SATRIYA YUDHA ANGGARA

75 6 2
                                    

"Assalamualaikum." Seorang santri putra bersarung biru dan berpeci hitam sedang berdiri didepan pintu ndalem kyai.
Ya dia Satya, santri putra yang paling di gemari oleh santriwati. Hidung mancung dan kulit putih yang begitu menggoda membuat santriwati manapun akan meleleh padanya. Bukan itu juga dia juga memiliki suara yang sangat merdu. Tapi semua itu tak membuat Satya merasa tinggi hati,,, yeah kalian tau sendiri lah dia itu sangat pendiam dan rendah hati.
Sejak tadi ia menatap kebawah karena seluruh santri putri menatapnya dengan kagum.
"Subhanallah...ada malaikat tak bersayap" ucap Gisel dari arah samping ndalem. Gisel santriwati yang memiliki tubuh munggil dan paras yang cantik. Ia sangat tergila gila dengan kang Satya, perinsipnya hanya satu Satya harus jadi miliknya.Karepe dewe-_
"Hus! Ngomongapasihkamuitu?" Jawab Amel nyrocos dan langsung mengusap wajah Gisel yang senyum-senyum sendiri.
Gisel tak memperdulikan ucapan Amel ia malah memfokuskan pandangannya pada Satya "Gue mau samperin dia ah!" Gisel langsung berjalan menuju arah Satya.
Baru dua langkah mengayunkan kaki ia terseret kebelakang karena Amel menarik krudungnya dengan keras.
"Ihhh apa2an sih lo itu?"Gisel mendesak kesal karena ia hampir jatoh.
"Jangan bodoh sel ini di pesantren, lo mau di suruh bersihin selokan. Kalau lo mau sih ngakpapa gue mah ogah. JIJIK." Ucap amel sambil memperagakan ekspresi jijik.
"IIHHH YA NGAK MAU LAH TANGAN GUE NANTI JADI KOTOR & BAU." Gisel langsung membayangkan dan bergidik ngeri.

**"^_^"**

Sudah cukup lama Satya berdiri di depan pintu tetapi masih belum ada yang menjawab salamnya. Ia merasa tak enak karena santriwati banyak yang masih memperhatikannya.
Ia membalikkan badan dengan menundukkan kepala, tiba-tiba
Pyarrr
"WOY!!!kalau jalan itu lihat kedepan jangan lihat kebawah,ngak bakal ada uang tau ngak" omel gadis yang menggenakan gamis nibras berwarna hitam dengan di padukan khimar berwarna merah muda. Sangking terkejutnya Satya tak mendengarkan omelan gadis itu ia langsung berjongkok dan menggumpulkan pecahan2 mangkuk yang di bawa gadis itu.
Merasa tak di dengarkan gadis itu tambah kesel, emosinya naik seketika.
"Heh gue ngomong sama lo, bukannya minta maaf malah diem aja. Ngak bisa ngomong ya?"
Setelah selesai Satya langsung berdiri dan menatap gadis itu dengan sinis "Kalau ngomong di jaga, lo itu cewek bisa lembut dikit ngak." ucap Satya dengan wajah dingin.
"Heh! Bukannya minta maaf malah sok nasehatin, gue bukan anak kecil yang seenaknya lo nase-"
"Iya iya gue minta maaf" Satya memotong ucapan gadis itu. Ia tak mau berlama2 berurusan dengannya.
Suara gadis itu sangat keras hingga semua santriwati mendengar dan melihat dari kejahuan.
"Itu minta maaf apa mau cari ribut sih! Minta maaf muka ngak ikhlas baget." Raya langsung menggambil pecahan mangkuk yang udah dikumpulkan oleh satya  dan beranjak pergi.
Tetapi langkahnya di hentikan oleh suara Satya.
"Tunggu...nanti gue ganti tuh mangkuk" Satya menunjuk pecahan mangkuk itu.
"Ngak usah gue sangup ganti sendiri tanpa bantuan lo." Sinis gadis itu lalu menatap Satya remeh.
"Sombong amat sih jadi cewek." Satya sangat kesal dengan ucapan gadis itu. Yeah! Dia pertama kali di gitukan oleh santriwati, biasanya ia menghadapi santriwati yang lebay.
Karena merasa sangat capek gadis itu langsung pergi. Selang beberapa detik Satya juga meninggalkan tempat itu ia berjalan menuju asrama putra.

**"^_^"**

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kang SatyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang