CHAPTER 12

546 100 240
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku mengira intuisimu perkara relasi pernikahan itu dipicu oleh Yieun, namun sepertinya bukan, ya?” Jung Taehyung berujar mengungkapkan isi serebrumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku mengira intuisimu perkara relasi pernikahan itu dipicu oleh Yieun, namun sepertinya bukan, ya?” Jung Taehyung berujar mengungkapkan isi serebrumnya.

Ketika Hwang Jimin merapalkan diktum nyentrik perihal dirinya yang secara mendadak memiliki atensi untuk menikah, Taehyung tidak memiliki kepercayaan yang maksimal—terutama sebab konektivitas fiksasi antara Jimin dan Yieun itu bobrok sekali. Jangankan menikah, untuk saling mengeratkan jemari satu sama lain saja Jimin itu enggan sekali. Namun, tatkala Taehyung mendengarkan kabar dari bocah tukang mengadu itu, semuanya tidak nampak kelabu lagi.

Secara harfiah, siapa juga yang tahan dengan luminositas Kim Jiya? Dia itu seperti setan, jago sekali merayu dan menggoda. Tidak aneh kalau Jimin gampang sekali menaruh afeksi pada Jiya—sebetulnya—lantaran dulu Taehyung pun seperti itu.

“Yieun datang lagi dengan kisah nelangsanya,” tambahnya. “I’m tired, Hwang.”

Jimin terkekeh. Lantas, ia gapai satu buah sigaret yang siap untuk ia sesap.

Perhaps she likes you, Jung,” balas Jimin seraya memantikan api pada sigaret.

Taehyung sontak beringsut bangun demi memberikan jarak lebar antara daksanya dengan pria Hwang itu. Jimin yang melihat itu hanya diam saja, masih fokus untuk menyesap sigaret. Taehyung memang sangat tidak toleran dengan asap sigaret. Kata Taehyung, lebih baik mati tertabrak truk kontainer dibandingkan mati lantaran terkena penyakit paru-paru—umpamanya, sih, begitu.

Why don’t you try to love her?”

Siapa juga yang akan gemirang bilamana disuruh untuk mendengarkan kisah-kisah gelebah yang terkesan dramatis dan repetitif?

Well, memang awalnya salah Jung Taehyung sendiri. Pernah untuk pertama kalinya si Son Yieun ini menangis terisak seperti habis ditampar oleh tangan Tuhan—sebab disakiti oleh bos bangsat itu alias Hwang Jimin si pembual-bedebah-keparat. Saat itu Taehyung masih memegang konsep—atau tradisi personal—untuk menggenggam hati yang hasai, terutama kenya. Makanya, dia dengan senang hati menjadi pendengar cerita nelangsa milik Yieun—awalnya.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang