Bab 1

1.7K 147 35
                                    

Happy Reading (Semoga)

Cerita ini berawa dari rengekan Atsumu. Perhatian berlebihan Bokuto dan respons Hinata yang keterlaluan. Sampai-sampai Sakusa bahkan penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Ternyata Atsumu ditendang dari apartemen adik kembarnya, karena masuk ke dapur tanpa membersihkan diri setelah pulang latihan. Hanya sesederhana itu, tetapi cukup untuk membuat Sakusa Kiyoomi mengunjungi kedai baru yang sepi saat dia mendapat jam pulang lebih siang. Saat ini masih jam kerja bagi sebagian besar pekerja kantoran.

Restoran itu hanya berupa ruangan sederhana. Dengan meja etalase yang berisi nampan-nampan kosong. Hanya menyisakan sedikit onigiri. Ada beberapa kursi yang bisa digunakan pelanggan untuk makan di dekat etalase-etalase itu, seolah Miya meletakkan itu agar pelanggannya bisa mengobrol dengannya. Restoran itu cukup bersih dan nyaman. AC-nya tidak terlalu dingin, tetapi pas sekali sehingga dia tidak merasa gerah. Hanya ada 4 meja dengan masing-masing empat kursi berkaki panjang yang mengisi restoran itu.

Kiyoomi tersenyum kecil di balik maskernya. Dia tidak salah mencoba kesini.

Ketika Kiyoomi melihat-lihat restoran itu pemilik restoran keluar dari dapur. Lelaki itu benar-benar mirip Atsumu, hanya saja dia tidak mewarnai rambutnya—seingatnya dia mewarnai rambutnya dulu—dan menggunakan topi. Dia terkejut sejenak, kemudian mengulum senyum tipis yang agak canggung.

Kiyoomi tidak mempermasalahkannya, menjadi ramah tidak selalu mudah untuk sebagian orang. Kiyoomi tidak mengenal Miya yang lebih muda sebaik dia mengetahui Atsumu, tetapi dia telah mengambil kesan, Osamu lebih tertutup daripada kakaknya. Setidaknya, dia bersikap ramah.

"Sungguh sebuah kejutan melihatmu di sini," katanya. "Aku dengar kau tidak akan pernah makan sesuatu selain masakanmu sendiri."

Kiyoomi tahu Osamu tidak bermaksud mencela, jadi dia membuka maskernya dan menjawab, "Miya bilang kau menendangnya keluar karena dia masuk ke dapurmu tanpa membersihkan diri."

"Oh, dia mengadu ketimnya soal itu, ya?" ucap Osamu geli, tetapi dia tidak tahu apa hubungannya dengan Kiyoomi sekarang. Alisnya berkerut. "Lalu?"

"Itu cukup membuktikan dapurmu bersih untuk kudatangi. Lagipula, aku bosan dengan masakanku sendiri."

Osamu tersenyum. "Well, selamat datang dan salam kenal, kurasa, Sakusa Kiyoomi-san ."

"Yeah," jawab Kiyoomi sembari mengangguk. "Salam kenal, Miya-san."

"Panggil saja aku Osamu. Itu akan membuat semuanya lebih mudah, mengingat ada dua Miya yang kau kenal."

"Sebagai gantinya, panggil aku Sakusa saja kalau begitu."

"Tentu."

"Apa yang kau sediakan, Osamu?" tanyanya sembari melihat-lihat etalasenya.

Sakusa bukan pemasak yang handal, tetapi fobia membuatnya tidak berani membeli makanan apa pun. Kita tidak tahu apa yang mereka lakukan di dapur dan apakah mereka membersihkan bahan-bahan makan itu dengan benar. Membayangkannya saja membuat Kiyoomi begidik ngeri. Oleh karena itu, dia memilih membeli bahan makanan sendiri, memasaknya dengan kemampuan yang terbatas dan tubuh yang lelah. Sejak keluar dari rumah, dia bertahan dengan hanya beberapa jenis masakan. Setelah beberapa bulan, dia tidak lagi bisa merasakan makanannya sendiri.

Kebetulan sekali Atsumu mengatakannya. Beberapa hari terakhir dia memikirkannya hal itu. Kare buatannya mulai terasa hambar. Hari ini, di hari libur latihannya, dia memutuskan mencoba.

Dia membersihkan tempat duduk di depan Osamu dengan tisu beralkohol yang selalu dia bawa, baru kemudian duduk. Osamu tidak memprotes, hanya menatap geli pada apa pun yang membuat pelanggannya lebih nyaman.

Onigiri Miya (SakuOsa/SunaOsa) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang