1st Day.

3.2K 290 13
                                    

Cerita ini berlatar belakang pada tahun 2014.

















Kendaraan beroda empat itu berhenti di halaman depan rumah megah kediaman keluarga Shim, sudah ada beberapa maid yang berjejer rapih menyambut keluarganya.

Sang kepala keluarga keluar dari mobil lebih dulu, diikuti istri lalu anaknya. Tersenyum ramah membalas ucapan selamat datang dari pada maid.

"Selamat datang, Park." sambut pemilik rumah yang baru saja keluar, bersama istri dan anaknya juga.

"Terima kasih, Shim." balasnya.

Tuan Park menyuruh salah satu penjaganya agar memarkirkan mobil tamunya itu ke dalam garasi, juga beberapa maid mengangkut barang bawaan keluarga Park.

Si kecil dari keluarga Shim menatap ketiga orang itu dengan mata berbinar, seperti senang sekali ada yang bertamu di rumahnya ini. Tangannya masih setia menggenggam tangan milik ibunya.

Kedua keluarga itu langsung menuju ruang makan, makan bersama sebagai sambutan untuk keluarga Park.

Sementara si kecil dari keluarga Park menatap sekeliling dengan tak begitu minat, berjam-jam di dalam mobil membuat dirinya sedikit mabuk darat.

"Silahkan dimakan." kata sang kepala keluarga Shim.

Banyak sekali makanan yang tersaji, Sunghoon -anak dari keluarga Park, meminta agar di ambilkan pasta. Tidak nafsu untuk memakan nasi.

Sebenarnya, kalau boleh ia ingin memakan mie instan saja.

Makan siang itu terasa begitu hangat, dengan canda tawa mereka, kecuali Sunghoon yang masih mabuk. Di selingi pertanyaan basa-basi, seperti, 'bagaimana tadi di perjalanan?'.

Selesai makan siang, keluarga Park di tuntun oleh dua orang maid menuju kamar tamu.

Sunghoon protes saat dirinya mendapat kamar di lantai atas, terpisah dari ayah ibunya.

"Maaf, tuan muda. Kamar tamu di lantai bawah hanya tersisa satu, karena yang lain sedang dalam masa perbaikan." jelas salah satu maid dengan rambut yang di gulung ke atas.

"Tidak apa-apa, maaf merepotkan. Sunghoon, cepat sana ke kamar mu!" balas ayah, menatap tajam putra semata wayangnya.

"Aku ga mau! Aku tidur sama ayah ibu aja, deh." Sunghoon masih tidak mau untuk naik ke lantai atas.

Kali ini, ibunya yang menatap tajam. Sunghoon berdecak, "Ish, ya udah!"

"Mari, saya antar."

Sunghoon memainkan rubiknya di atas ranjang, tiduran tengkurap dengan satu bantal yang menopang dagunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon memainkan rubiknya di atas ranjang, tiduran tengkurap dengan satu bantal yang menopang dagunya.

Tok tok.

Siapa pula yang mengetuk pintu kamarnya? Ralat, pintu kamar tamu keluarga Shim.

Meletakkan rubiknya, lalu membuka pintu itu. Terheran saat melihat anak yang berdiri di depannya dengan senyuman secerah matahari.

"Halo!" sapanya begitu riang.

"H-halo?" balas Sunghoon ragu.

Anak di depannya itu terkekeh, manis sekali. "Aku Shim Jaeyoon, panggil aja Jake." dirinya mengulurkan tangan, tanda ingin berkenalan.

Oh, anak dari keluarga Shim rupanya. "Park Sunghoon." balasnya lalu menjabat tangan Jake.

"Kamu mau keliling? Aku bakal jadi pemandunya." ajak Jake, masih mempertahankan senyum manisnya.

Sunghoon tampak berpikir sejenak, dari pada dirinya hanya bermain rubik, lebih baik terima saja ajakan Jake.

"Boleh, ayo."

Rumah keluarga Shim terletak jauh dari perkotaan yang sesak, Sunghoon cukup menikmati suasana disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah keluarga Shim terletak jauh dari perkotaan yang sesak, Sunghoon cukup menikmati suasana disini.

Jake mengajaknya ke kebun teh, berjalan kaki. Terlihat bersemangat sekali anak itu.

Apa tidak pegal senyum terus? Pikir Sunghoon.

"Sunghoon, habis ini ayo ke rumah pohon!" ajak Jake semangat.

"Terserah, aku ikut aja." dirinya tidak tau jalanan disini, jadi mengikut saja Jake membawanya kemana. Asal tidak ke jurang.

Jake semakin semangat, mengambil salah satu tangan Sunghoon dan menariknya pelan. Berjalan sambil melompat-lompat dan mengayunkan tangan, lucu sekali, rambutnya ikut bergerak naik turun.

"Gimana? Kamu suka ga?" tanya Jake saat keduanya sudah naik ke rumah pohon.

"Iya, suka." balas Sunghoon singkat.

Sunghoon menuju tumpukan bantal di pojok sana, merebahkan dirinya. Udara sejuk membuatnya mengantuk.
Jake memperhatikan Sunghoon, senang kalau ternyata teman barunya itu nyaman di rumah pohon ini.

Ikut merebahkan dirinya di samping Sunghoon, membuat si pemuda Desember itu membuka matanya terkejut.

"Eh?"

"Ada apa?"

"Err, ga apa..." Sunghoon sebenarnya canggung sekali tidur bersampingan dengan Jake. Tapi sepertinya dia tidak.

Sunghoon kembali memejamkan matanya, mencoba abai dengan Jake yang berada di sampingnya.

Aku bingung siapa yang jadi orang tua mereka, jadi ga aku sebutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bingung siapa yang jadi orang tua mereka, jadi ga aku sebutkan..

12 Days : Let's Fall In Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang