBUS 500K VIEWERS <><><><><><><><><><><> Kesalahan yang Revan dan Aora perbuat menyebabkan mereka terjerumus ke dalam pernikahan. Tapi tunggu dulu! Saat mereka menjal...