Pagi yang diguyur hujan deras menandakan hari ini akan menjadi hari kemalasan tingkat tinggi.
Setelah bersiap aku segera menuju ke kantor yang selama 5 tahun ini sudah aku tempati. Untuk menjadi CEO di perusahaan papa adalah perang batin terberat yang pernah kurasakan, yang diawalnya aku enggan namun karena suatu peristiwa yang membuatku menetapkan hati untuk mencari kesibukan.
"Halo sayang" suara mama terdengar dari saluran telefon
"Hai mama, apa kabar? Papa?" tanyaku sambil mengendarai mobil
"Baik sayang, papamu juga baik. Saat ini kami sedang bersantai di gardaValley" ujar mama
"GardaValley? Bukannya itu proyek papa yang baru 1 tahun lalu aku urus kan? Udah jadi emang?" Tanyaku terkejut
"Iyaa sayang, udah jadi. Minggu lalu diresmikan, mama ingin mengundangmu tapi sekertarismu mengatakan kalau kau sedang mengurus kerja sama dengan perusahaan DeriaCorp" jelas mama
"Ohiya, memang Xendra minggu lalu sedang di German mengurus kerja sama" ujarku membenarkan
"Iyaa mama dengar dari papa" ujar mama "ohiya sayang sudah dulu yah, mama mau main golf sama papa dan uncle Damian" lanjut mama menutup sambungan.
---Sesampainya di kantor,seperti biasa banyak kariawan yang menyapaku dan kubalas dengan sapaan dan senyuman.
Sesampainya di ruangan khusus yang berada di lantai 9, aku langsung menemui sekertarisku untuk meminta jadwal pertemuan.
"Elle, bisa minta jadwal pertemuan? Tolong copy dan bawa kedalam" ujarku sambil tersenyum
"Siap bu" ujarnya sopanElle adalah sekertarisku selama ini, dia juga sangat dekat padaku, namun pada jam kerja dia akan berakting layaknya boss dan anak buah, namun saat free kita akan seperti saudara.
Sesampainya di dalam ruangan, aku meletakkan tas ku di meja dan berjalan ke arah kaca besar yang menyajikan pemandangan kota yang ramai saat jam segini.
"Permisi bu, ini yang ibu minta" ujar Elle membuyarkan lamunanku
"Iyaa makasih, simpan saja di meja" ujarku membalikkan tubuhku
"Xendra, kau masih mengingatnya?" Tanya Elle menatapku prihatin
"Ha? Tentu tidak El, dia hanya bagian masa lalu" ujarku berusaha tersenyum
"Tapi matamu mengatakan kau mengingatnya, Xendra kita sudah bersama dari dulu, kau bisa berbohong pada siapa saja tapi tidak padaku" ujarnya menarikku untuk duduk di sofa
"Sebegitu kentaranya kah" ujarku menahan tangis
"Dra, ini sudah berjalan hampir 6 tahun, tapi kau tetap saja mengingatnya. Cobalah buka hatimu" sarannya
"Sudah kucoba untuk melupakannya, namun dengan cara mencari kesibukan, aku masih terlalu takut untuk membuka hati" cicitku
"Sudahlah, kalau seperti ini akhirnya pasti kau minta sendiri dan menutup jadwal pertemuanmu" ujarnya mengakhiri
"You know me so well, sist" ujarku tersenyum.
"Oke, waktunya kerja, kesibukan nomor satu" ujarnya menyemangati
"Baiklah" ujarku terkekehSetelah pulang kantor, aku merencanakan untuk ke supermarket karena persediaan bulanan ku telah habis.
Hari ini supermarket lumayan ramai karena ada promo great sale. Lorong pertama yang aku datangi adalah snack
"Coklat..check, chiki...check" ujarku memastikan
"astaga kenapa bagian mineral snack paling atas" gerutuku melihat snack kesukaanku berada pada etalase paling atas
"Mm permisi mau saya bantu?" Tawar seorang lelaki berwajah seperti dewa Yunani namun terkesan dingin
"Eh itu iyaa" ujarku terkejut
YOU ARE READING
Never end
RomanceWanita itu mengira bahwa hampir 5 tahun dia sendiri artinya dia tidak membutuhkan pria, namun perkiraan itu dibantah oleh sebuah tragedi yang berhasil meluluh lantakkan perasaan wanita tersebut kepada seorang pria dingin dan tak tersentuh, yang tern...