[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Seperti cerita pada umumnya, kisah yang menceritakan arti sebuah solidaritas, persahabatan, keluarga dan percintaan.
Start: 31 Maret 2021.
Finish: 21 Oktober 2021
Terinspirasi boleh, plagiat jangan♡ !
Warning❗❗
Kalo nggak su...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
___
Dikediaman keluarga Wijaya saat ini terasa sangat ramai, ditambah lagi para anggota Ralaska ikutan menginap. Tidak seluruhnya, hanya ada beberapa mungkin kisaran 40 orang. Berhubung rumah atau lebih disebut mansion ini memiliki kamar yang banyak.
Rayan terkekeh pelan, "Eh panggilin adek gua dong, di lantai atas pintu warna pink" ujarnya.
Mereka beramai-ramai pergi menuju kamar Aca, serius nih manggil Aca doang semuanya ikut? Aura Aca memang beda.
"Lho, kok pergi semua?" tanya Rayan, melongo.
"Gua mau liat adik lo kalo bangun tidur gimana!"
"Gua juga!"
"Iya sama!"
"Semerdeka kalian aja." sahut Rayan mendengus.
Sementara gadis yang menjadi bahan perbincangan masih tidur dengan selimut yang menutupi seluruh badannya. Sudah 3 jam gadis itu tidur, tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk bangun.
Oke. Biarkan dia tidur dan kembali ke para pria tadi. Mereka menuju kamar atas, sesampainya didepan pintu bewarna pink, dengan sebuah note di depan pintu.
'Ini Kamar Aca ya. Kalo mau masuk, masuk aja soalnya mau gimanapun muka Aca, Aca bakalan tetap cantik♡'
Nah, begitu tulisannya. Mereka pun langsung masuk, dan melihat gadis yang tertidur dengan selimut menutup badannya.
"Aca!" panggil Nicholas.
"My Princess guaa, ayo bangun!" sambung Rafan.
"Uhmm, sabar dulu hoamm." sahut Aca mendudukkan diri diatas tempat tidur, belum sepenuhnya sadar.
5 menit Aca mengerutkan dahi, nyawanya sudah terkumpul. Mengapa ramai sekali orang dikamarnya?
Beberapa dari mereka tekekeh, "Iyain aja deh Ca. Sekarang turun dulu yuk, makan malam dulu. Biar maag Aca nggak kambuh," ujar Adit, dengan penuh perhatian.
