• semangat • [11]

52 8 0
                                    

Vomment nya dulu ,
And happy reading-!

—si dingin—

Keringat bercucuran dimana-mana, nafas tidak beraturan namun tekad untuk menang selalu menetap di gadis kelahiran Juli itu

Lia selalu berhasil merebut bola dari sang lawan begitu juga saat melemparkan bola besar itu ke dalam ring

Lia mengode Yuna supaya bola yang dipegangnya di lempar ke arahnya, Yuna yang tahu itu bergerak cepat

Hap!!

Gotcha!!

"Cewek ajaib" gumam Yoga

'Fokus! Fokus! Fokus!'

"HEADSHOOT!!!!!!" Lia berhasil memasukkan bola ke dalam ring di akhir permainan

Grup putra bersorak riang sampai loncat-loncat dan berpelukan :')

Nafas Lia tersengal-sengal, badannya terasa sakit dan kepalanya pusing pandangannya seakan berputar

Tenaganya kali ini terkuras habis

Bruk!!

"Aaaaa!!-"

Lia langsung diangkat menggunakan tandu oleh anggota kesehatan dan yang lainnya mengikuti Lia

Lisa dan lainnya menghela nafas di dalam hatinya ia merasakan senang dan sedih. Lia menunjukkan bahwa dia bisa, gadis itu tidak peduli walaupun fisiknya terluka

…ᘛ⁐̤ᕐᐷ

Sudah pukul tujuh malam Lia belum juga siuman

"Pak gimana kita bawa Lia ke rumah sakit?" Ujar Acha mengkhawatirkan gadis yang di dalam tenda kesehatan

Yuna masuk ke dalam tenda kesehatan untuk menemani Lia namun ada yang aneh dengan gadis ini

Yuna sedikit menempelkan jari telunjuknya di bawah lubang hidung Lia Yuna panik ia mencoba memastikan kembali, ia berinisiatif untuk menempelkan telinganya di bagian jantung Lia

Yuna membelalakkan matanya ia pun keluar dari tenda untuk bertemu dengan pak Agung

"Pak cepet bawa Lia ke rumah sakit!! I-itu kak Lia" Yuna sudah panik sekali sampai tidak bisa berucap lagi

…ᘛ⁐̤ᕐᐷ

Akhirnya Lia di bawa ke rumah sakit terdekat

"Kalian pulang aja ini udah malem, nanti kalian di cariin sama orang tua kalian" ucap pak Agung. Acha mengotak-atik hp Lia ia sedang mencari nomor bundanya Lia

"Hallo tante, i-ini temennya Lia"

"..Lia masuk rumah sakit"

"I-iya tan, nomor kamarnya 234" telepon di matikan oleh bundanya

Satu per satu mereka memutuskan untuk pulang ke rumah meninggalkan pak Agung, Lino dan Yuna

Tidak lama pintu kamar terbuka menampilkan perempuan paruh baya dengan raut paniknya

"Makasih ya udah bawa anak saya ke sini" ucap bundanya Lia dengan berterima kasih

"Tante jangan panik ya, kak Lia gapapa kok kata dokter kak Lia cuman kecapekan aja" ucap Yuna mendekati bundanya Lia

Pak Agung dan Yuna keluar, Lino dan bundanya Lia sedang berbincang

"Kamu yang sering nganterin Lia pulang ya?" Lino mengangguk

si dingin || Lee Know x Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang