Janda Vs Duda

Janda Vs Duda - Prolog

                                                                                                   Janda Vs Duda

                                                                                       Janda tapi masih perawan.

                                                                                      Duda udah punya ekor satu.

                                                                                      Bagaimana mereka menyatu?

                                                       "Sekali-kali main dong ke kamar aku, siapa tau kita khilaf."

                                                                                                                 ****

"Oke, anak-anak. Pelajaran kita hari ini cukup sampai sini dulu, ya. Jangan lupa kerjakan tugas rumah menggambar kalian." Rasti tersenyum di depan kelas yang berisi dua puluh murid berumur enam tahun.

"Iya, kak Rasti."

"Selamat siang anak-anak."

"Siang, kak."

Rasti mengamati dengan sabar anak-anak yang bersalaman dengannya. Setelah kelas sepi, barulah dirinya keluar kelas.

"Rasti!!"

Rasti menoleh, di dapatinya Winda, temannya yang juga guru senibudaya di sekolah dasar Harapan Bangsa.

"Iya, Win. Ada apa?"

"Dipanggil sama pak kepala sekolah. Gue duluan ya, bye."Rasti mengangguk sambil membalas lambaian Winda. Ia berbalik ke arah ruang kepala sekolah.

Tok... tok... tok...

Rasti mengetuk pintu ruangan kepsek.

"Permisi, pak Bayu. Ada apa memanggil saya?"

"Ini udah jam pulang sekolah, pake bahasa jangan terlalu formal lah, Ras. Gue berasa kaya bapak-bapak."

"Yee... emang calon bapak-bapak juga, inget Salma di rumah." Cibir Rasti. Bayu tersenyum menanggapi cibiran Rasti, lalu mempersilahkan Rasti duduk."Ada apa manggil gue?"

"Gini Ras, lo mau 'kan bantuin temen gue buat jadi guru sementara di TK dia. Nggak lama kok, Cuma satu tahun. Guru yang sebelumnya ngambil cuti satu tahun. Awalnya sih Cuma cuti melahirkan, tapi suaminya minta dia keluar tapi dia nggak mau jadilah satu tahun cuti. Bisa nggak?" tanya Bayu serius.

"Tenang kok, lo di sana kerja juga di gaji. Masalah jam pelajaran lo di sini. Gue udah ngomong sama bu Ida buat mindahin jam lo. Paling lo di sana Cuma sampe jam setengah sepuluhan. Si Winda tadi gue tawarin nggak mau, katanya dia nggak terlalu suka anak-anak, makannya itu dia Cuma ngajar di kelas lima sama enam." Tambah Bayu.Rasti mengeryit "Winda nggak suka anak-anak tapi kok dia daftar jadi guru di sekolah dasar? Oke, gue bisa kok."Bayu mengangkat bahunya "Entahlah, lo kan tau sendiri, Winda itu kadang nggak jelas pemikirannya. Sabtu kita ketemu di Kafe biasa ya."Rasti mengangguk sambil mengangkat satu jempolnya. "OK. Ya udah, gue pamit pulang dulu ya."

"Nggak bareng?"

"Nggak deh, makasih. Kebetulan nanti gue masih mampir dulu."

"Oh, oke. Jam ketemuannya ntar gue kirim lewat BBM."Rasti mengangguk lalu bangkit dan keluar dari kantor Bayu.