Kedai Ichiraku

77 7 0
                                    

"Hah! akhirnya sampai juga,"

"Hey Ino! kau terlalu banyak mengeluh tau!" gerutu Sakura.

"Hey! lihatlah indah bukan patung itu?" ucap Ino.

"Patung?" tanya Sakura.

"Patung apa Ino?" tanya Hinata.

"Itu kalian lihalah, di sana," ucap Ino sembari menunjuk ke arah patung itu berada.

"Eh? iyah! di situ ada patung, tapi ... tapi itu patung siapa? kenapa di buat setinggi itu? dari sini saja sudah nampak, apakah dia penting sekali yah? makanya di buat di situ?" ucap Sakura.

"Mungkin kau benar Sakura-Chan, mungkin saja mereka penting sekali bagi Desa ini makanya mereka membuat patung itu," ucap Hinata.

"Hah! yasudahlah, aku sudah lelah, sudah berjam-jam menunggu di dalam Bus, kini waktunya aku harus beristirahat dengan tenang," keluh Ino.

"Hey! kau pikir kau saja yang lelah? kau pikir aku dan Hinata tidak lelah di dalam Bus selama berjam-jam? ahk! dasar kau ini menyebalkan sekali!" gerutu Sakura.

"Ohh ku kira kau tidak lelah!" ucap Ino tenang.

"Enak saja kau bicara yah!" ucap Sakura.

"Sudahlah kalian berdua, mari kita pulang ke rumah, kita semua sudah lelah, jadi alangkah baiknya kita cepat sampai ke rumah agar dapat beristirahat dengan tenang," ucap Hinata.

"Hah! yasudah, mari kita lanjut berjalan," ucap Sakura.

"Tunggu!" henti Ino.

"Ada apa lagi sih Ino?" tanya Sakura.

"Ada apa Ino?" tanya Hinata.

"Begini, kalau kita berjalan, emangnya kita akan berjalan sampai mana? kau tau di mana tempat yang akan kita tinggalli itu?" tanya Ino.

Sakura dan Hinata pun seketika itu juga terdiam dan memikirkan perkataan Ino yang ada benarnya juga.

"Aku ... aku juga tidak tau," ucap Hinata.

"Astaga! aku juga begitu!" ucap Sakura.

"Lalu bagaimana ini?" tanya Ino.

"Begini saja, kita lebih baik berjalan dulu, nanti kita berhenti saja di tempat seperti kedai, lalu kita memesan makanan dan minuman dulu, karna dari semalam kita belum makan, setelah itu baru aku akan menelfon Nii-Chan ku," ucap Hinata.

"Jadi kau akan menelfon Neji-San?" tanya Ino.

"Iyah, mau bagaimana lagi? tidak ada cara lain selain menelfon dirinya," jawab Hinata.

"Hah! sekarang pertanyaannya adalah, di mana ada kedai di sini? aku saja tidak tau, apakah kalian berdua tau di mana kedai dekat sini? aku juga sudah lapar sekali ini," gerutu Sakura.

"Sudahlah lebih baik kita berjalan saja terus, mana tau kita mendapatkan kedai dan bisa makan juga minum," ucap Ino.

"Yah Sakura-Chan, apa kata Ino-Chan itu memang benar, ayo kita berjalan lagi, semangatlah sedikit!" ucap Hinata memberi senyuman.

"Hah! yasudahlah, apa boleh buat? kita bertiga juga tidak berdaya karna situasi ini," ucap Sakura mengehal nafasnya.

"Yasudah, ayo kita berjalan lagi," ajak Hinata.

Lalu Hinata, Sakura dan Ino pun kembali berjalan mencari kedai untuk beristirahat dan makan juga minum, karna mereka juga saat ini sedang kelaparan.

Tak lama kemudian mereka berjalan, tak terasa bahwa mereka pun sudah menemukan dan sudah hampir dekat dengan kedai itu.

"Hey, sepertinya itu adalah sebuah Kedai? kalian lihatlah!" seru Ino bergirang.

"Kedai? di mana?" tanya Sakura heboh dan bahagia.

"Kedai di mananya Ino-Chan?" tanya Hinta girang.

"Itu ... kalian lihat di depan kita," ucap Ino.

"Ehh? iyah bener itu adalah kedai," ucap Sakura.

"Tapi ..."

"Tapi apanya Hinata?" tanya Sakura bingung.

"Kenapa? apakah kau tak ingin beristirahat juga makan dan minum?" tanya Ino.

"Ti__tidak seperti itu Ino-Chan," ucap Hinata gugup.

"Hah! gugup mu mulai kembali lagi Hinata?" ucap Sakura malas.

"Ma__maaf Sakura-Chan, Ino-Chan," ucap Hinata menunduk.

"Sudahlah, ayo aku sudah lelah dan kelaparan sekali ini!" ucap Ino.

"Ayo Hinata," ajak Sakura.

"Ti__tidak!" ucap Hinata.

"Ada apa? jelaskan kepada kami!" ucap Sakura.

"Kau ini kenapa sih?" tanya Ino.

"Begini Sakura-Chan, Ino-Chan, di sana ada tiga Lelaki," ucap Hinata tersipu malu.

"Lalu apa masalahnya?" tanya Sakura bingung.

"Ada apa rupanya? mereka juga hanya makan dan berbincang-bincang saja, lalu apa masalah mu?" tanya Ino sembari melirik sekilas ketiga Lelaki yang makan sambil berbincang itu.

"Aku ..."

"Apa kau takut jika mereka mengganggu mu? tenanglah sedikit Hinata! jika mereka mengganggu kita, maka akan ku buat mereka merasakan kekuatan dari Shanroo ku! lihat saja nanti jika mereka berani melakukan itu pada kita bertiga," ucap Sakura mengerikan.

"Kau mengerikan sekali Sakura," ucap Ino.

"Biasalah," ucap Sakura.

"Ha? apa kau yakin Sakura-Chan?" tanya Hinata.

"Yah aku yakin sekali! ayolah kau tidak kasihan dengan kami berdua yang sudah kelelahan dan butuh gizi saat ini? apa kau juga tidak kasihan dengan diri mu yang sudah lelah dan kelaparan itu? kau ini bagaimana sih!" bujuk Sakura.

"Ayolah Hinata, kasihanilah kami berdua ini!" bujuk Ino juga.

"Ha? ka___kalian janganlah seperti ini Sakura-Chan, Ino-Chan, ba__baiklah kita akan ke kedai itu, tapi aku duduk di paling pinggir yah, aku tidak mau di tengah-tengah atau pun di pinggir dekat mereka itu," ucap Hinata.

"Yah yah! baiklah! aku akan di pinggir dekat mereka, Ino di tengah, sedangkan kau di ujung sana di dekat tembok! mana tau temboknya bisa jatuh cinta pada pandangan pertama pada mu!" ejek Sakura.

"Sakura-Chan iih!"

"Yasudah, ayolah!" ajak Sakura.

Lalu mereka pun berjalan menuju kedai itu, sesampainya di kedai itu, mereka pun duduk di tempat seperti yang di katakan Sakura tadi itu.

"Hei kalian ingin memesan apa?" tanya Sakura.

"Wahh ... ramennya sedap sekali!" ucap lelaki itu berseru.

Mendengarkan perkataan lelaki itu, Ino pun menjadi ingin sekali mencobanya, Ino pun memesan Ramen untuk dirinya juga untuk diri Sakura dan Hinata.

"Ramen! kita pesan Ramen saja!" seru Ino lancang.

Ketiga lelaki itu yang mendengar suara Ino yang mengatakan ingin memakan Ramen, mereka pun terkejut dan menatap ke arah Ino.

Sedangkan Hinata hanya bisa menunduk malu dengan rona merah di pipinya itu.

Sedangkan Sakura hanya menatap bingung Ino yang tiba-tiba saja ingin memesan Ramen untuk mereka bertiga.

Ino yang mengatakan itu sontak malu karna semua tatapan mata ketiga lelaki itu juga tatapan pemilik kedai ini juga menatap ke arah Ino beserta dengan Sahabatnya yaitu Sakura.

Merasa malu, Ino pun hanya bisa tersenyum kikuk dan menatap sekelilingnya lalu menundukkan kepalanya ke bawah seperti yang di lakukam Hinata.

Sedangkan Sakura hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja dengan tatapan malasnya itu.

"Kau ini ...!" gumam Sakura.

"Gomenn Sakura," cicit Ino.

Bersambung ....

My IG : Wndy_pgbn
My Wattpad : wndy_pgbn_
My NovelMe : Anime & Windy Anathasya_174

Cinta RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang