Sholat Bersama

86 13 0
                                    

Entah ada badai atau apa tiba-tiba malam ini keluarga Jaemin datang ke rumah Hina. Walaupun tadi siang selepas pulang sekolah mama sudah memberitahu Hina tapi tetap saja Hina gak habis pikir, dalam rangka apa?

Begitupun Jaemin yang gak tau apa-apa, ditambah Minju juga hadir. Bahkan sekarang Jaehyun dan Minju saling bergandengan tangan didepan Jaemin.

"Silahkan masuk, yaampun jeng makin cantik aja deh"

Suara tawa para ibu-ibu serta bapak-bapak ini pun berhasil pecah, begitupun bang Jaehyun yang bertemu dengan bang Taeyong yang merupakan abangnya Hina.

"Loh YooA gak diajak?" tanya Jaehyun.

"Kebetulan dari kemarin dia pergi sama orang tuanya ke Kalimantan ada acara nikahan saudara jadilah menjomblo beberapa hari" jelas Taeyong.

YooA merupakan kekasih Taeyong, bahkan keduanya sudah mulai berpacaran sejak SD. Bisa dibayangkan betapa mirisnya Hina yang bahkan sekarang sudah hampir lulus SMA masih single.

Hina pun turun setelah menutup pintu kamarnya, semua pandangan tentunya tertuju pada Hina termasuk Jaemin yang sampe melongo melihat Hina. Pasalnya Hina tampil berbeda, dengan baju dress selututnya yang sangat sopan dimata dan terlihat mewah juga, rambut Hina yang digerai tak lupa make up yang berbeda.

"KESAMBET APA TUH?" batin Jaemin.

"Cantik banget anak mama, sini sayang salaman dulu"

"Heheh iya, maaf tante, om, bang, Jaem, Minju nunggu lama, soalnya mama nih tumbenan nyuruh pakai gini trus make up pan segala lagi hehe" curhat Hina yang mendapat cubitan dari sang mama.

Hal tersebutpun mampu membuat semua tertawa saking gemasnya dengan pengakuan polos Hina termasuk Jaemin yang merasa terhibur, tapi tidak dengan Minju yang sama sekali tidak bisa tersenyum leluasa.


"Nak Jaehyun lagi sibuk apa?" tanya papa Hina. Kini semua sudah berkumpul di ruang tamu, dan Jaemin Hina duduk saling berhadapan sembari melirik-lirik memberi kode gak jelas.

"Allhamdulillah om, kesibukan kuliah dipenuhi tugas juga"

"Wahh bagus ya, nih nih si abang gak pernah sibuk"

"Lah abang lagi yang kena" kesal Taeyong malah kena imbasnya.

"ih tapi gitu-gitu Taeyong udah kerja enak, cari duit trus siap-siap deh buat nikahin calonnya" goda mami.

"Amin amin tan, makasih doanya, abis itu Jaehyun nyusul ya"

"Yee, gak usah dibilang juga udah aku persiapan itu" balas Jaehyun mantap, dan itu mampu membuat Minju dan juga Jaemin jadi gusar sendiri.

"Nah langsung aja keintinya, tujuan kami hari ini datang kemari, tak lain adalah kami ingin menjodohkan anak kami Jaemin dengan Hina"

1...2...3

HENING, TAPI SETELAH ITU.

"APAAA??" pekik Jaemin dan Hina bersamaan. Bukan hanya mereka bahkan Minju pun ikut kaget dan langsung menatap Jaehyun yang sepertinya sudah tahu.

"Maaf sayang, aku gak ngasih tau kamu, biar kejutan juga, kamu pasti seneng kan? dipenuhi keluarga yang kamu kenal juga, Hina satu sekolah sama kamu kan?"

"aa-aahh iya" senyum Minju pada akhirnya.

"Maa-maa Paa-paa apaan sih, kok tiba-tiba banget, lagian juga Hina masih SMA loh"

"Juga Hina sama Jaemin itu udah kayak keluarga, kita bahkan kayak saudara" lanjut Hina lagi.

"Hina, tante sama om bahkan bang Jaehyun itu udah anggep kamu bagian dari keluarga kita, tolong diterima ya, tante juga percaya dan tahu banget, Jaemin itu cuma bisa luluh sama kamu bahkan kalian itu cocok banget" jelas mami.

"Taaa--pii Jaemin, kamu setuju? gak kan? nahhh"tanya Hina menatap Jaemin yang justru diem aja dari tadi.

"Jaemin?" panggil papi.

Jaemin menegakkan pandangannya dan menatap Hina, sementara itu Minju juga menatap Jaemin berharap bahwa apa yang Minju pikiran tidak benar terjadi.

"Kalau emang itu yang buat mami papi, om sama tante senang, Jaemin bakalan turutin" jelas Jaemin yang justru membuat Hina melongo 10x tak percaya.


Setelah makan malam selesai, Hina mengajak Jaemin ke kamarnya dan kini Hina menatap intens Jaemin. Keduanya juga telah memakai cincin pertunangan, apa tidak kaget jantung Hina, sudah pertama dijodohkan mendadak trus tunangan langsung lagi.

"Kamu gak serius kan Jaem? kenapa juga harus iyain? kalau mau bahagiain om sama tante gak gini juga kan Jaem" jelas Hina dengan cepat.

"Apalagi...kalau ternyata kamu itu masih nyimpen rasa buat Minju, yang ada kamu nyakiti diri kamu sendiri Jaem, aku juga haaaa gak tau kenapa jadi kayak gini, orang tua kita jodohin kita bahkan sekarang kita udh resmi tunangan, aku juga bingung dan gak tega gimana mama sama papa udah natap sedih pengen banget anaknya nerima perjodohan ini" lemas Hina langsung bersender di pintu kamarnya.

Jaemin menarik nafas beratnya, kemudian tersenyum ke arah Hina.

"Udah selesai kan haidnya?" tanya Jaemin yang diangguk lemah oleh Hina.

"Sholat dulu yuk" ajak Jaemin.

"Eh astagfirullah sampai lupa, hmm mau sholat bareng? tanya Hina pelan merasa salah tingkah juga berasa udah kayak suami istri, dikamar berdua juga ngomonginnya sholat.

"Itung-itung belajar sebelum jadi imam buat kamu beneran kan" jelas Jaemin langsung menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu

"Hhaaa?" tanya Hina plenga plengo, bisa dipastikan saat ini wajah Hina benar-benar seperti kepiting rebus yang begitu merah.


"Assalamualaikumwarahmatullahiwabarokatuhu"

"Assalamualikumwarahmatullah" Hina menatap sajadahnya lama kemudian berdoa dan menatap Jaemin yang kini tengah menghadapnya.

"Udah lebih tenang?"

"Hmmm" jawab Hina akhirnya bisa tersenyum.

"Aku tau Na ini mendadak, bahkan aku juga gak tau kalau orang tua kita udah rencanain ini, tapi aku mau move on dari Minju, aku harus sadar kalau emang dia bukan untuk aku sekalipun sampai saat ini aku masih sayang sama dia" jelas Jaemin.

Mendengar itu Hina sedikit memaksakan senyumannya. "Tapi Na" Hina pun kembali menatap serius Jaemin.

"Aku nerima perjodohan ini bukan karena semata aku mau move on dan bahagiain kedua orang tuaku juga orangtuamu Na, tapi aku juga pengen kenal kamu lebih dalam dan mencoba buat naruh hatiku buat kamu Na"

Agaknya merinding tapi benar Hina sangat merinding. "Jaemm" lirih Hina.

"Kita coba sama-sama ya Na" ajak Jaemin dengan senyum manisnya.

"Bantu aku buat lupain semua kenangan buruk ku selama ini Na, dan bantu aku buat nyiptain kenangan indah sama kamu detik ini juga aku mau belajar buat kamu Na"

Bahkan kali ini air mata Hina sudah tidak bisa ia tahan lagi kemudian Hina mengangguk dan langsung menutup wajahnya. Hari ini sungguh tidak bisa Hina percaya, dijodohkan dengan sahabat kecilnya, bahkan sahabat kecilnya ini menerima dengan alasanya yang tidak pernah Hina bayangkan.

Bukankah Hina beruntung, bisa dijodohkan dengan Jaemin sahabat kecilnya dan juga orang yang selama ini diam-diam Hina sukai.

"Jika didunia hancur bahkan sudah tidak ada tempat untuk berlindung, dengan siapa kalian ingin bersama saat itu, silahkan tulis nama orang yang kalian inginkan di kertas ya anak-anak" jelas bu guru saat TK dulu

Hina memandang jendela dan sambil memainkan pensilnya, "siapa yang mau aku tulis ya? siapa juga yang aku pengenin bersama kalau dunia hancur?"

Hina mengedarkan pandangannya dan matanya bertemu dengan Jaemin yang sedang serius menulis, kemudian tangan Hina bergerak dengan sendirinya untuk menuliskan nama orang yang ia inginkan saat bersamannya.

"Muhammad Jaemin Ramadhan"

Aku Kamu & Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang