Kesempurnaan melekat padamu.
Mata indahmu mengusik jantungku.
Setiap katamu membuat diri terpaku.
Tuhan terlalu mengindahkan dalam penciptaanmu, Semestaku.
~alukaalkenzia~•••
Ramaikan dengan komen kalian🤗
Kasih tahu kalau ada typo:)
Author POV
Di sinilah sekarang Fernan berada, di depan bankar rumah sakit. Tubuh anak gadis semata wayangnya sudah terbaring dengan mata yang memejam sempurna. Fernan mengamati wajah lesu Aluka yang dipenuhi luka dan perban yang melingkar di kepala.
Wajah yang selalu memberi kedamaian dengan tatapan teduh dan senyum manisnya.Ceklekk
"Maaf permisi. Dokter ingin menemui anda."ucap seorang suster.
Fernan hanya mengangguk menanggapi kemudian beralih keluar dari ruang rawat Aluka.
"Kasihan ya kamu. Masih muda tapi sudah menghadapi ini."gumam suster itu, yang masih dapat didengar oleh Fernan.Fernan menyusuri koridor rumah sakit untuk menuju ke ruangan Dokter. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Alfen, Syia, dan Bernan. Mereka datang dengan langkah santai seperti tidak ada raut khawatir sama sekali.
"Apa dia mati?"tanya Bernan ketika berhadapan dengan Fernan.
Fernan hanya memberi tatapan dingin ke arah mereka bertiga.
"Dia selamat?"pertanyaan yang keluar dari mulut Syia mengalihkan atensi mereka.
Bagaimana bisa dia sebagai seorang Ibu menanyakan hal seperti itu. Memangnya apa yang dia harapkan."Kamar Raflesia VIP."jawab Fernan kemudian hendak pergi untuk menuju ruangan Dokter.
"Biar Ayah saja yang pergi. Kamu kembali saja ke sana."cegah Bernan.
Fernan mengedikkan bahunya acuh, padahal ada sedikit rasa curiga ketika Ayahnya meminta agar dia saja yang menemui Dokter.
Fernan beralih kembali menuju ruang rawat Putrinya diikuti oleh Alfen dan Syia di belakang.
...
Ceklek
Pintu kamar rawat Aluka terbuka menampilkan ketiga orang yang masuk ke dalam dengan raut datar dan tatapan dingin. Membuat Suster yang menunggu Aluka bergidik ngeri.
"Eh.. Anda sudah kembali? Kalau begitu saya permisi."pamit Suster itu dengan gugup.
Setelah Suster meninggalkan ruangan, suasana canggung menyelimuti ruangan ber AC tersebut.
Atmosfer terasa sangat panas padahal AC di sana menyala.
"Fer?"panggil Syia sembari melangkahkan kakinya menghampiri Fernan."..."tidak ada sahutan dari Fernan. Dia menyenderkan badan tegapnya pada tembok rumah sakit dengan tangan yang bersidekap di depan dada dan mata yang terpejam.
"Lo peduli sama dia?"tanya Syia setelah berada di samping Fernan.
"Haha. Gue nggak tahu. Tapi gue benci jika ada orang lain yang menyakiti dia kecuali gue."jawab Fernan masih dengan mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluka (Proses Penerbitan)
Ficção Adolescente"Ma, Aluka sakit. Boleh aku tidur sama mama?" "Pergi! Kamu di rumah papamu saja!" ··· "Aluka buatin makanan kesukaan papa." "Bisa kamu pergi dari hadapan saya?!" ··· Aluka Alkenzia. Gadis dengan seluruh luka yang dirasa namun tetap menabur kasih unt...