Part 2

426 59 7
                                    

Sejak ia menemukan luka yang mirip dengan luka akibat cutting, Jihoon menjadi pribadi yang lebih memperhatikan Soonyoung. Dari satu sisi ia bahkan terlihat seperti seorang detektif yang sedang mematai Soonyoung.

"Gimana hari ini Ji?" tanya Seokmin. Memang Seokmin lah satu-satunya orang yang tahu tentang hal ini, dan sejak Jihoon menceritakan tentang luka garis yang muncul di lengan bawahnya Seokmin setuju untuk menutup mulut dan membantu Jihoon untuk mencari tahu mengenai Soonyoung.

"Dia masuk si hari ini, dan kaya biasa aja. Kaya Kwon Soonyoung yang kita kenal." jawab Jihoon singkat. Ia mengusak wajahnya kasar, merasa lelah karena ternyata Soonyoung adalah sosok yang sangat misterius.

"Eh iya, hari ini dia bakal turun balapan, tadi denger dari temennya si Myeongho."

Seperti habis mendapat lotre, wajah Jihoon langsung cerah mendengar berita itu dari Seokmin, "Lo tahu tempatnya kan? Nanti kita kesana."

**

Malam telah tiba dan saat ini Seokmin dan Jihoon sudah berada di sirkuit balap ilegal yang berada di pinggir kota. Tak lama terlihat sebuah mobil mewah berwarna biru metalik memasuki sirkuit yang menarik perhatian penonton. Di dalam terlihat seseorang pemuda berkulit putih dengan rambut hitam kelam di balik kemudi, sedangkan di sampingnya ada lagi pemuda dengan surai kecoklatan.

"Siapa?"

"Choi Seungcheol dan Jeon Wonwoo, lo gak tau mereka? Legenda kampus sebelah si katanya informan gue." bisik Seokmin. Mata Jihoon memincing karena jarak yang tidak terlalu dekat dengan sirkuit.

Tak lama, terlihat sebuah mobil merah menyala dengan lidah api menghiasi body-nya tiba di sirkuit. Kedatangan mobil merah itu membuat para penonton langsung berteriak bersemangat. Dari kejauhan Jihoon bisa melihat sosok Soonyoung di dalam mobil itu dengan pemuda yang tempo hari ia lihat di pesta Soonyoung.

"Kim Mingyu itu. Katanya sih pacarnya Soonyoung. Wah gila, ini pertandingan anak konglomerat semua!" kata Seokmin terheran. Bisa melihat sosok yang ia panggil anak konglomerat itu secara bersamaan selain saat rapat bem antar provinsi itu memang sangat jarang, terlebih mereka bertiga terlihat sangat tidak bersahabat.

Penumpang kedua mobil mewah itu keluar dan berjalan menuju tengah. Kemudian terlihat seorang pemuda yang menghampiri dengan sebuah toa di tangannya.

"Selamat malam semuanya. Jadi, hari ini, lagi-lagi pertandingan antara Kim Mingyu dan Choi Seungcheol. Setelah tiga hari kemarin Kim Mingyu berhasil menyamakan skor dengan mengalahkan Choi Seungcheol. Oke, tak perlu berlama-lama, karena ini adalah pertandingan final maka silakan sebutkan hadiah yang anda inginkan."

Ucapan si pembawa acara memeriahkan suasana, semua orang mulai menyerukan jagoan mereka masing-masing. Sedangkan Jihoon malah menjatuhkan pandangan pada Soonyoung yang bersembunyi takut di belakang tubuh bongsor Mingyu.

"Gue mau semua koleksi mobil lo." ujar Mingyu yang mengundang seruan dari semua penonton disana.

"Bajingan gila." tanggap Seokmin yang dibalas dengan anggukan dan cibiran dari Jihoon.

"Kalau gue menang, lo harus putus dan serahin Kwon Soonyoung, pacar lo ke gue."

Mata Jihoon membola mendengar ucapan Seungcheol. Namun, para penonton semakin keras berteriak atas ucapan Seungcheol.

"Udah gila dia."

***

Jihoon dan Seokmin memutuskan untuk menunggu pertandingan dari dalam mobil. Seokmin terlihat gusar dalam duduknya, sedangkan sosok Jihoon tampak tenang.

"Ji?"

"Hm." jawab Jihoon singkat. Seokmin tahu, kalau Jihoon sudah diam seperti ini merupakan pertanda tidak baik.

"Ini...gimana?" tanya Seokmin pelan ketika melihat mobil biru metalik milik Seungcheol yang muncul di garis finish.

"Apa yang milik gue, gue bakal ambil apapun caranya." jawab Jihoon dengan suara datar yang membuat Seokmin berjengit takut sesaat.

Mata sipitnya fokus pada sosok Soonyoung yang terlihat takut di sana dengan lengan Seungcheol di pinggangnya. Tanpa sadar tinjunya mengepal dan giginya berderit melihat hal tersebut.

"Lo minggir dulu, biar gue yang bawa mobilnya."

Seokmin menatapnya ragu, "Ji, lo yakin?"

Jihoon tidak menjawab dan keluar dari mobil, ia berjalan memutar mobil dan membuka pintu kemudi. Seokmin masih memandang Jihoon ragu, namun ia tetap keluar dari balik kemudi dan duduk di kursi Jihoon.

Jihoon menyetir dengan kecepatan diatas rata-rata, matanya hanya berfokus pada mobil biru metalik Seungcheol yang juga berjalan cepat membelah jalanan pinggir kota yang sepi. Hingga sampai di tikungan, Jihoon berhasil menghentikan mobil Seungcheol. Jihoon dengan tenang membuka pintu mobil dan berdiri tepat di depan mobil Seungcheol.

Ia tidak berkata apapun, namun hanya mengangkat tangannya dan mengisyaratkan agar Seungcheol keluar dari sana.

"Brengsek, siapa lo?!!" teriak Seungcheol dengan amarah di ubun-ubun. Dari dalam sana terlihat Soonyoung yang duduk di kursi samping kemudi tengah menatap Jihoon dalam keterkejutannya.

"Heh, bangsat! Mau lo apa?!"

"Mau gue? Dia." ujar Jihoon dengan suara rendah. Ia balas menatap Soonyoung yang masih membatu.

Jihoon menangkap tinju Seungcheol yang diarahkan padanya, dan kemudian ia memelintir lengan Seungcheol hingga pemuda itu jatuh menghantam aspal jalan.

"Lepasin dia atau bisnis narkoba lo dan bisnis senjata ayah lo gue hancurin. Gue tahu lo kenal gue, dan lo tahu gue bukan orang yang suka bercanda. Apalagi menyangkut soulmate gue." bisik Jihoon tepat di telinga Seungcheol.

"T-tapi bukan gue! Lo harusnya salahin Kim Mingyu!!" sanggah Seungcheol.

"Berisik." Jihoon menanggapi singkat. Ia kemudian melepaskan tangannya dari lengan Seungcheol dan berjalan mendekati Soonyoung.

Ketika ia membuka pintu mobil itu, mata Soonyoung yang berkaca-kaca langsung menyapanya. Ia perlahan mengambil telapak tangan Soonyoung dan menarik pemuda itu keluar dari sana.

Seokmin dari dalam mobil hanya bisa terdiam, ia terheran melihat Seungcheol hanya terdiam ketika Jihoon mengambil Soonyoung didepan matanya. Padahal ia bisa lihat kalau Seungcheol sangat menginginkan Soonyoung.

Cklek...

Pintu belakang mobil Seokmin terbuka dan masuk lah Soonyoung dan Jihoon. Seokmin masih terdiam dan hanya memperhatikan dari kaca.

"Seok, tolong lo yang nyetir dulu ya." pinta Jihoon yang diangguki oleh Seokmin yang beralih posisi lagi.

****

"Gue tunggu penjelasan dari lo, Ji" ucap Seokmin sebelum menutup pintu apartemen Jihoon.

Jihoon menghela napas dalam dan berjalan menghampiri Soonyoung yang duduk di sofa dengan posisi memeluk kakinya sendiri.

"Soonyoung, mau minum? Lo oke?"tanya Jihoon pelan. Soonyoung menggeleng pelan. Ia masih saja betah melamun dan mengabaikan Jihoon.

"Tadi itu...apa?"

"Soonyoung, gue boleh lihat lengan kanan lo?" tanya Jihoon. Soonyoung menyodorkan lengan kanannya ke arah Jihoon. Soonyoung sempat menahan Jihoon yang berniat menggulung lengan panjang yang dipakainya, namun setelah itu ia membiarkannya.

Jihoon mengelus garis-garis luka di lengan bawah Soonyoung, kemudian membubuhkan sebuah ciuman kecil di sana. Soonyoung melihat hal itu hanya terdiam, tidak memahami dirinya sendiri padahal ia baru saja mengenal sosok Lee Jihoon ini, namun entah mengapa hatinya merasa lega dan rindu ketika melihat dan mendengar namanya.

Jihoon kemudian menarik lengan kanan jaket yang dipakainya dan menunjukkannya ke arah Soonyoung. Bagaimana luka di lengan Soonyoung sama persis dengan apa yang dimiliki Jihoon.

Soonyoung terkesiap, ia menatap mata Jihoon yang tengah menatapnya, dan tanpa berkata langsung memeluk Jihoon hingga pemuda itu terjatuh terlentang di sofa.

"Hiks... hiks... kenapa lo lama banget? Gue udah nunggu lo dari lama?" isak Soonyoung. Ia menangis sambil memukul punggung Jihoon.

"Maafin gue, it took me so long to realize it."

*****

â𝙢𝙚 𝙨𝙤𝙚𝙪𝙧 | hoonsoon shortficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang