part 1

57 3 2
                                    

Aku terduduk dipojokkan sekolah , mungkin tak ada yang dapat melihatku sekarang . Semua terasa sangat bising , yah inilah jam istirahat disekolahku . Semua menuju kantin dengan teman-teman , becanda , tertawa dan bercerita . Hanya aku yang tak memiliki teman , hidupku tanpa teman juga tanpa musuh . Tak ada orang yang benar-benar tulus saat berkata "Bisakah kita berteman?" Sebelum kejadian ini aku memiliki sahabat .  Sahabat yang membuat hidupku berwarna dan ceria . Tapi kemudian dia pergi dan hilang entah kemana . Setiap hari kita berpapasan dan setiap kita berpapasan kita hanya saling menatap tanpa satu katapun terlontar dari mulut kami . Semua hanya menganggap aku ini orang aneh , pendiam , penyendiri , hah? Tau apa mereka tentang hidupku?? Terkadang mereka tak tahu apa yang ada di balik tatapan mataku , tak ada yang mengetahuinya kecuali aku . Tatapanku adalah tatapan yang penuh kebencian , keputus asaan , tetapi tak ada yang akan sadar mengenai hal itu . Setiap hari semua berjalan dengan sama , dari aku masuk sekolah di pagi hari sampai siang hari pulang sekolah , tak ada yang menganggapku ada . Aku takut , aku takut menjalani hidup ini , hidup yang membuatku menangis tersedu-sedu , hidup yang malah membuatku meratapinya bukan mensyukurinya . Terkadang aku bingung apa yang harus ku lakukan? Mengapa tak ada seorang pun yang mau berteman denganku? Apakah karena aku jelek? Tidak populer? Semua tuduhan-tuduhan aneh mengenai aku itu tidak benar! Aku bukan pendiam jika kalian mengajakku bicara , aku tak tahu harus apa . Semua anak disekolahku mengucilkanku dengan alasan tersendiri . Aku tak sanggup lagi , aku pun menangis di pojokan tempatku duduk . Tak ada satu orang pun yang menyadarinya , suara tangisanku , kesendirianku , semuanya bahkan seperti tak nyata untuk mereka . Semuanya terasa tak adil bagiku , dulu semuanya tak begini , aku dimanja , disayang , diperhatikan dan dianggap . Dulu dunia ini seperti surga yang selalu ceria namun sekarang? Hah? Apakah artinya hidup? Bagiku hidup hanyalah kesengsaraan , dan kesendirian . Tak terasa  bel istirahat telah dibunyikan bertanda istirahat telah usai . Aku berdiri , mengusap air mataku yang membasahi pipiku dan berjalan menuju kelasku , kelas yang sangat amat suram . Di kelasku aku sendiri , yah seperti kataku aku tak memiliki teman dan tak memiliki musuh , walaupun mereka benci sama aku , aku tak apa . Aku ingin cepat pulang batinku saat pelajaran dimulai , ini masih jam pelajaran ke empat dan pada jam pelajaran ke sembilan kami baru akan pulang . Setiap pelajaran terasa sangat berat dan membosankan , saat jeda pada setiap pelajaran aku hanya merenung , merenung , dan merenung atau melihat teman-teman dikelasku yang sedang asyik bercanda bersama temannya . Bagi mereka jeda pelajaranlah yang sangat mengasyikan , bagiku saat pelajaranlah yang yahh.. paling tidak , tidak membosankan . Semua  kesendirianku begitu menyakitkan . Pengkhianatan? Ditusuk dari belakang? Ditinggal teman? Sebut saja semua sudah pernahku rasakan . Setiap orang seakan membenci diriku , dan aku tak mengerti alasan mereka . Perasaanku setiap harinya semakin aneh , semakin suram dan semakin tidak mengerti atas kehidupan , kehidupan yang meungkin bagi kalian mengasyikan itu , bagiku hanyalah sebatas kesengsaraan semata . Jika aku boleh memilih , dan aku tahu bagaimana rasanya bila aku hidup di dunia dengan keadaan seperti ini , aku tak akan memilih untuk menjadi hidup . Mungkin aku akan memilih untuk menjadi debu , yang mungkin sama artinya dengan diriku sekarang , tetapi tak perlu merasa malu karena debu tak memiliki perasaan , walaupun mereka disingkirkan seperti diriku . Banyak yang bilang hidup ini memang kejam , tetapi banyak juga yang bilang hidup ini sangat menyenangkan , membingungkan bukan? Yah aku tahu memang membingungkan , mugkin ada masanya aku akan menemukan saat-saat bahagia dalam hidupku Mungkin . Semua akan terasa berat saat hatimu sudah tak sanggup berkata-kata , matamu sudah menolak untuk menangis , dan jiwamu sudah tak tahan menghadapi cobaan hidup . Aku melamun saat pelajaran , hingga akhirnya "Aletea! Kamu tak memperhatikan saya? Apakah kamu sudah merasa pintar?!" Teriak Bu Ann , seluruh anak langsung menatapku dengan sinis , mata yang melihatku dengan kebencian , ditambah lagi dengan kejadian ini , mereka akan menganggapku lebih dari sekedar beban bagi mereka . Aku pun segera tersadar , bukan tatapan mereka yang harus ku khawatirkan sekarang melainkan tatapan Bu Ann . Aku pun menjawab " Bukan begitu bu , hanya saja hari ini aku kurang enak badan . " kataku , tiba-tiba anak-anak lainnya berbisik kepada teman mereka , bisikannya terdengar seperti ' dia baik-baik saja' 'alasan , dasar tukang bohong ' ' bilang aja cari muka ' dan lain sebagainya yang membuatku nyaris menjatuhkan air mata . Memang aku tak berbohong , perasaanku itu telah membuatku merasa tak enak hari ini . Bu Ann pun menatap diriku , seakan ia akan memangsaku saat ini juga , namun tatapannya ternyata tak semenakutkan tindakannya padaku . Ia memegang keningku dan bertanya dengan suara yang lebih halus dari sebelumnya " Suhu badanmu memang tinggi , apa kamu masih bisa mengikuti pelajaran Aletea? " tanyanya , kacamatanya sudah nyaris di ujung hidung , ia pun menaikannya , " Tak apa bu , saya masih dapat mengikuti pelajaran , nanti jika saya tidak kuat , saya akan meminta izin untuk ke UKS . " kataku berusaha sebijak mungkin. Tanpa berkata apapun , Bu Ann pun pergi dan kembali mengajar Matematika . Anak-anak kelasku pun memalingkan kepala dan kembali memperhatikan Bu Ann , mungkin mereka hanya takut kejadian yang tadi menimpaku menimpa mereka juga , Bu Ann memang guru yang tegas , namun ia juga baik hati dan pengertian . Setelah kejadian itu , aku pun tak berani melamun lagi di pelajaran Bu Ann saat itu . Huh untung ini pelajaran terakhir batinku , aku ingin sekali pulang walaupun rumahku sepi tetapi itu lebih baik daripada kelas ini . Bel terakhir pada hari ini pun berbunyi , pelajaran berakhir dan akhirnya kami pulang . Aku adalah manusia yang paling gembira saat pulang sekolah . Yah hanya saat itulah aku tak menangis melainkan TERSENYUM . Aku menjadi manusia pertama yang semangat untuk keluar dari kelas yang lebih tepat 'Neraka' bagiku . Yah... walaupun aku pulang ke rumah yang terasa seperti 'penjara' itu lebih baik dibandingkan neraka setidaknya . Anak-anak lain terlihat malas pulang , karena mereka harus kursus atau les setelah sekolah dan aku? Siapa peduli dengan aku? Semejak ada Layla di rumah semua mengalihkan perhatian dariku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Note Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang