"Ryujin..." rasa takut yang mendalam terlihat di wajah Sana saat mendengar tangisan anak itu.
Kegembiraan di wajah semua orang terhapus dan digantikan oleh kekhawatiran.
Kalau biasa kebetulan mungkin mengira bahwa anak itu hanya tersandung, tapi ada banyak kemungkinan saat ini.
"Sana!" teriak Wonwoo dan Yerin sambil terus berlari mengikuti temannya.
Bahkan Jennie yang mendengar itu juga langsung melemparkan tongkat baseball-nya sebelum berlari ke arah sumber suara.
Tepat di belakang Jennie ada Rosé dan Jimin yang ikut mengerjar mengabaikan teriakan yang lain.
Mereka langsung menuju ke gerbang halaman depan rumah dan terkejut melihat alasan Ryujin berteriak.
"B-Bagaimana..." Jimin berjongkok di aspal sambil menatap kaki yang berlumuran darah.
Zombie itu seperti mengetuk gerbang hingga menimbulkan suara.
Tubuh Ryujin yang gemetar langsung di peluk oleh Sana, sementara Yerin dan Wonwoo berusaha menenangkan sambil membawanya pergi ke dalam rumah.
"Bagaimana dia bisa sampai di sini?" tidak ada yang merespon bisikkan Jennie selama beberapa detik.
"Perjalanan dari jalan utama untuk mencapai tempat ini membutuhkan waktu 30 menit, dan dia hanya berjalan kaki? Tanpa mengikuti suara apa pun?"
"Kita harus membunuhnya." Rosé menatap gerbang yang bergerak dari waktu ke waktu saat makhluk di luar menabraknya.
Jennie mengangkat alis, "Tapi dia sudah mati."
Rosé menghela napas sebelum melihat kembali ke kakaknya, "Kamu tahu apa maksudku."
"Aku saja." Jimin berdiri dan menyandarkan tongkat baseball di bahunya.
"Mau aku ambilkan pedangku?" tanya Rosé cepat.
"Kamu bisa memakai tangan kanan untuk melempar bola baseball, tapi kamu tidak bisa mengayunkan pedang mu."
Secara bersamaan ketiganya menoleh ke pembicara. Mereka menunggu
Jungkook yang akhirnya sampai.Sarung tangan itu tidak lagi di tangannya dan dia membawa tongkat baseball emas miliknya yang dilempar Jennie tadi.
"Ayo." Jungkook melewati ketiganya dan mengintip ke bawah gerbang.
"Tunggu!"
Semua orang berbalik lagi dan kali ini June yang mereka lihat. Di berjalan mendekat sambil membawa senapan.
"Hanya ada satu di luar?"
Jungkook mendongak dan mengangguk untuk menjawab.
"Ayo tembak saja."
"Aku setuju." Rosé membuang muka dari temannya dan menoleh ke Jungkook yang sekarang sudah memegang kunci gerbang.
"Menggunakan senapan akan menghilangkan risiko digigit."
"Gerbangnya tinggi. Bagaimana kamu bisa membidik?" tanya Jennie.
June tersenyum lalu mengangkat tangannya yang memegang senapan,
"Hanya butuh sedikit membuka gerbang saja.""Membuka gerbang akan mengeluarkan suara." Jimin mengingatkan. Dia menunjuk ke kaki yang terlihat dari bawah gerbang, "Itu... adalah zombie. dia akan mengikuti suara apa pun."
Seringai di wajah June tidak kunjung hilang saat dia berbicara lagi, "Kalau begitu aku berjanji untuk menembaknya bahkan sebelum dia bisa menyadari kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanfictionRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...