Matahari sudah bersinar terang sejak tadi, tapi rumah Erika masih sangat sepi. Semalam mereka begadang bersama, jadi tentu saja saat ini semua orang masih berada di alam mimpi.
Kringgg... Kringgg....
Alarm di hp Gilang berbunyi. Sepertinya ia lupa mematikan alarmnya.Gilang pun terbangun dari tidurnya. Tadinya ia ingin melanjutkan tidurnya tapi tiba-tiba saja lelaki itu merasa haus dan memutuskan untuk mengambil air di dapur sebelum kembali lagi ke alam mimpi. Jadi dengan pelan dan tentunya masih setengah sadar Gilang menuruni tangga rumah sahabatnya itu.
Hening
Itulah yang dirasakan lelaki itu. Tetapi begitu mendekati dapur ia mendengar suara pisau yang seperti sedang memotong dan juga suara-suara aneh lainnya.'Eh kok ada suara, perasaan belom ada yang bangun deh. Atau jangan-jangan hantu??' Gilang menggelengkan kepalanya.
'Ga, ga mungkin kan ada hantu pagi-pagi gini.Tapi ada yang bilang hantu juga ada pagi-pagi. Kalo hantu beneran gimana ya astaga.' batin lelaki tinggi itu.
'Oke oke gw harus berani. Masa sama hantu aja takut? Ya takut sih sebenernya.'
Sudah 5 menit lelaki itu hanya berdiam diri di dekat dapur. Dia sedang mengumpulkan keberaniannya untuk memasuki dapur.
'Oke gw bakal ambil gelas,isi air, terus kabur. Lagian hantu itu ga ad-'
BRAKK
Sebuah talenan di dapur terjatuh."HUAAAA HANTU AMPUNNN" teriak Gilang sambil menutup matanya
"HEH CANTIK GINI MASA DIBILANG HANTU"
"ERIKA?"
"Iye ini gw. Apa sih pagi-pagi udah teriak-teriak aja" gadis dengan rambut berwarna hitam itu menatap Gilang datar sambil memegang roti ditangan kanannya.
"Ya gw kira ada hantu, abisnya sepi banget ini jadi gw kira belum ada yang bangun"
Erika hanya menggukan kepalanya dan melanjutkan kegiatannya. Gadis itu bangun pertama pagi ini dan sekarang sedang memasak di dapur. Oleh karena itu Gilang mendengar suara-suara dari dapur.
Erika membuat sandwich untuk semua orang yang ada di rumahnya. Sekarang semuanya sudah bangun dan sedang menikmati sarapannya masing-masing.
"Eh kalian pada pulang jam berapa?"
"Kok nanya nya gitu sih ka?" jawab Killa mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rangga.
"Kita diusir guys" sahut Louis dengan tampang yang dibuat sedih
"Parah banget sih ka rangga, masa masih pagi kita udah diusir"
"Heh kaga begitu astaga. Gw mau pergi jam 10 jadi biar pada bubar gitu loh"
"Ya sama aja ngusir kita itu" tutur Putra
"Terus erika sendirian gitu di rumah?"
"Kita ke cafe yu er, ada cafe yang pengen gw datengin. Sekalian ngerjain tugas musik, kita sekelompok kan?" ajak gilang
"Iya sekelompok. Ayo deh daripada dirumah sendirian" jawab gadis itu.
"Yaudah kita pulang berarti guys" sahut Sera
"Eitss gw sama Killa sih mau nonton" Killa yang disebut namanya oleh Louis hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Bucin terus bucin" ejek Erika
"Lah ga ngaca dia"
"Emang gw bucin sama siapa coba"
"Itu si gilang" sahut Putra
"Ngadi-ngadi ya lu"
"Wah lang, ga diakui lu"
"Sabar ya lang, turut berduka cita"
"Mohon maap nih ya key, turut berduka cita emang siapa yang meninggal?"
"Salah ya berarti?"
"Ya salah lah" mendengar itu keyra memasang wajah cemberutnya.
"Ga key, bener kok lu. Tadi salah ngomong doang"Gilang segera mengganti jawabannya itu. Karena kalau sampai Keyra marah. Udah lah itu mah bahaya, jadi mending iya in aja biar cepet. Inget peraturan no 1, perempuan selalu benar.
"Udah sana pada mandi, siap-siap buat pulang"
"Tuh kan ya emang ka rangga tuh berniat ngusir kita"
"Iya in aja dah biar cepet. Udah sana-sana"
Mereka semua pun segera menuju kamar untuk mandi dan beres-beres. Kemudian dilanjut dengan satu persatu meninggalkan rumah besar milik keluarga erika itu.
"Er ntar kalo pergi jangan lupa kunci pintu ye, gw pulang malem hari ini" ucap rangga sambil mengambil kunci mobil miliknya.
"Oke okee."
"Jangan pulang malem loh ya lu"
"Iya kakak ku yang paling bawel. Udah sana-sana pergi" usir erika
"Iya iya ini juga mau pergi. Byee" Rangga melambaikan tangannya dan segera pergi meninggalkan rumahnya itu.
Beberapa saat kemudian, Gilang menghampiri Erika yang sedang menonton salah satu acara tv.
"Weh, Ayo pergi"
"Aduh bentar lagi nonton" jawab perempuan itu tanpa menoleh sama sekali
"Ih ayo ntar keburu sore" Lelaki itu menarik tangan sahabatnya "ayo er ayoo"
"Aduh jangan ditarik-tarik tangan gw ntar melar gimana"
"Bagus dong ntar kalo ngambil barang yang jauh ga usah berdiri, soalnya tangannya dah panjang"
"Heh mana bisa"
"Di bisa in aja, udah ih ayo jangan nonton teruss"
"Iya udah iya ayo, lepas dulu ini tangannya"
Gilang pun segera melepaskan genggaman tangannya dan segera mengambil kunci mobil. Sedangkan erika mematikan seluruh lampu rumahnya dan mengunci pintu.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai ke Cafe yang ingin didatangi Gilang itu. Cafe dengan tema Indonesia itu, menyuguhkan berbagai makanan dan minuman khas Indonesia.
Mereka pun segera memesan makanan dan sambil menunggu, mereka mengerjakan tugas kelompok yang memang sudah di rencanakan akan dikerjakan saat itu.
Tawa dan canda terdengar dari meja itu. Mungkin orang-orang akan mengira kedua remaja itu memiliki hubungan spesial. Ya walaupun sebenarnya tidak.
Tidak terasa hari sudah semakin gelap. Gilang pun segera mengantar sahabatnya itu pulang ke rumahnya.
"Udah sana masuk kedalem"
"Oke oke gw masuk dulu ya" pamit Erika
Gilang mengangguk dan menunggu Erika untuk masuk ke dalam rumahnya. Setelah memastikan bahwa gadis itu sudah berada di dalam rumah, ia pun segera menancapkan gas menuju ke rumahnya.
Sesudah memasuki rumahnya, erika langsung membersihkan dirinya dan mendudukan dirinya di kursi balkon kamarnya. Malam ini bintang bersinar dengan terang. Mungkin langit tau perasaan erika hari ini. Perasaan bahagia karena menyadari bahwa Erika telah jatuh hati pada sahabatnya itu. Ya, jatuh hati. Erika sadar bahwa perasaan aneh yang belakangan ini ia rasakan kepada Gilang adalah perasaan suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late (COMPLETED)
Teen FictionSejak kecil, Erika memiliki sahabat bernama Gilang. Kata orang-orang jika perempuan dan laki-laki bersahabat, pasti ada salah satu yang memendam rasa. Lalu bagaimana dengan mereka? Kisah ini lah yang akan menceritakan hal ini. Kisah yang menjadi pem...