PROLOG

9 0 0
                                    

"bukan hak mereka untuk membuat dirimu seperti apa yang mereka mau, jangan sampai keliru"- Fani

Teriakan dengan suara melengking, tawa gembira, sorak sorai siswa- siswi kelas 12 IPA 5 selalu sama jika guru mengabarkan akan ada rapat bulanan.

"HOREEE!!! Bisa ngemall guys kita hari ini, sering-sering aja bu hahaha", Gita Chyntia yang merupakan Queen di SMA Huiming merasa paling bahagia jika ada rapat bulanan, pasalnya ia tidak perlu repot-repot membuat surat izin sakit palsu ke UKS.

"Pelajar tapi hobinya nge mall, gak sekalian jadi advisor aja lo disana?", Fani menatap matanya sinis.

Gita langsung melengos pergi tanpa menghiraukan perkataan Fani, dua cewek ini adalah 'mantan teman' yang saling dendam.

"Udah lah Fan, lo kayak gak tau Gina aja. Btw,  lo denger kabar belum kalau wakil Ketua Osis kita diganti?"

Fani yang sedang memasukkan buku tulisnya ke tas melihat sinis ke arah Diana.
"Diganti? Emangnya apa yang salah sama kak Fauzan?!", Jawab Fani dengan nada tegas.

"Fauzan positif Narkoba Fan, dia baru aja direhab semalem", jawab diana dengan nada pelan.

"Pacar lo positif narkoba diy?, Gue gak salah denger?"

Diana mengangguk pelan kemudian menangis.

" Diy, sahabatku yang cantik. Lo jangan sedih ya? Ada gue! Kalo lo butuh buat gue temenin ke tempat rehab, gue ada."

Diana hanya mengiyakan perkataan Fani.
Dalam lubuk hatinya, Fani merasa iba dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan selalu menghibur Diana yang sedang rapuh.

Fani mulai membuat lelucon untuk menghibur diana. Ia menari konyol, membuat tiruan dengan nada spongebob atau dora the explorer, sama seperti biasanya.
"Diana, pacar kamu akan baik-baik saja"
"Katakan peta, katakan peta", ucap diana dengan nada khas dora.

"You are the best Fan."

Ketika mereka berjalan dikoridor sekolah, Fani masih terus ngedumel untuk menghibur Diana, ia menceritakan banyak hal yang sama sekali tidak penting .bodohnya ia menghibur sambil berjalan mundur mengintruksikan diana untuk menuntunnya.

Gubrak!
"Aw", Fani terjatuh.

" Kalo jalan tuh maju, bukan mundur", ucap cowok dingin sambil melengos pergi.

"Anjrit, gue udah move on Fan", jawab
"Tolongin gue dulu napa!", Fani merasa kesakitan.
"Maaf fan, tapi masa depan gue ada di depan mata, ganteng banget gila!", Diana berlari meninggalkan Fani sendirian untuk mengejar cowok dingin itu.


"Niatnya ngehibur, malah gue yang ditinggalin, sial!", Kesal Fani yang susah payah berdiri.

Begitulah Diana, parasnya yang cantik membuat ia sering bergonta ganti pasangan. Dinasihatipun, memang sudah jadi penjahat cinta.

Fani berdiri lalu melanjutkan langkahnya, ia mampir di warteg yang biasa ia kunjungi karena perut sudah mengatakan,"waktunya makan".
Alias keroncongan.

"Bi, balado kentangnya sama sambelnya yang banyak! Seperti biasa", menandakan ia adalah pelanggan setia Fani langsung duduk ditempat biasa ia duduk. Dilihat tempat itu sudah diisi cowok memakai converse putih lusuh dan ransel hitam yang penuh dengan buku tebal.

Fani kesal.
"Hei! Ini tempat gue, sorry boleh cari tempat lain?"

Cowok dingin itu tetap saja diam

"Damn,Cowok ini budeg", ucap Fani dalam hati
F

ani kembali berteriak, "Hei!"

Masih belum ada jawaban.

Terlihat ada headset ditelinganya, Fani langsung melepaskannya.
"Maaf gak sopan, tapi lo lebih gak sopan karena sengaja gak denger gue".

Fani mengamati wajah cowok itu dengan detail.
"Lo cowok yang tadi kan?!", "Kenapa harus lo lagi sih!"

Berisik.

Cowok dingin itu pergi setelah mengabaikan Fani.

"Atas dasar kata sabar, gue maafin lo!", Teriak Fani sambil menunjuk cowok itu.
"Masih ada aja ya orang yang gak punya attitude kayak gitu, sabar-sabar. Jangan rusah harimu Fan!", Fani mulai damai dengan dirinya sendiri, ia memakan makanannya dengan lahap, makanan yang Fani makan adalah makanan yang selalu ia idamkan dirumah.

Fani Mikhayla, mungkin seseorang mengenalnya adalah orang yang Melankolis tapi super galak. Tapi tidak berlaku kepada anak kecil.
Fani yang melihat anak kecil sedang melihatnya makan dari jauh langsung menghampiri anak itu, "kamu mau makan? Sama kakak yuk".
Anak itu hanya mengangguk.
"Oke, kamu mau makan apa? Coba tunjuk"
Sambil melihat makanan yang ada warteg anak itu memilih makanan yang sama seperti Fani.

Fani yang tengah duduk dengan anak itu penasaran dengan kehidupan anak kecil itu. Dilihat dari pakaiannya, ia tampak seperti anak orang terpandang, memakai kemeja hitam putih seperti pakaian pesta.
Dan Fani pun memberanikan niatnya,
" De, kakak boleh tanya?"

Dan lagi lagi anak kecil itu hanya mengangguk.

"Kamu dari mana de?, Kamu sudah selesai pesta?"

Anak kecil itu menjawab memakai bahasa tubuh, fani kaget karena ternyata anak itu seorang tuna wicara. Untung saja Fani pernah belajar Bahasa Isyarat karena tantenya juga tuna wicara.

Anak kecil itu menjawab, "aku ditinggal papa dan mama, aku kehilangan kakak",
Begitu isi dari isyaratnya.

"Boleh kakak bantu kamu? Sementara kamu tinggal dulu dirumah kakak sampai kakak tau keluarga kamu"

"Kakak bukan penculik kan?" (Bahasa isyarat)

"Jelas bukan, kakak cuma ingin bantu kamu"

" Aku ikut kakak, terima kasih"
Mendengar ucapan terima kasih dari anak kecil itu seperti mendengar pengharapan yang ia tunggu-tunggu, fani menangis diam-diam dan langsung menghapus air mata nya saat itu juga.


_____

Thank You
& Continue___



Rasa Untuk Aksa// Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang