𖥻 027

63 11 1
                                    

Sekitar pukul 11 pagi, Haechan dan Yangyang kembali ke kelas dimana teman-temannya masih menunggu traktiran dari Haechan sambil membawa 4 kantung plastik besar

"Ichiban dateng, guys." seru Haechan dan meletakkan plastik yang ia bawa diatas meja guru

"Asik, kita party guys." sahut Jihoon

"Ada minumnya gak, Chan?" tanya Renjun

"Beli aja sendiri. Yang, lu bagiin ya. Gue mau kasihin satu ke pak Doyoung." titah Haechan lalu membawa satu porsi makanannya ke ruang guru

"Eh, Heejin mana?" tanya Yangyang ketika mendapati ketua kelasnya tidak ada ditempat

Haechan yang mendengar itu pun lantas ikut melihat kearah kursi milik Heejin yang kosong

"Anu, Yang. Si Heejin pulang duluan, sakit perut katanya." jawab Kim Hyunjin

"Kok kaga ngasitau?" tanya Haechan

"Gak tau, dia tiba-tiba ngomong ke gue bilang lagi sakit perut terus ngambil tas habis itu pergi."

Hwang Hyunjin tiba-tiba saja berdiri dari kursinya, mengambil dua porsi lainnya dan mendekati Haechan

"Bawain itu ke Biar, biar gue yang bawain buat pak Doyoung." bisik Hyunjin sambil memberikan satu lagi kepada Haechan

"Lo serius, Jin?"

"Ck, buruan sana. Belum jauh tuh dia kayaknya."

Haechan tersenyum sambil menepuk pundak Hyunjin, "thanks ya."

Hyunjin mengangguk lalu Haechan segera berlari pergi dari sana sedangkan Hyunjin pergi ke ruang guru











~











Haechan terus berlari mencari keberadaan Heejin yang kata Hyunjin belum jauh. Ternyata benar saja, Heejin tengah duduk dihalte bus sambil menangis entah kenapa

Haechan berjalan perlahan mendekati Heejin dan duduk disebelahnya

"Jin, lo kenapa?" tanya Haechan pelan, membuat Heejin buru-buru mengusap sisa air mata di wajahnya

"Haechan. Kok lo disini? Ada apa?" tanya Heejin seperti tidak terjadi apa-apa

"Jawab gue dulu, lo kenapa? Kenapa tiba-tiba pergi dari sekolah? Kenapa lo nangis disini?"

Heejin menggeleng sambil tersenyum lalu mendongakkan kepalanya agar air matanya masuk kembali

"Gue pikir orang-orang yang sayang sama gue dan yang gue sayang sekarang gak bakal kekal, bener kan?" ucap Heejin

"Bener. Tapi kalo dipertahanin, sampe kapanpun bakal tetep ada."

"Masalahnya itu, gue gak bisa pertahanin apa-apa."

Haechan kembali tersenyum lalu meletakkan satu kotak makanan yang ia bawa diatas pangkuan Heejin

"Makan dulu yuk, jarang-jarang loh ada yang traktir sushi siang bolong begini."

Heejin tertawa pelan lalu membuka kotak makanannya. Menatapnya sebentar dan air mata kembali menetes

"Chan, jujur ya. Yang sebenernya nungguin gue itu siapa kalo bukan lo?"

"Hwang Hyunjin. Gue kira lo udah sadar sama sikap dia ke lo selama ini, ternyata enggak ya hehe."

Heejin menoleh menatap Haechan dengan raut kaget, "jadi bener Hyunjin?"

"Iya. Bukannya geer nih ya, dia suka sama lo tapi kayaknya lo suka sama gue. Gue ngerti kok, jadi gue minta izin ke dia buat bahagiain lo walau cuman 60 hari."

"Kenapa 60 hari, Chan? Emangnya setelah hari itu ada apa?"

"Ada hal yang mungkin gak lo duga, bahkan semua orang."

"Chan, jangan bikin gue penasaran dong."

"Gue lebih mending bikin orang penasaran daripada sakit hati. Gue mau semua orang ngeliat gue bukan sebagai cowok brengsek kayak yang lain, tapi sebagai orang baik yang traktirin temen sekelasnya ichiban."

"Channn."

"Jangan nangis, udah. Lo tau, i'm so proud of you. Dari segala sisi, gue suka. Tapi sayangnya lo adalah salah satu hal kesayangan gue yang gak bakal kekal di hati gue."

IPS Naik PangkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang