Teman. Satu kata sederhana namun, berhasil mengalihkan ahli fungsi otak Lingka. Dalam benaknya Lingka tidak pernah menyangka kalau kehidupan SMA yang awalnya damai harus kacau semenjak kehadiran Samudera. Samudera mungkin sudah gila sampai berani mengajukan diri sebagai teman Lingka. Jangan harap Lingka akan mengijinkannya dengan mudah.
Berteman itu membahayakan, tak ada kata percaya lagi bagi Lingka semenjak kejadian yang pernah ia alami dulu. Bukan perkara mudah untuk Lingka menghilangkan segala trauma dalam dirinya, tapi Samudera justru malah hadir tiba-tiba dan mengetuk sisi kelam Lingka.
Lingka jelas diam saja, memilih pergi meninggalkan Samudera. Lingka ingin sekali menghindar, tapi keadaan saat ini sepertinya sedang tidak bersahabat pada Lingka. Begitu masuk ke dalam bis pagi, kedua mata Lingka langsung disuguhkan pemandangan sosok Samudera, keadaan lenggang membuat Samudera mudah ditemukan.
Cowok itu dengan headset putih terpasang di kedua telinga juga jaket Armynya duduk di kursi belakang dekat jendela. Senyuman tak luntur sama sekali dari bibir tipis itu. Lingka acuh, menganggap kalau Samudera itu adalah makhluk tak kasat mata. Gadis itu berjalan memilih duduk di kursi lain di bagian depan. Menatap hamparan pinggiran jalan.
Sampai pergerakan terasa di samping diikuti suara bisikan menggelitik telinga. "Pagi cantik." Lingka berjenggit pelan. Samudera terkekeh lantas menjauhkan tubuhnya.
"Hari ini perjuangan bakalan dimulai, jadi siap-siap kalau setiap hari bakalan ketemu gue." Samudera berkata, menatap Lingka dari samping. Gadis itu menoleh membuat Samudera harus menahan napasnya sesaat. Jaraknya dengan Lingka Cuma terpisah beberapa senti, melihat Lingka sedekat ini benar-benar membutuhkan dada Samudera sesak. Mungkin setelah pulang Samudera ia perlu mampir ke dokter.
"Saya enggak suka kamu ikutin," ujar Lingka.
Kedua bahu Samudera terangkat acuh. "Gue Cuma mau berjuang buat jadi temen lo."
"Tapi, saya enggak mau." Lingka membalas, "saya enggak butuh teman. Dan saya enggak butuh kamu."
"Sekarang bisa aja bilang enggak butuh. Kita lihat aja besok," kata Samudera formal.
Lingka diam memilih mengalihkan pandang. Terserah apapun yang ingin Samudera lakukan, Lingka yakin cowok itu hanya sedang mengeluarkan bualan semata. Cukup terus diacuhkan maka Samudera akan menyerah dengan sendirinya. Kita lihat saja nanti.
"Lo suka musik?" Suara itu terdengar lagi. Padahal baru beberapa detik berlalu.
Lingka suka. Hanya saja malas menjawab.
"Ada tiga hal di dunia ini yang gue suka." Samudera menoleh memperhatikan Lingka yang sama sekali tidak terlihat minat pada obrolannya, tapi Samudera bodoamat. Ia tahu kalau Lingka mendengarkannya. "Pertama futsal, kedua Musik dan ketiga lo."
Praktis Lingka menoleh spontan dengan kening terlipat samar. Samudera tertawa. Tangannya terangkat melepas headset yang sejak tadi terpasang tanpa suara lantas memberikan sisi kanannya pada Lingka. "Gue ngefans sama Sheila on seven, mau dengerin lagunya?"
Mata Lingka melirik hedset yang disodorkan. Band kesukaannya juga, Lingka punya mimpi. Sederhana sekali, hanya ingin menonton konser sela on seven, sebuah keinginan sederhana namun, sukar sekali Lingka capai. Mungkin orang akan menertawakannya kalau mereka benar-benar tahu semua mimpi-mimpi kecil sederhana milik Lingka.
Termasuk Samudera, mungkin.
Sedikit ragu, Lingka menerimanya. Kemudian memasangnya diikuti senyum Samudera. Kening Lingka berkerut lagi, sama sekali tidak ada suara musik dari band kesukaannya. "Kenapa enggak ada suaranya?"
Tersadar. Samudera berkedip, terlalu banyak memperhatikan Lingka membuat dirinya tak sadar. "Belum dinyalain."
Lalu musik berputar. Lingka cukup menikmati, kesenangannya dengan Samudera sama, tapi bukan berati Lingka akan mudahnya membuka jalur pertemanan.
Bis berhenti membuat Lingka melepaskan headset yang ia pakai. Mengisyaratkan Samudera dengan tatapan agar segera keluar, karena posisinya yang di pojokan terapit.
Masuk gerbang SMA Cakra Dirgantara Samudera langsung menyapa Pak Joko-Satpam sekolah-Samudera itu tipe cowok yang tidak bisa diam. Hampir semua kalangan SMA Cakra tahu akan Samudera. Samudera yang eassy going terhadap siapa saja. Samudera itu ganteng, Lingka tidak buta akan itu. Lingka normal hanya saja ganteng itu tidak cukup untuk modal awal, percuma ganteng tapi, menyebalkan.
"Lo mau ke taman?" Di samping Lingka, Samudera bertanya. Beruntung masih terlalu pagi jadi belum ada siswa yang berkeliaran di Koridor sekolah. Bisa membahayakan kalau disituasi seperti ini siswa SMA Cakra melihat mereka jalan berdua, lebih tepatnya Samudera yang terus mengikuti.
"Kamu lebih baik enggak usah ngikutin saya." Lingka berjalan acuh menatap ke depan. Apa yang dikatakan Samudera benar adanya, Lingka berniat menuju taman, tapi kehadiran Samudera justru membuat Lingka harus berpikir dua kali.
"Kan gue udah bilang mulai sekarang gue mau jadi temen lo. Dan lo harus mau." Di lorong koridor gedung kelas Lingka berhenti membuat Samudera ikut menghentikan langkah.
Tarikan napas pelan penuh frustasi keluar. "Saya enggak butuh teman. Saya enggak suka sama kamu."
Kedua nata Samudera menatap Lingka dari samping. Lantas bersuara, "tapi gue suka sama lo dan gue pingin deket sama lo. Lo enggak punya hak untuk ngelarang itu semua."
Perkataan Samudera membuat Lingka menoleh. "Saya punya hak, saya ngerasa terganggu sama kamu."
Samudera menganggukkan kepalanya perlahan. Matanya beredar menatap plafon koridor yang catnya mulai mengelupas. "Kenapa lo ngerasa keganggu?" tanya Samudera.
"Kamu berisik, saya enggak suka."
Kekehan keluar dari bibir Samudera dan Lingka tak tahu bagian mana yang lucu. "Gue berisik karena lo diem aja. Lagian apa salahnya sih temenan sama gue?"
Lingka melengos. Jelas salah, pertama Lingka tidak suka berteman, kedua Lingka tidak suka ada laki-laki asing dekat-dekat dengannya, ketiga Lingka benci berisik. Dan samudera adalah kandidat yang melengkapi segala kebencian Lingka.
"Kita sekelas, duduk satu bangku lagi." Samudera kembali berkata. Senyum menyebalkan terpasang di wajahnya.
"Tetep aja saya enggak suka."
"Nanti juga bakalan suka kok. Cuma belum sekarang aja."
****
SAMUDERA DAMAGE NYA PARAH. GIMANA NIH BACA PART INI? ADA YANG BERTANYA. LINGKA PUNYA MASALAH APAAN SIH SEBENERNYA?
TELAT UPDATE, BARU BISA BELI KUOTA. MAKLUM TANGGAL TUA KEMARIN.
ADA SALAM RINDU UNTUK SAMUDERA?
LINGKA?
ISTRINYA JAEMIN?
KOMEN YANG BANYAK.
SEE YOU BYE.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, Lingka! [ON HOLD]
Teen Fiction[Follow dulu baru bisa baca] Banyak yang bilang kalau Lingka itu menyeramkan, putih pucat, berambut panjang berantakan dan penghuni taman belakang yang terbengkalai. Tak ada yang berani mendekat. Awalnya hidup Lingka damai meksipun tanpa teman, samp...