Wolcome.

158 18 2
                                    

_________________________

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________















Hongjoong rasa tidak ada yang lebih berat daripada berdiri berjam-jam senambi memakai pakaian mewah yang berton-ton beratnya

Hiperbola memang, tapi tidak dengan apa yang ia rasakan.

Sejujurnya, ia tidak tahu apa motivasi kerajaan untuk membuat baju yang semenyebalkan ini untuk ia dipakai. Ia akui baju ini terlihat indah dan mewah dengan banyaknya berlian yang menempel, juga bulu-bulu sehalus bludru yang tersampir dijubahnya. Tapi, ayolah, ia bahkan tidak bisa berfikir jernih dengan pakaian sepanas ini

Sudah lebih dari tiga bulan ia menggantikan posisi ayahnya yang telah tiada. Hongjoong kira, pekerjaannya tidak akan seberat ini.

Tiap hari mendengar isak tangis para warganya yang belum merelakan kepergian sang ayahanda, Raja Eden. Atau banyaknya keluhan dari para warga akan banyaknya hal yang belum terurus semenjak Hongjoong dinobatkan menjadi raja yang baru.

Tidak! Hongjoong tidak akan menyerah semudah itu.

Apa kata almarhum ayah dan bundanya jika melihat anak semata wayangnya ini tidak bisa meneruskan apa yang mereka rintis.

Tapi, ia juga manusia. Masih banyak yang harus ia pelajari tentang sistem kerajaan ini, ia hanya berharap warganya bisa menunggu sedikit lebih lama lagi. Namun, Hongjoong rasa itu hanya harapan.

Matanya menatap tajam air danau didepannya. Rautnya datar dan tenang, tapi tidak dengan hatinya yang diselimuti kegelisahan.

Hongjoong berfikir, bagaimana rasanya menjadi ikan?

Setaunya, ikan hanya memiliki kemampuan untuk mengingat suatu hal selama tiga detik, bukannya itu terdengar menyenangkan. Dengan ingatan sependek itu, ia tidak akan mengingat lagi kewajibannya, juga tidak akan ingat caci maki yang warganya lontarkan kepadanya.

Walau dinginnya air terasa menusuk kulit, Hongjoong rasa itu tidak lebih menyakitkan daripada hujaman caci maki yang ia rasakan tiap hari

Bahunya ditarik kuat hingga badannya berbalik arah. Hanya kerudung merah, dan topeng hitam yang menutupi mata yang ia dapati.

Cantik.

Hongjoong tidak tahu apakah ia sudah berada disurga karena ia jelas tahu bahwa orang didepannya sangat cantik, padahal Hongjoong hanya dapat melihat bibir ranum dan hidung bangir orang didepannya ini.

"Perkenalkan, nama hamba Hwa, tuanku. Izinkan hamba meminta satu hal,"

Hongjoong tetap diam disaat pemuda didepannya mendekatkan diri, menghembuskan nafas tepat ditelinganya

"Tetaplah hidup, tuanku."
















________________________

R E D R I D I N G H O O D
______________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Red Riding Hood | JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang