Satu

13 0 0
                                    


'Dasar gadis aneh!'

Seorang gadis berlari dengan sekuat tenaga, sesekali ia menoleh ke belakang harap-harap cemas dengan keringat yang mengucur deras. Seragam lusuh sudah tak lagi ia pedulikan, yang terpenting sekarang adalah lari, lari dan lari.

"Guk ... guk .... " Suara gonggongan seekor anjing hitam masih terdengar diindra pendengarannya, ia semakin mempercepat laju larinya hingga keluar dari komplek. Ia celingukan mencari seseorang yang bisa menolongnya. Hingga akhirnya.

"Stop!" Gadis itu menghadang sebuah motor yang dikendarai seorang lelaki yang mengenakan hoodie hitam dan celana jeans berwarna hitam.

"Shitt! Lo nyari mati ya?!" bentak lelaki itu.

"Maaf, tolong anterin gue ke sekolah," pinta gadis itu dengan mengatupkan kedua telapak tangannya.

"Gak sudi! Dasar cewe aneh," dengus sang lelaki.

"Please, gue mohon sama lo," mohon gadis itu sembari menoleh ke belakang dan mendapati anjing hitam tadi mulai mendekat.

Tanpa disuruh gadis itu langsung naik ke boncengan lelaki tadi, "ayo cepet jalan!" pintanya dengan panik.

Sempat tak terima gadis aneh itu tiba-tiba naik ke motornya, tetapi anjing hitam tadi mulai mendekat. Tanpa mau berucap, ia menjalankan motornya dengan sangat kencang, tak memedulikan bahwa ia membawa seorang gadis di belakangnya. Hingga sampai pada sebuah gedung SMA Bakti. Jangan heran jika lelaki itu tahu gedung sekolah gadis yang menumpang padanya, karena letak kampusnya dekat dengan SMA Bakti, dan ia sangat mengenali seragam khas SMA Bakti itu.

Gadis itu turun dengan wajah sumringah, "makasih ya, buat tumpangannya." Setelah mengucapkan kalimat itu, gadis tersebut berbalik masuk ke dalam gedung sekolahnya. Membuat sang lelaki yang ditumpanginya bersungut sebal.

"Tadi aja main nyetop kayak orang gila, sekarang songong banget. Awas aja lo cewe aneh," geram sang lelaki.

***

Seorang gadis berjalan di koridor dengan santainya. Seolah tak ada beban, padahal tadi ia sedang dikejar-kejar seekor anjing dan berakhir diantar oleh seorang lelaki yang tak dikenalinya. Beberapa warga sekolah meliriknya, atau lebih tepatnya terang-terangan menatapnya. Namun, gadis itu tak peduli, ia tetap berjalan dengan mimik wajah yang sama, datar.

Namanya, Velly Agustina salah satu siswi SMA Bakti. Menempati kelas 11 IPS 2. Velly bukan siswi yang populer, tapi entah mengapa banyak yang menatapnya ngeri. Velly bukan pula siswi nerd, Velly hanya lah Velly yang hidup sederhana dan cuek dengan sekitar. Velly tak akan peduli dengan kehidupan orang lain, kecuali sahabatnya. Karena, ia malas mengurusi hidup orang yang jelas-jelas tak penting baginya.

Velly tipe orang yang mood swing parah, apapun yang membuatnya tak nyaman pasti langsung ia jauhi, tak peduli siapapun kamu jika itu mengganggu maka jangan berani dekat-dekat Velly.

Memang banyak yang tak mau mendekati Velly, entah mengapa Velly juga tak tahu. Pernah suatu hari Velly bertanya pada temannya, mengapa tak ada yang mendekatinya.

Namun, ia malah mendapatkan jawaban yang kurang mengenakkan, "takut digampar lo lah, lo 'kan buas." begitu katanya. Banyak yang merasa was-was jika ada Velly.

Velly merasa ia tak seburuk itu. Namun, dia tak terlalu memusingkannya, ia membiarkan apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Toh itu tak merugikannya, lagi pula jika banyak yang mendekatinya itu akan semakin menyusahkan hidup Velly, ia tak mau hidup nyamannya terganggu dan ia tak akan rela jika ada yang mengganggunya.

Satu lagi, ngomong-ngomong soal sahabat Velly. Ia mempunyai sahabat yang super duper cerewet, namanya Arina Gishela. Velly pun tak tahu mengapa ia bisa bersahabat dengan Arina dan segala kecerewetannya. Mungkin karena mereka sudah klop, tetapi jika Velly sedang mode senggol bacok ya jangan ditanya lagi kalo sama Arina si rusuh itu. Seperti pagi ini.

"Pagi, sayang," sapa Arina dengan mengedipkan mata genit.

"Jijik," balas Velly dengan mimik wajah menahan geli.

"Tadi berangkat sama siapa? Gue liat di depan lo sama cowok ya? Cakep juga tuh." Nah 'kan, jika berurusan dengan cowok Arina jagonya.

"Gak tau, gak kenal." Velly mengedikkan bahu.

"Lo tuh bener-bener ya Vel! Orang jelas-jelas nganterin lo, bisa-bisanya ngomong gak kenal!" pekik Arina yang membuat se-isi kelas menoleh padanya.

"Gue tadi dikejar anjing pas mau berangkat, terus gue nyetop dia depan komplek dan dianterin deh," ucap Velly tak memedulikan berpasang mata yang sedang menatap mereka.

"Terus, gak lo ajak kenalan gitu?" Velly menggeleng cuek.

"Kebangetan ya lo! Cowok cakep kayak gitu gak diajak kenalan malah dianggurin! Omgg Velly!" Arina kembali histeris. Velly hanya mampu menggelengkan kepala, tak memedulikan Arina, ia membuka sebuah novel dan mulai hanyut membaca.

***


HAII! Thanks banget ya yang uda mau baca cerita saya, semoga kalian suka sama cerita ini hehe. Maaf ya kalo ada kesalahan dalam penulisan maklum aku masih awam xixi^^

See u next chapter gais💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUVE (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang